Berita Kesehatan

Di Tengah Wabah COVID-19, Kongo Hadapi Serangan Ebola Kedua

Tamara Anastasia, 03 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Belum selesai dengan pandemi virus corona, kini Kongo kembali hadapi serangan Ebola kedua. Simak informasi lengkapnya di sini

Di Tengah Wabah COVID-19, Kongo Hadapi Serangan Ebola Kedua

Belum selesai dengan penanganan pandemi virus corona, negara Kongo kembali diserang new Ebola. Republik Kongo melaporkan Ebola kembali mewabah dan menyebabkan lima kematian di negaranya baru-baru ini.

Wabah Ebola Merebak Lagi di Kongo

Menteri Kesehatan Kongo, Eteni Longondo, mengatakan ada lima orang yang meninggal akibat virus Ebola pada sebuah distrik di kota barat, yaitu Mbandaka. Kurang dari dua bulan lalu, Kongo baru saja akan mendeklarasikan secara resmi berhentinya epidemi Ebola.

Sebagai informasi, di sisi timur Kongo, wabah Ebola telah berlangsung hampir dua tahun dan menewaskan lebih dari 2.275 orang. Lima orang yang tewas termasuk seorang gadis berusia 15 tahun, menurut UNICEF. Sedangkan ada 2 orang lain yang sedang dirawat karena virus tersebut di rumah sakit kota.

Mengutip New York Post, belum jelas bagaimana new Ebola muncul di Mbandaka, yang mana berjarak sekitar 750 mil sebelah barat dari tepi timur negara yang terdapat banyak wabah. Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan akan mengirimkan bantuan segera untuk menaganai Ebola di Kongo.

Direktur Regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Rebecca Moeti, menuturkan timnya akan segera pergi ke Kongo dan menyelidiki kasus new Ebola yang menyebabkan beberapa kasus kematian tersebut

Wabah Ebola terbesar yang diketahui terjadi pada tahun 2014 di negara Afrika Barat, Guinea, Liberia dan Sierra Leone, telah menewaskan lebih dari 11.000 orang. Namun sejak itu, para peneliti telah mengembangkan vaksin dan metode pengobatan yang dapat membatasi penularan penyakit.

Ini bukan pertama kalinya Ebola merebak di Mbandaka, yang juga sebagai kota pelabuhan di Sungai Kongo. Pada Mei 2018, ebola mengakibatkan sedikitnya 54 kasus dan 33 kematian di daerah tersebut. Akan tetapi, WHO telah mengirimkan lebih dari 7.500 dosis vaksin ebola ke Kongo, dan dengan itu wabah di Mbandaka bisa cepat dikendalikan.

Artikel Lainnya: Mampukah Vaksin Ini Mencegah Wabah Ebola?

1 dari 2

Kenali Cara Penularan Virus Ebola

Wabah Ebola memang marak terjadi di Afrika, tapi ini tidak menutup kemungkinan warga Asia termasuk Indonesia juga dapat terkena penyakit itu. Dokter Devia Irine Putri menjelaskan, penyakit ebola awalnya ditularkan dari binatang kelompok primata seperti monyet dan simpanse ke manusia dengan kelelawar sebagai perantaranya.

Penularan dari manusia ke manusia ini bisa terjadi melalui cairan tubuh (darah, semen, ASI, keringat, urine, liur dan tinja), kontak langsung dengan penderita, namun tidak menular lewat udara.

Tak semua orang berisiko mengalami new Ebola. Hanya orang yang bepergian ke Benua Afrika saat wabah dan tenaga medis atau keluarga yang merawat penderita Ebola saja, yang berisiko terserang virus tersebut.

Menurut dr. Devia, jika seseorang terinfeksi virus Ebola, maka gejala bisa timbul pada hari ke-2 sampai ke-21 setelah orang itu kontak langsung dengan penderita. Setelah gejala terjadi selama beberapa hari, mulai timbul perdarahan di berbagai tempat (mata, telinga, hidung, atau perdarahan di organ dalam tubuh), kejang, kesadaran menurun, dan syok.

Demam, sakit kepala hebat, menggigil, ruam kulit, mata merah, sakit tenggorokan, BAB cair (kadang disertai darah), berat badan turun, perdarahan spontan dari hidung, mata, telinga, maupun mulut bisa jadi gejala umum yang terjadi pada penderita Ebola,” ujar dr. Devia.

Dilihat dari gejalanya, para penderita maupun orang yang berada di sekitar penderita memang harus berhati-hati. Meski sudah ada vaksin yang bisa membantu menurunkan angka penyebaran virus Ebola, virus ini bisa menyebabkan kematian dan sangat mudah menular.

Artikel Lainnya: 10 Virus Paling Mematikan di Dunia

2 dari 2

Tips Terhindar dari Ebola

Agar terhindar dari new Ebola, dr. Devia menyarankan untuk tidak berpergian ke daerah yang memang banyak terjadi kasus penyakit tersebut, salah satunya seperti Afrika. Selain itu, hindari juga melakukan percobaan dengan hewan dan tidak sembarang menyentuh hewan liar yang berkeliaran. Hal tersebut justru bisa meningkatkan risiko tertular virus Ebola maupun virus lainnya.

“Selain menghindari tempatnya, Anda juga diminta untuk tidak berkontak fisik dengan penderita Ebola. Lalu terapkan juga pola hidup sehat dan rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Tapi yang paling penting adalah dengan tidak pergi ke negara yang sedang terinfeksi,” kata dr. Devia.

Meski kecil kemungkinan new Ebola masuk ke Indonesia, hal ini tetap perlu diwaspadai. Ikuti langkah pencegahan di atas dan waspadai gejalanya. Untuk informasi lebih lanjut tentang virus Ebola, Anda bisa konsulatasi langsung ke dokter lewat fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter. Salam sehat!

(OVI)

Virus Ebola
Ebola