Kesehatan dan pendidikan merupakan dua aspek yang sangat penting bagi perkembangan hidup seorang anak. Jika salah satunya tidak terpenuhi maka kehidupan tidak akan berjalan dengan baik. Hari Guru Nasional sejatinya perlu menjadi tonggak, betapa pentingnya peran guru dalam pendidikan dan kesehatan anak. Oleh sebab itu, peran guru dalam memelihara kesehatan anak-anak Indonesia tidak boleh diabaikan begitu saja.
Sekilas tentang Hari Guru Nasional
Hari Minggu (25/11) lalu, diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Meski tidak sepopuler Hari Kemerdekaan atau Lebaran, Hari Guru Nasional patut diberi apresiasi. Hal ini mengingat pentingnya peran guru dalam mendidik generasi penerus bangsa.
Dilansir dari Liputan6.com, sebenarnya perkumpulan guru sudah dibentuk sejak lama. Pada 1912, kelompok guru di Indonesia menamakan diri sebagai Persatuan Guru Hindia Belanda. Nama itu kemudian berganti menjadi Persatuan Guru Indonesia pada tahun 1932.
Penggantian nama kelompok guru tidak berhenti sampai di situ. Pada 25 November 1945, perkumpulan ini menyebut dirinya sebagai Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Namun sayang, belum ada keputusan resmi dari pemerintah untuk mengabadikannya sebagai hari besar. Namun akhirnya, pada 1994, pemerintah Indonesia resmi menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional. Pentingnya peran guru dalam menyiapkan generasi penerus yang terdidik sekaligus sehat pun semakin diakui.
Guru juga berperan dalam menjaga kesehatan anak
Meski pendidikan kesehatan pertama kali diajarkan oleh orang tua di rumah, tapi jika tidak diperkuat di sekolah, hal ini bisa menjadi sia-sia. Misalnya saja, saat di rumah, orang tua pasti akan mengajarkan anak mereka untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas.
Namun, kerap kali orang tua tidak mengajarkan secara detail bagaimana cara mencuci tangan yang benar. Di situlah peran guru diperlukan. Guru wajib mengajarkan bagaimana praktik mencuci tangan yang benar, agar kuman hilang sehingga tidak mengakibatkan gangguan kesehatan pada anak.
Selain itu, karena di sekolah anak-anak juga kerap jajan, pengawasan juga harus digencarkan. Jika tidak diawasi dengan baik oleh para guru, anak-anak bisa sembarangan dalam memilih camilan yang dibeli. Sebagian pedagang yang curang bisa saja menambahkan pewarna dan perasa yang bisa memicu gangguan kesehatan pada anak. Di sinilah peran aktif guru dalam membimbing murid-murid untuk memilih jajanan yang sehat. Karena jika dibiarkan jajan sembarangan, anak-anak rentan mengalami berbagai gangguan kesehatan seperti keracunan makanan, demam tifoid, radang tenggorokan, atau cacingan.
Tak hanya itu, kesehatan fisik dan mental anak pun menjadi tugas penting bagi seorang guru di sekolah. Pelajaran olahraga (di hari tertentu sesuai jadwal) dan pengadaan guru bimbingan konseling menjadi hal yang penting bagi perkembangan seorang anak di sekolah.
Dengan adanya guru konseling, anak-anak bisa memiliki akses mudah untuk mengatasi permasalahan psikologis yang dihadapinya. Misalnya, tekanan orang tua terhadap prestasi anak di sekolah, tindakan perundungan (bullying) dari kakak kelas atau teman, hingga hilangnya kepercayaan diri dalam belajar.
Dari uraian di atas, tampak bahwa peran guru ternyata tidak hanya mendidik anak dalam bidang akademis. Lebih dari itu, guru – sesuai porsinya – juga sebenarnya berperan penting dalam membangun kesehatan anak, baik fisik maupun mental. Peran guru di sekolah menjadi sangat penting karena merupakan kepanjangan tangan orang tua. Keseimbangan hidup seorang anak tidak lepas dari peran serta guru-guru di sekolah. Selamat Hari Guru Nasional.
[HNS/ RVS]