Sebagai orangtua, penting bagi Mama dan Papa untuk memperhatikan tumbuh kembang anak, baik dari segi fisik maupun psikologis.
Deteksi dini terhadap tumbuh kembang anak bisa membantu Mama-Papa mengasuh, mendampingi, dan memberikan pendidikan yang sesuai dengan kondisi si kecil.
Salah satu kondisi yang perlu diperhatikan orangtua adalah adanya potensi anak mengalami disabilitas intelektual.
Lalu, apa pengertian disabilitas intelektual? Seperti apa gejala anak dengan disabilitas intelektual? Mari kita bahas satu per satu di sini.
Artikel lainnya: Orang-Orang Ini Rentan Jadi Korban Bullying
Pengertian Disabilitas Intelektual
Anak dengan disabilitas intelektual menunjukkan gejala khas. Disabilitas intelektual adalah suatu keterbatasan, baik secara intelektual maupun bersosialisasi yang dapat mengurangi kemampuan respons anak.
Sebuah penelitian yang dimuat Research in Developmental Disabilities, mengungkapkan bahwa disabilitas intelektual dialami sekitar satu persen populasi di dunia. Kondisi ini dua kali lebih banyak dialami anak-anak di negara berkembang dibandingkan negara maju.
Untuk mengetahui anak mengidap disabilitas intelektual, sejumlah pemeriksaan bisa dilakukan. Pemeriksaan yang dimaksud, antara lain observasi, wawancara, tes psikologi, dan pemeriksaan fisik oleh dokter atau psikolog.
Mama dan Papa harus kooperatif memberikan informasi mengenai kondisi anak. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan penanganan dan pengasuhan anak penyandang disabilitas intelektual.
Artikel lainnya: Anak Lumpuh karena Kecelakaan, Haruskah Dimasukkan ke Sekolah Khusus?
Gejala Disabilitas Intelektual
Gejala disabilitas intelektual dapat dilihat dari fungsi kognitif dan sosial anak. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fifth Edition, disabilitas intelektual terjadi pada periode tumbuh kembang si kecil. Hal ini ditandai dengan adanya defisit (keterbatasan) fungsi intelektual maupun sosial anak.
Salah satu cara mengetahui anak memiliki disabilitas intelektual adalah dengan menjalani tes IQ bersama psikolog. Menurut American Psychological Association (APA), anak dengan skor IQ di bawah 70 masuk kategori disabilitas intelektual.
Tingkat keparahan disabilitas intelektual bisa dibedakan berdasarkan skor IQ yang diperoleh, antara lain:
- Disabilitas intelektual ringan memiliki skor IQ 50-69
- Disabilitas intelektual sedang memiliki skor IQ 35-49
- Disabilitas intelektual berat memiliki skor IQ 20-34
- Disabilitas intelektual sangat berat memiliki skor IQ < 20
Gejala disabilitas intelektual berikutnya adalah anak memiliki keterbatasan fungsi adaptif (beradaptasi dengan lingkungan sosial). Setiap anak memiliki gejala yang bervariasi sehingga diperlukan pengamatan dan pemeriksaan secara spesifik terhadap kehidupan sosial anak. Keterbatasan fungsi adaptif, antara lain:
Artikel lainnya: Komplikasi yang Sering Terjadi pada Anak Down Syndrome
1. Keterlambatan dalam Tumbuh Kembang
Anak dengan disabilitas intelektual mengalami keterlambatan tumbuh kembang motorik kasar di awal kehidupan. Hal ini menyebabkan si kecil terlambat duduk, merangkak, atau berjalan.
2. Memiliki Masalah dalam Bicara
Anak dengan disabilitas intelektual mengalami keterlambatan berbicara (speech delay). Kondisi ini juga menyebabkan si kecil tidak mampu memahami apa yang dikatakan orang lain di usia seharusnya.
3. Terlambat Menguasai Keterampilan Dasar
Anak disabilitas intelektual kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, seperti makan, minum, mandi, dan berpakaian.
4. Kesulitan Belajar
Keterbatasan intelektual memengaruhi kemampuan anak dalam memahami, mengingat, atau memecahkan masalah. Akibatnya, anak jadi kesulitan belajar.
5. Sulit Memahami Perilaku dan Konsekuensi
Anak dengan disabilitas intelektual sulit memahami norma, aturan sosial, dan etika. Mereka butuh waktu lebih lama untuk memahami konsekuensi dari sebuah perilaku.
6. Memiliki Masalah Perilaku
Keterbatasan anak dengan disabilitas intelektual dalam memahami norma atau tata krama menyebabkan perilaku mereka bermasalah. Anak jadi mengalami tantrum, agresif, dan punya kontrol emosi yang lemah.
Orangtua memegang peranan penting dalam mengamati tumbuh kembang anak. Segera temui psikolog, apabila Mama-Papa menemukan anak mengalami beberapa gejala di atas.
Konsultasi juga bisa dilakukan lewat layanan konsultasi online dengan psikolog di aplikasi KlikDokter, solusi untuk #JagaSehatmu dan keluarga.
(ADT/JKT)
Referensi:
- Research in Developmental Disabilities (Maulik, Pallab & Mascarenhas, Maya & Mathers, Colin & Dua, Tarun & Saxena, Shekhar.) Diakses 2022. Prevalence of intellectual disability: A meta-analysis of population-based studies.