Berita Kesehatan

Muncul Virus G4 Flu Babi yang Berpotensi Jadi Pandemi di Tiongkok!

Ayu Maharani, 02 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Pernah jadi pandemi di tahun 2009, virus flu babi terbaru, yaitu virus G4 disebut-sebut berpotensi menjadi pandemi lagi. Adakah cara untuk mencegahnya?

Muncul Virus G4 Flu Babi yang Berpotensi Jadi Pandemi di Tiongkok!

Flu babi pada dasarnya bukanlah penyakit baru. Bahkan, penyakit yang satu ini sudah “menyabet gelar” pandemi di tahun 2009 silam! Meski dulu sempat hilang, kini kasus flu babi muncul lagi di Tiongkok.

Tak cuma itu, jenis virus ini pun tergolong baru, sehingga diprediksi bakal jadi pandemi lagi bila tak ditangani dengan segera.

Muncul Flu Babi Jenis Baru yang Menular ke Manusia di Tiongkok

Dilansir dari CNN, peneliti Tiongkok telah menemukan jenis virus flu babi baru. Virus tersebut dikhawatirkan dapat menginfeksi manusia dan menyebabkan pandemi di masa depan.

Walau ada kemungkinan, para ilmuwan memperingatkan virus babi tersebut tidak secara langsung dapat mengancam kesehatan global.

Penyakit yang disebabkan oleh virus G4 tersebut secara genetik merupakan turunan dari virus flu babi H1N1 yang sempat menyebabkan pandemi di tahun 2009 lalu.

Dalam jurnal ilmiah, Proceedings dari Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional (PNAS), virus G4 menunjukkan semua ciri penting dari virus penyebab pandemi.

Karena virus itu, Tiongkok sendiri sudah pernah kehilangan 100 juta ekor babi karena pandemi flu babi.

Dalam sebuah tes lanjutan, virus G4 flu babi menginfeksi manusia dengan cara mengikat sel dan reseptor.

Selanjutnya masuk ke dalam tubuh, virus ini bisa bereplikasi dengan cepat dan menginfeksi saluran pernapasan manusia.

Meskipun virus G4 memiliki gen H1N1, orang yang telah disuntik vaksin influenza musiman tidak akan kebal terhadap virus tersebut.

Masih dilansir dari CNN, virus G4 flu babi telah menginfeksi manusia di Tiongkok. Pada uji survei tahun 2016-2018 di Hebei dan Shandong, lebih dari 10 persen pekerja di peternakan babi dan 4,4 persen lebih populasi umum dilaporkan positif flu babi.

Di samping itu, Carl Bergstrom, seorang profesor biologi di University of Washington, mengatakan hingga saat ini belum ada bukti bahwa virus G4 flu babi dapat menyebar dari orang ke orang.

Artikel Lainnya: Kata WHO, Virus Corona Lebih Mematikan Dibandingkan Flu Babi!

1 dari 3

Kapan dan Bagaimana Virus G4 Flu Babi Ditemukan?

Virus G4 flu babi telah ditemukan di peternakan babi Tiongkok sejak 2016 dan bereplikasi di saluran pernapasan manusia.

Sejauh ini, virus G4 flu babi telah menginfeksi beberapa orang tanpa menimbulkan gejala penyakit. Namun, tetap saja para ahli kesehatan tetap khawatir.

Ian H. Brown, Kepala Departemen Virologi di Badan Kesehatan Hewan dan Tanaman Inggris mengatakan, memprediksi risiko bukanlah ilmu pasti, sehingga peneliti dan ahli kesehatan tetap menyarankan pemerintah dan masyarakat berhati-hati terhadap virus G4 flu babi.

Dikhawatirkan, virus tersebut berubah lebih agresif di tubuh manusia, seperti yang dilakukan oleh SARS-CoV-2 alias virus corona pencetus COVID-19.

Variasi jenis virus dari H1N1 ditemukan juga telah beredar pada babi di Eropa dan Asia selama beberapa dekade. Namun, kasus ini mulai meningkat tajam di Tiongkok setelah tahun 2014.

Artikel Lainnya: Jangan Remehkan, Penyakit Flu Bisa Mematikan bagi Penderitanya

2 dari 3

Virus G4 Flu Babi Berpotensi Jadi Pandemi

Perlu diketahui juga, pada tahun 2009 lalu, flu babi memiliki tingkat kematian yang relatif rendah di manusia, yaitu 0,02 persen.

Namun, ini adalah jenis virus baru dari H1N1. virus ini bisa tumbuh dan berkembang di sel-sel yang melapisi saluran udara manusia.

Vaksin flu yang ada pun tidak bisa mencegah penyakit tersebut. Ditambah lagi, dunia sedang direpotkan dan teralihkan oleh pandemi COVID-19.

Pertumbuhan kasus virus G4 yang tidak terkendali bisa memicu terjadinya pandemi flu babi kedua. Kita berharap itu tidak terjadi.

3 dari 3

Bagaimana Caranya agar Virus G4 Flu Babi Tidak Jadi Pandemi?

Menanggapi soal jenis virus baru jadi H1N1 tersebut, begini penjelasan dr. Devia Irine Putri tentang pencegahannya menjadi pandemi flu babi.

“Untuk babi yang sudah positif terinfeksi virus, hewan tersebut memang harus dimusnahkan. Itu dilakukan agar sumber infeksinya tidak menyebar luas. Lalu, pekerja di peternakan babi harus mendapatkan ekstrak perlindungan. Mereka harus pakai APD saat berinteraksi dengan babi. Desinfeksi berkala harus dilakukan, pemeriksaan babi juga harus terus dilakukan,” jelasnya.

Peneliti mengingatkan pentingnya memperkuat pengawasan terhadap populasi babi di Tiongkok.

Hal itu pun disetujui oleh dr. Devia. Menurutnya, populasi babi memang harus dikendalikan dulu untuk sementara waktu.

“Lalu, harus juga didata penjualannya ke mana saja. Proses pemotongan dan penjualan daging babi harus benar-benar bersih, mulai dari talenan, pisau, dan lain-lain. Ini semua dilakukan agar tidak ada kontaminasi,” dr. Devia menambahkan.

Dunia masih belum selesai dengan pandemi COVID-19. Maka dari itu, kita sangat berharap bahwa pandemi flu babi akibat virus G4 ini tidak pernah terjadi.

Apabila Anda masih punya pertanyaan seputar virus ataupun masalah kesehatan lainnya, yuk, langsung saja konsultasikan hal tersebut kepada dokter kami lewat fitur LiveChat di aplikasi KlikDokter.

(OVI/AYU)

Flu Babi