Gempa Lombok telah dilaporkan oleh BMKG dengan kekuatan 6,4 SR pada hari Minggu (29/7) pukul 05.47 WIB. Pusat gempa berada di Nusa Tenggara Barat, tepatnya kawasan Lombok Timur, Lombok Utara, Lombok Tengah dan Mataram.
Dikabarkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami. Namun saat ini masih berlangsung sejumlah gempa susulan yang patut diwaspadai. Posko BNPB telah berkoordinasi dengan BPBD dan instansi lain untuk mengetahui dampak gempa dan penanganannya.
Masyarakat di Lombok Timur dan Kota Mataram merasakan gempa dengan guncangan keras selama 10 detik. Warga panik, berhamburan keluar rumah, berlindung di jalan, lapangan dan tanah kosong untuk menghindari bangunan roboh. Beberapa kali gempa susulan dirasakan cukup keras hingga lemah.
Sementara itu, masyarakat dan wisatawan di Bali juga merasakan gempa dengan guncangan sedang hingga keras. Banyak warga dan wisatawan segera keluar rumah dan bangunan untuk mengantisipasi dampak gempa.
Dampak gempa Lombok
Hingga kemarin siang, BMKG mencatat telah terjadi sekitar lebih dari 100 kali gempa susulan dengan kekuatan lebih kecil dan tidak berpotensi tsunami. Data sementara berdasarkan laporan BPBD Provinsi Nusa Tenggara Barat, tercatat 14 orang meninggal dunia, 162 jiwa luka-luka dan ribuan unit rumah rusak.
Dampak terparah dari gempa terjadi di Kabupaten Lombok Timur dengan korban 10 orang meninggal dunia. Sebanyak 67 orang luka berat dan ratusan jiwa luka sedang dan luka ringan. Kerusakan rumah mencapai lebih dari 1.000 unit rumah baik rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan. Hingga kini, pendataan masih terus dilakukan.
Pihak penanggulangan bencana sedang melakukan upaya untuk menyelamatkan korban selamat yang kini terpaksa harus mengungsi. Hal utama seperti kesehatan, perlu diutamakan agar tetap fit selama menunggu kondisi benar-benar aman di tenda.
Tips berlindung dari gempa
Bagi Anda yang kini masih waswas akan gempa susulan, tetaplah tenang dan berhati-hati. Sebagai upaya menjaga diri, ikuti tips dari dr. Dyah Novita Anggraini sebagai berikut:
-
Jangan berlari
Saat terjadi gempa, usahakan untuk tidak berlari. Gempa mengakibatkan lantai bergerak sehigga benda-benda di atasnya ikut bergerak. Akibatnya, Anda berisiko tertimpa benda-benda yang berjatuhan serta rentan terjatuh. Jadi usahakan tetap tenang sambil mencari lokasi yang aman.
-
Lakukan posisi merangkak
Ketika terjadi gempa, segera jatuhkan badan ke lantai dengan posisi seperti merangkak. Cara ini bertujuan untuk mengurangi risiko terjatuh serta terhindar dari benda di sekitar.
-
Lindungi kepala dan leher Anda
Dalam posisi tetap merangkak, lindungi bagian kepala dan leher dengan satu tangan.
-
Carilah tempat perlindungan
Segera merangkak ke bawah meja untuk berlindung. Bila tidak ada meja, merangkaklah mendekati dinding dalam bangunan dan tetap merunduk. Tetap lindungi bagian kepala dan leher dengan kedua tangan.
Jika gempa terjadi saat Anda tidur, dr.Vita menyarankan untuk tetap berada di tempat tidur sambil melindungi bagian kepala dan leher dengan bantal-bantal. “Hal ini dikarenakan pada malam hari, tidak ada cahaya yang cukup terutama untuk berlari menyelamatkan diri,” kata dr. Vita.
-
Tunggu sampai gempa berhenti
Jika Anda sudah berlindung di titik yang aman, tetaplah di tempat tersebut dan sebaiknya tunggu sampai gempa berhenti.
-
Hindari area yang berbahaya dan tidak stabil
Saat menunggu gempa berhenti, jauhi area jendela karena Anda akan berisiko terkena pecahan kaca. Hindari pula sekitar pintu karena bagian ini tidak stabil sebagai tempat berlindung, untuk mengindari risiko cedera.
Selain tips yang diberikan dr.Vita di atas, kondisi alam lokasi gempa juga harus menjadi perhatian. Lokasi bencana gempa yang berbukit dan berjurang berisiko terjadi tanah longsor. Untuk itu, carilah tanah lapang untuk menghindari longsoran tebing atau bukit.
Saat ini gempa Lombok kini masih perlu diwaspadai. Masyarakat diimbau untuk tidak panik sambil mewaspadai terjadinya gempa susulan dan jangan sampai termakan hoaks yang meresahkan,. Ikuti cara di atas agar Anda tetap aman dan terhindar dari bahaya sekitar. Ikuti juga informasi lanjutan dari BMKG serta BNPB agar bisa segera melakukan antisipasi.
[RVS]