Setahun lebih pandemi melanda dunia, beragam inovasi dilakukan untuk bisa hidup berdampingan dengan virus corona. Salah satu inovasi itu adalah dalam hal pengujian tes COVID-19. Yang terbaru, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) meluncurkan tes diagnostik COVID-19 hasil karya anak bangsa, Jumat (19/3).
Tes tersebut menggunakan sampel air liur (saliva) untuk mendeteksi keberadaan virus COVID-19. Tes virus corona ini menggunakan RT LAMP (Reverse Transcription Loop Mediated Isothermal Amplification).
Metode tersebut bisa mendeteksi secara spesifik asam nukleat yang merupakan material genetik dari virus SARS CoV-2. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/ MENKES/ 446/2021, RT LAMP tergolong dalam tes molekuler kategori NAAT (Nucleic Acid-Based COVID 19 Diagnostic Test) bersama dengan RT–PCR dan TCM.
Sie Djohan, Direktur PT Kalbe Farma Tbk, berharap, kehadiran alat tes COVID dengan air liur ini bisa menawarkan banyak manfaat bagi masyarakat. Khususnya, kata dia, dalam hal mendeteksi virus corona.
Tes COVID-19 melalui sampel Saliva punya banyak keuntungan. Kelebihan itu antara lain tidak menimbulkan rasa sakit, akurasinya yang tinggi, hasil yang cepat (1 hari atau sekitar 2 jam), dan ekonomis.
Artikel lainnya: Kalbe dan Amarox Luncurkan Covifor untuk Pengobatan COVID-19
Selain itu, Akterono D Budiyati, IVD Division Research Manager Stem Cell and Cancer Institute juga menjelaskan, ada beberapa perbedaan yang mencolok antara tes COVID menggunakan air liur dan PCR, yakni:
- Tes saliva dilakukan dengan meludah ke dalam satu tube yang sudah disterilkan sebelumnya. Hal ini jelas tidak menimbulkan rasa sakit pada tenggorokan atau hidung, tidak berisiko muntah, dan mengurangi risiko hipersensitif.
- Hanya perlu menggunakan tabung steril untuk koleksi spesimen. Artinya, Anda tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk membayar alat deteksi COVID-19.
- Risiko penularan COVID-19 dari pasien ke tenaga kesehatan pun sangat minim. Sebab, sampling keluar secara mandiri tanpa bantuan dari petugas tenaga kesehatan.
“Tes Nucleic Acid Amplification (NAAT) COVID-19 menjawab kebutuhan tes deteksi virus corona yang nyaman, cepat, dan tentunya akurat. Hasil pengembangan R&D Kalbe, yaitu SCI, akan diproduksi di dalam negeri oleh PT KalGen DNA,” kata Akterono.
“Tes ini juga bertujuan untuk mendeteksi apakah seseorang tengah terinfeksi oleh COVID-19 dan berisiko menularkan virus tersebut pada orang lain,” ujarnya.
Sebagai tambahan, Akterono juga menjelaskan bahwa kadar virus COVID-19 pada air liur sebanding dengan virus yang terdapat pada hidung atau mulut.
Hal ini juga dikemukakan peneliti di Yale School of Public Health. Mereka mendesain studi pada 38 pasang swab nasofaring dan saliva dari pasien rawat inap virus corona untuk dites RT-PCR.
Hasilnya, kadar virus pada saliva cenderung lebih tinggi ketimbang swab nasofaring. Jadi, Anda tidak perlu ragu pada akurasi tes ini. Hasilnya pun akan sebanding dengan tes PCR.
Tes diagnostik COVID-19 dengan sampel saliva ini juga sudah mendapatkan izin edar resmi dari Kementerian Kesehatan RI.
Artikel lainnya: Kalbe Kembangkan Penguat Imun Tubuh Jamur Cordyceps militaris
Siapa yang Bisa Melakukan Tes COVID-19 Saliva?
Henry Sukardi, selaku Direktur KalGen Innolab mengatakan, “Siapa pun bisa melakukan alat tes covid dengan air liur, tidak ada batasan umur dalam melakukan tes saliva ini. Selama pasien atau orang yang ingin melakukan tes bisa meludah, proses deteksi bisa dilakukan dengan lancar.”
Jadi, menurut dia, bayi atau balita yang sudah bisa meludah pun bisa menggunakannya. Namun, memang ada beberapa ketentuan yang harus diketahui sebelum melakukan tes ini.
Anda diminta untuk puasa 30 menit sebelum tes dilakukan. Tujuannya untuk mendapatkan keakuratan yang jelas dari hasil tes saliva.
“Kalau soal harga, biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp 488.000 untuk satu kali tes. Tetapi, untuk masa pengenalan ke masyarakat, Anda akan memberikan biaya khusus hingga 31 Maret mendatang, yakni sebesar Rp 400.000,” jelas Henry.
Lantas, apakah tes saliva ini juga bisa digunakan untuk masyarakat yang ingin bepergian ke luar kota? Jawabannya: bisa.
Henry mengatakan, tes saliva ini memiliki akurasi yang setara dengan tes PCR. Masa waktu berlakunya pun sama dengan jangka waktu PCR. Namun demikian, untuk dinas atau perjalanan ke luar negeri, Anda harus melihat lagi kebijakan masing-masing negara.
Dapatkan informasi seputar virus corona dan pencegahannya dengan mengunduh aplikasi Klikdokter.
[HNS/JKT]