Tiada yang menyangka, dibalik kebersahajaan figur tokoh kesehatan satu ini banyak sekali ilmu yang dapat digali dari pengalaman sepanjang hidupnya.
Ketika beliau diminta menceritakan singkat perjalanan karir beliau di bidang kesehatan, dokter kelahiran 50 tahun silam ini mengawali dengan senyuman. Sebuah senyuman sederhana namun memiliki kedalaman makna yang terukir dari pengalaman 20 tahun lebih dalam bidang kesehatan.
Beliau mengisahkan, dirinya tidak pernah menyangka pada awalnya kalau akan berkiprah di bidang kedokteran. Ketika itu ayah yang dianugerahi dua orang anak ini sedang mencoba mendaftar di berbagai perguruan tinggi. Begitu dirinya mendapati kesempatan untuk mengemban ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), beliau tidak mau menyiakannya.
Bidang kedokteran ditekuni beliau hingga lulus dari FKUI pada tahun 1984. Kemudian nasib membawanya ke daerah provinsi Bengkulu. Dimana beliau sempat menjabat kepala puskesmas dibeberapa kabupaten diprovinsi tersebut selama kurang lebih 3 tahun lamanya.
Beliau juga pernah menjabat sebagai Kepala Suku Dinas Pelayanan Kesehatan Jakarta Barat pada tahun 2005 - 2008.
Kini, setelah 20 tahun lebih beliau berkiprah dibidang kesehatan, nasib membawa dirinya dipercaya untuk menjabat sebagai Direktur RSUD Budhi Asih, Cawang, Jakarta.
Sebagaimana seorang pemimpin, posisi strategis beliau semakin memiliki tanggung jawab yang besar pula. Dirinya benar-benar sadar betul apa itu arti dari kedisiplinan. Karena sedikit banyak perilaku dari pemimpin akan memberikan contoh kepada anak buahnya.
Dalam usahanya untuk memberikan layanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat, dirinya dihadapkan pada polemik komplekstisitas dari karakter ke sekitar 800-an pegawai RSUD Budhi Asih.
“Manusia ini kan terdiri dari jutaan gen, setiap gen mewakili satu pembawaan kepada sebuah karakter, jadi ya kita ketemu orang macem-macem. Ada yang baek, ada yang egois, ada yang sombong, dari yang lulusan SD sampe yang lulusan S2… ya indahnya perbedaan ini jangan kita gali lagi jurang pemisahnya.”
Pengalaman yang dimiliki beliau menjadikan dirinya semakin kaya akan ilmu. Selama kita masih mau membuka pikiran dalam kehidupan sehari-hari, maka tiada halangan bagi diri kita untuk semakin memperkaya ilmu dari pembelajaran kehidupan sehari-hari.[] (DA)
dr. Nanang Hasani, SpOG, MARS
dr. Nanang Hasani, SpOG, MARS
Tempat & Tanggal Lahir:
Jakarta, 5 Mei 1958
Status:
Menikah, 2 anak
RIWAYAT PENDIDIKAN
Lulus dokter:
Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia,
Jakarta, 1984
Pasca sarjana:
Program Studi
Spesialis Kebidanan & Kandungan,
Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya,
Palembang, 1992
Program Studi
Kajian Administrasi Rumah Sakit,
Fakultas kedokteran Masyarakat
Universitas Indonesia,
Jakarta, 2003
RIWAYAT PEKERJAAN
Kepala Puskesmas
Gedung Wani,
Bengkulu Selatan, 1985-1986
Kepala Puskesmas
Bintuhan,
Bengkulu Selatan, 1986-1988
Kepala Unit Fungsional
Kebidanan & Penyakit Kandungan
RSUD Muara Bungo,
Jambi, 1993-1995
Dokter
Kebidanan & Penyakit Kandungan
RSUD Tarakan,
Jakarta, 1996–1998
Kepala Instalasi
Bedah Sentral
RSUD Tarakan
Jakarta, 1998–2002
Kepala Satuan Pengawas Intern
RSUD Tarakan
Jakarta, 2002–2005
Kepala Suku Dinas
Pelayanan Kesehatan
Jakarta Barat, 2005–2008
Direktur
RSUD Budhi Asih
Jakarta Timur, 2008 – sekarang