Sudah menjadi hal yang lazim dalam setiap peristiwa konflik, bencana alam ataupun kegiatan kemanusiaan, kita temukan sekelompok orang beratribut garis merah melintang berbentuk palang dengan latar berwarna putih di lokasi kejadian. Kelompok semacam ini dikenal luas dengan nama International Red Cross and Red Crescent Movement, atau populer di Indonesia dengan sebutan Gerakan Palang Merah Internasional.
Organisasi global ini memiliki kelompok afiliasinya masing-masing di setiap negara. Di Indonesia, organisasi semacam ini beraktivitas dengan nama Palang Merah Indonesia (PMI). Sebuah perhimpunan non-profit dalam bidang sosial kemanusiaan dengan sejarah operasi yang cukup panjang di negeri ini.
Bagaimana perjuangan Indonesia hingga akhirnya berhasil mendirikan Palang Merah Indonesia?
Artikel lainnya: 5 Efek Menerima Transfusi Darah
Mengenal Palang Merah Indonesia
1. Perjuangan Pembentukan PMI
Pada masa kolonial, keinginan untuk mendirikan sebuah organisasi kemanusiaan muncul melalui inisiatif pemerintahan kolonial Belanda. Pada 12 Oktober 1873, inisiatif ini berhasil terwujud melalui pembentukan sebuah perhimpunan yang bernama Het Nederland-Indiche Rode Kruis (NIRK),yang di kemudian hari berubah nama menjadi Nederlands Rode Kruiz Afdelinbg Indie (NERKAI).
Pembentukan perhimpunan kemanusiaan dengan cakupan lokal sendiri baru diajukan pada kongres NERKAI pada tahun 1932 melalui inisiatif dariDr. R. C. L. Senduk dan Dr. Bahder Djohan. Namun, saat itu, usaha ini ditolak mentah- mentah oleh pemerintah kolonial. Upaya ini kembali mencuat saat tampuk pemerintahan berpindah tangan ke Jepang. Lagi-lagi usaha ditolak.
Artikel lainnya: Bolehkah Penderita Hipertensi Donor Darah?
2. PMI Resmi Didirikan
Pasca kemerdekaan Indonesia, upaya pendirian organisasi ini kembali dilakukan atas instruksi Presiden Soekarno. Presiden menginstruksikan Menteri Kesehatan Dr. Boentaran Martoatmodjo untuk membentuk suatu Badan Palang Merah Nasional. Tujuan pembentukan badan ini adalah untuk menunjukkan eksistensi Republik Indonesia kepada dunia internasional pasca Proklamasi 1945. Berdasarkan instruksi tersebut, sebuah panitia khusus untuk mendirikan organisasi ini kemudian dibentuk. Panitia tersebut terdiri dari Dr. R. Mochtar sebagai Ketua, Dr. Bahder Djohan sebagai notulen, dan empat orang anggota panitia yaitu Dr. R. M. Djoehana Wiradikarta, Dr. Marzuki, Dr. Sitanala dan Dr. Boentaran.
Melalui kerja keras panitia khusus ini, tepat sebulan setelah kemerdekaan Indonesia, atau tepatnya di tanggal 17 September 1945, sebuah organisasi dengan misi kemanusiaan berhasil didirikan dengan nama Palang Merah Indonesia(PMI). PMI ini sendiri awalnya diketuai oleh Wakil Presiden pertama Indonesia, Drs. Mohammad Hatta.
Setelah Palang Merah Indonesia berhasil terbentuk, selanjutnya bagaimana gerakan non profit ini memberikan kontribusinya bagi bangsa dan dunia?
Artikel lainnya: Mengenal Apa Itu Hemoglobin, Kadar Normalnya, dan Fungsinya Pada Tubuh
3. PMI dan Perannya Untuk Negara dan Dunia
Pasca pembentukannya, PMI kemudian mulai bergerak dalam menjalankan misinya sebagai sebuah organisasi sosial kemanusiaan. Tugas pertama yang dilaksakan pada saat itu adalah memberikan bantuan pertama pada korban perang dalam revolusi kemerdekaan sesuai dengan isi Konvensi Jenewa 1949.
Di dunia internasional, keberadaan PMI sendiri telah diakui oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada 15 Juni 1950. Pada perkembangan selanjutnya,PMI kemudian juga bergabung dengan Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yang saat ini populer dengan nama Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC)
Selama sekitar 71 tahun berbakti, PMI terus berkomitmen untuk melebarkan sayap dan melanjutkan kiprahnya dalam dunia kemanusiaan, baik di dalam dan luar negeri. Hingga saat ini, PMI telah berdiri di 33 Provinsi, 371 Kabupaten/Kota dan 2.654 Kecamatan (Maret 2010). Selain itu, dengan jumlah sukarelawan yang hampir mendekati angka 1,5 juta, PMI juga selalu siap untuk melakukan kegiatan di bidang kesehatan serta pertolongan dan bantuan pada korban bencana alam.
(BO/RH)