Letusan Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, terjadi sekitar pukul 09.00 WIB pada Senin (19/2) kemarin. Dengan tinggi kolom abu yang mencapai lima ribu meter, debu vulkanik yang timbul akibat kejadian ini dapat memengaruhi kondisi kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
Volcano, atau gunung berapi, berasal dari kata ‘Vulcan’, yakni dewa Romawi yang melambangkan api. Namun, gunung meletus sendiri merupakan proses yang sudah berlangsung jauh lebih lama dari mitologi Romawi.
Konsekuensi yang terjadi pasca letusan gunung dapat berbahaya dan berdampak serius, baik pada lingkungan, cuaca dan kesehatan. Dampak negatif yang terjadi pada lingkungan dapat berupa kebakaran, kerusakan struktur bangunan, dan sebagainya.
Selain itu, perubahan cuaca dan udara juga dapat terjadi. Salah satu efek dari gunung meletus yang sangat berbahaya adalah akibat dari debu vulkanik. Debu ini mengandung berbagai partikel dan gas seperti aerosol yang berbahaya bagi manusia, hewan, dan tanaman di sekitarnya.
Beberapa gas yang terkandung dalam debu vulkanik adalah karbon dioksida, sulfat (sulfur dioksida, asam hidroklorik dan asam hidrofluorik). Terhirupnya debu vulkanik oleh manusia dapat menyebabkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan, terutama pada mata, kulit, dan saluran pernapasan.
Beberapa gejala gangguan saluran pernapasan yang dapat timbul mencakup hidung berair, nyeri pada tenggorokan, batuk, mengi atau bengek, sesak napas, dan lain sebagainya.
Selain itu, keluhan pada mata juga dapat timbul berupa rasa gatal, mata merah, kerusakan kornea, serta adanya robekan pada mata.
Salah satu dampak kesehatan jangka panjang dari debu vulkanik adalah silikosis yang merupakan pembentukan jaringan parut pada paru-paru. Penyakit silikosis ini bisa muncul akibat dari ekspos terhadap partikel silika.
Mineral yang dikaitkan dengan terjadinya silikosis termasuk quartz, kristobalit dan tridimit, yang semuanya dapat terkandung dalam debu vulkanik. Selain itu, debu vulkanik juga dapat mengontaminasi air.
Karena bila suplai air yang terkontaminasi tersebut digunakan untuk membersihkan diri, hal ini dapat menyebabkan timbulnya berbagai keluhan pada kulit.
Walaupun jarang terjadi, debu vulkanik juga dapat menyebabkan iritasi kulit pada sebagian individu, terutama bila debu vulkanik tersebut memiliki tingkat keasaman yang tinggi. Beberapa gejala yang dapat timbul adalah kemerahan pada kulit, serta infeksi sekunder akibat dari garukan pada kulit.
Lalu Bagaimana cara agar seseorang dapat terlindungi dari debu vulkanik? Berikut ini adalah beberapa metode pencegahan yang disarankan:
- Menggunakan alat pelindung diri, termasuk pelindung mata, wajah, dan tubuh dengan menggunakan pakaian yang protektif.
- Memastikan bahwa struktur bangunan kokoh.
- Menutup pintu dan jendela di rumah.
- Menghindari berada di luar ruangan untuk jangka waktu yang lama bila tinggal di sekitar lokasi letusan gunung.
- Menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Dengan mengetahui berbagai dampak dari debu vulkanik saat gunung meletus dan cara meminimalkannya, harapannya masyarakat sekitar dapat terjaga dari ancaman kesehatan yang mungkin terjadi, seperti pada meletusnya Gunung Sinabung.
[NP/ RVS]