Berita tentang serangan jantung pada atlet bukanlah baru kali ini terjadi. Achmad Kurniawan, yang merupakan kiper klub sepakbola Arema Cronus, bukanlah atlet pertama yang meninggal dunia karena serangan jantung.
Usianya tergolong masih muda, 37 tahun. Begitu juga dengan deretan atlet yang meninggal dunia akibat serangan jantung sebelum kasus Achmad. Ini menimbulkan banyak pertanyaan, mengapa seseorang yang masih berusia muda bisa terkena serangan jantung.
Apalagi dengan embel-embel atlet. Bukankah mereka seharusnya yang bergaya hidup sehat? Apalagi, performa fisik mereka saat bertanding sering menimbulkan decak kagum. Mungkinkah olahraga menjadi salah satu penyebabnya?
1. Gangguan Irama Jantung
Gangguan irama jantung dapat mengganggu efektivitas jantung dalam memompa darah. Pada atlet, hal tersebut dapat terjadi karena beberapa penyebab.
Salah satunya adalah karena kehilangan banyak elektrolit saat berolahraga, sehingga menimbulkan gangguan irama jantung. Gangguan irama jantung juga dapat diturunkan secara genetik.
Selain itu, beberapa jenis olahraga memiliki atlet yang badannya cenderung lebih besar dari populasi. Pada atlet berbadan besar, bagian jantung yang bernama atrium akan berukuran besar juga.
Ukuran atrium yang besar dapat menimbulkan gangguan aktivitas listrik jantung, yang diperlukan untuk stimulus jantung agar memompa. Hal ini juga dapat menimbulkan gangguan irama jantung.
2. Hypertrophic Cardiomyopathy
Hypertrophic cardiomyopathy adalah kondisi yang timbul akibat menebalnya otot jantung secara tidak normal. Penebalan ini menyebabkan jantung menjadi sulit untuk memompa darah.
Otot jantung, sebagaimana otot lainnya dalam tubuh, jika rutin dilatih dapat membesar. Jika dibandingkan dengan populasi nonatlet, para atlet akan memiliki jantung yang cenderung lebih besar dan dinding lebih tebal. Ini biasa dinamakan dengan athlete’s heart.
Terkadang para ahli bingung, bagaimana membedakan athlete’s heart yang normal ditemukan pada atlet, dengan hypertrophic cardiomyopathy yang merupakan kondisi tidak normal.
3. Miokarditis
Miokarditis merupakan suatu peradangan dari dinding jantung. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian akibat masalah jantung pada orang-orang muda. Umumnya miokarditis disebabkan oleh infeksi, seperti karena virus ataupun penyakit lainnya.
Atlet yang dianggap sehat dan masih muda belum tentu bebas dari penyakit jantung. Ada beberapa tanda yang dapat dijadikan acuan untuk lebih berhati-hati.
Contohnya, jika Anda mengalami pingsan terutama saat sedang berolahraga. Selain itu, adanya anggota keluarga yang meninggal mendadak karena penyakit jantung.
Jika Anda pernah mengalami hal tersebut, tidak ada salahnya untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk memeriksa kesehatan jantung. Keluhan lain, seperti ngos-ngosan saat berolahraga ataupun nyeri dada tidak spesifik, juga menandakan adanya suatu permasalahan jantung.
Pertanyaan terakhir yang mungkin timbul adalah apakah berolahraga malah merugikan kesehatan? Jawabannya tidak. Berolahraga memiliki banyak keuntungan untuk kesehatan. Namun, latihan keras seperti yang dijalani atlet mungkin bisa menimbulkan masalah tertentu.
Untuk menghindari kasus seperti Achmad Kurniawan di masa depan, rutinlah melakukan check-up. Apalagi jika Anda seorang atlet atau gemar latihan keras. Jika ditemukan ada masalah jantung pun, Anda tetap disarankan untuk rutin berolahraga. Tapi ingat, sebaiknya hindari latihan keras.
[RS/RH]