Berita Kesehatan

Kenali Extreme Anxiety yang Dialami Mina TWICE

Ayu Maharani, 16 Jul 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Akibat extreme anxiety, Mina TWICE tidak bisa bergabung dengan anggota lainnya dalam tur dunia. Apa sebenarnya extreme anxiety itu?

Kenali Extreme Anxiety yang Dialami Mina TWICE

Tahukah Anda bahwa artis dunia sekelas Mina TWICE pun bisa mengalami extreme anxiety? Salah satu anggota girlband K-POP, TWICE berusia 22 tahun itu terpaksa harus absen dari tur dunia akibat mengalami extreme anxiety atau gangguan kecemasan yang parah.

Belum diketahui pasti penyebab  Mina TWICE sampai mengalami hal itu. Tapi yang jelas, para penggemar dan anggota TWICE lainnya tetap mendukungnya, meski dia kini sedang absen dari dunia hiburan.

Apa itu gangguan kecemasan (Anxiety Disorder/ Ansietas)?

Sebenarnya, gangguan kecemasan atau anxiety bukanlah hal baru. Cukup banyak orang yang mengalaminya. Tak jarang, penderitanya pun sampai kesulitan beraktivitas secara normal.

Menurut dr. Nitish Basant Adnani, BMedSc MSc dari KlikDokter, gangguan cemas adalah rasa khawatir berlebih yang memang dapat mengganggu kegiatan sehari-hari. Kondisi psikis ini tak mengenal usia dan jenis kelamin, sehingga tak boleh dianggap sepele. Meski sudah berlangsung berbulan-bulan, gangguan cemas ini bisa tak menghilang jika tak segera diatasi.

Sementara itu, American Psychological Association (APA) mendefinisikan kecemasan sebagai emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, serta adanya perubahan fisik seperti peningkatan tekanan darah.

Membedakan cemas biasa dengan gangguan kecemasan?

Perasaan cemas biasa berbeda dengan gangguan kecemasan. Ketika seorang individu menghadapi pemicu yang berbahaya, munculnya perasaan cemas adalah gejala yang  normal.

Saat Anda yang normal merasa cemas, terjadi peningkatan detak jantung, keringat, serta bertambahnya kepekaan terhadap lingkungan. Adanya “bahaya” memicu hormon adrenalin membawa pesan kimiawi ke otak untuk menghasilkan respons “hadapi atau lari”. Sehingga, pada akhirnya tubuh Anda akan siap untuk menghadapi situasi menegangkan tersebut.

Nah, ketika cemas biasa berubah menjadi gangguan kecemasan, tentu ada peningkatan rasa cemas. Bahkan, tingkat keparahan perasaan cemas bisa tidak sepadan dengan pemicu aslinya. Penderitanya pun akan mengalami gejala fisik yang lebih parah, yakni mual dan adanya peningkatan tekanan darah.

Pada cemas yang normal, ketika pemicunya sudah tak ada atau sudah terlewati, rasa cemas otomatis akan menghilang. Namun, pada orang dengan gangguan kecemasan, ketegangan pikiran dan tubuhnya tak membaik meski pemicunya sudah tak ada. Kondisi ini akan selalu terjadi berulang-ulang, sehingga hal tersebut bisa merugikan dirinya sendiri.

Penyebab timbulnya gangguan kecemasan

Dikutip dari Medical News Today. Penyebab gangguan kecemasan sangatlah rumit. Sulit untuk menentukan secara pasti bahwa X adalah penyebab satu-satunya karena penyebabnya bisa lebih dari satu.

Namun, diperkirakan beberapa faktor di bawah ini bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan kecemasan pada seseorang. Adapun faktor yang dimaksud, antara lain:

  • Kesulitan di lingkungan pekerjaan, punya masalah hubungan, dan salah satu anggota keluarganya juga memiliki gangguan kecemasan. Biasanya, jika di dalam keluarga sudah ada yang memiliki gangguan kecemasan, itu akan membuat seseorang makin rentan mengalaminya.
  • Memiliki kondisi penyakit medis tertentu, efek samping dari obat, hingga proses pemulihan penyakit yang berkepanjangan.
  • Memang ada gangguan kimia di otak. Banyak gangguan kecemasan terjadi akibat ketidakselarasan hormon dan sinyal listrik di otak.

Extreme anxiety atau gangguan kecemasan seperti yang dialami Mina TWICE tidak bisa disepelekan. Sama halnya dengan penyakit fisik, memulihkan kondisi mental membutuhkan waktu yang tak sebentar. Sehingga, dibutuhkan kesabaran dari penderita dan orang-orang di sekitarnya, serta rutin menjalani terapi dari dokter atau psikolog yang menanganinya.

[MS/ RVS]

tekanan darah
Cemas
Gangguan Kecemasan
Anxiety Disorder
Ansietas
Mina TWICE
Extreme Anxiety
Hormon Adenalin Cemas