Berita Kesehatan

Kabut Asap Makin Pekat, Ini 7 Tips Perlindungan Diri

Ayu Maharani, 25 Sep 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Dampak kabut asap kebakaran hutan makin banyak dirasakan. Agar Anda tak ikutan kena, ini tips perlindungan diri yang bisa dilakukan.

Kabut Asap Makin Pekat, Ini 7 Tips Perlindungan Diri

Kabut asap terus menjadi pembicaraan hangat di Indonesia. Dilansir dari laman Detik, Senin (23/09), seluruh daerah di Provinsi Aceh telah diselimuti kabut asap kiriman dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa wilayah Sumatera. Fenomena tersebut membuat masyarakat yang terdampak berisiko tinggi terkena berbagai gangguan kesehatan.

Faktanya, polutan dalam kabut asap memiliki kandungan ozon, oksida nitrogen, sulfur oksida, karbon monoksida dan logam berat. Zat-zat tersebut, terutama ozon, dapat memicu gangguan kesehatan jangka pendek seperti batuk, iritasi tenggorokan, asma, dan sesak napas. 

Tak cuma itu, kabut asap juga mengandung materi partikular (particulate matter) yang tak hanya mengganggu saluran napas, tapi juga memicu peradangan dan penyempitan pembuluh darah. Oleh karena itu, paparan kabut asap bisa memicu episode serangan jantung pada orang-orang yang memiliki riwayat penyakit terkait.

Tips lindungi diri dari bencana kabut asap

Agar terhindar dari hal-hal mengerikan akibat kabut asap kebakaran hutan, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan. Berikut cara-cara yang dimaksud:

  • Ketahui indeks standar pencemaran udara (ISPU)

Perhatikan alat pendeteksi pencemaran udara yang ada di kota Anda. Sebagai langkah awal menghindari dampak polusi kabut asap, ketahui indeks standar pencemaran udara (ISPU) setempat, yang dibagi menjadi lima kategori:

 - Baik (ISPU 1–50)

- Sedang (ISPU 51–100)

- Tidak sehat (ISPU 101–199)

- Sangat tidak sehat (ISPU 200–299)

- Berbahaya (ISPU 300 atau lebih)

  • Batasi aktivitas luar rumah

Batasi aktivitas di luar ruangan saat ISPU mencapai kadar yang tidak sehat. Meski belum sampai kadar berbahaya, peluang Anda mengalami berbagai gangguan penyakit tetap meningkat dengan semakin lamanya terpapar kabut asap. 

  • Gunakan masker khusus

Gunakan masker khusus bila terpaksa harus beraktivitas di luar rumah. Menurut dr. Fiona Amelia, MPH dari KlikDokter, masker berlabel N95, N97, atau N99 adalah yang efektif untuk menyaring partikel polutan. Untuk bayi, gunakan masker yang dirancang khusus untuk bayi. Ganti masker secara berkala agar efektivitasnya terjaga.

  • Gunakan pakaian yang memadai

Jika Anda tetap harus beraktivitas di balik tebalnya kabut asap akibat kebakaran hutan, sebaiknya gunakan pakaian berlengan panjang (pakai jaket bila perlu), agar kulit selalu terlindungi. Pilih pakaian dengan ketebalan yang sesuai agar perlindungan kulit lebih maksimal.

Tak cukup dengan itu, Anda juga mesti menggunakan sarung tangan saat harus menghabiskan waktu di luar rumah ketika kabut asap sedang tebal. Ini akan membantu melindungi kulit di area telapak tangan dari dampak buruk kabut asap, sekaligus menurunkan risiko terpapar sinar ultraviolet matahari.

  • Tutup semua celah

Pastikan untuk menutup semua pintu, jendela, dan ventilasi udara agar kabut asap tidak sampai masuk ke dalam rumah. Tutup rapat celah-celah yang ada, lalu nyalakan exhaust fan agar asap yang masuk ke rumah bisa terbuang lagi ke luar.

Apabila kabut asap sudah mereda, buka kembali jendela lalu bersihkan sisa debu yang menempel. Anda juga bisa menyiram halaman rumah dengan air, agar asap dan debu berkurang.

  • Mandi

Saat kabut asap melanda, Anda harus lebih sering membersihkan diri. Saat mandi, gunakan sabun dengan kandungan antiseptik untuk membasmi semua kuman yang menempel pada tubuh. 

Selain itu, Anda juga wajib mencuci pakaian atau celana yang sudah terkena kabut asap untuk mencegah zat berbahaya berpindah dari pakaian ke kulit.

  • Tingkatkan data tahan tubuh

Tingkatkan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan tinggi antioksidan, yang mampu melawan radikal bebas akibat kabut asap. Untuk memenuhi kebutuhan antioksidan, Anda dapat mengonsumsi bayam, wortel, tomat, jeruk, atau buah maupun sayur lainnya.

Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan masih terus menyelimuti beberapa kota di wilayah barat Indonesia. Sambil menunggu titik terang dari masalah ini, lakukan tindakan pencegahan dengan menerapkan tips yang telah disampaikan. Jika mendapati adanya tanda atau gejala penyakit akibat paparan kabut asap, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter.

(NB/ RH)

Polusi Udara
sesak napas
Kebakaran Hutan
Kabut Asap
saluran pernapasan