Penyakit tidak menular (PTM) adalah salah satu penyumbang kematian terbesar di Indonesia. Stroke, kanker, jantung dan diabetes melitus adalah beberapa PTM penyebab kematian terbesar di Indonesia. Penyakit yang biasanya dialami oleh kelompok lanjut usia, kini banyak dialami golongan usia produktif.
Kondisi ini jelas menjadi ancaman yang tidak bisa diabaikan. Karena kelompok usia produktif diharapkan dapat menjadi generasi penerus yang akan membawa Indonesia menghadapi persaingan global. Ketika kelompok ini rentan mengalami gangguan kesehatan, maka masa depan bangsa pun bisa terancam.
Kelompok usia produktif kian berisiko
Ketua Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Fiastuti Witjaksono, M.S SpGK mengungkapkan, mereka yang rentan terkena PTM adalah orang-orang yang tidak menjalankan pola hidup sehat.
Menurut dr. Fiastuti, kepada KlikDokter di Jakarta, Selasa (28/11/2017), dulu PTM banyak dialami kelompok yang usianya di atas 50 tahun. Tapi saat ini, golongan muda yang berusia 30 tahun sudah banyak yang terkena beragam penyakit tersebut.
Dokter Fiastuti mengungkapkan, jika seseorang telah divonis menderita salah satu PTM, seperti diabetes, hipertensi dan kolesterol tinggi, maka hidupnya akan bergantung dari obat.
“Trennya makin muda. Kelompok usia yang seharusnya produktif malah sudah tidak bisa produktif lagi. Itu akan menjadi beban untuk keluarga dan pemerintah,” katanya, dalam sebuah acara pemberian penghargaan kepada para tokoh inspiratif yang menularkan gaya hidup sehat, Selasa (28/11), di Jakarta
Memperbaiki gaya hidup
Sementara itu, dr. Lily Sulistyowati, MM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, mengungkapkan, bahwa masyarakat harus mengubah pola makannya. Melakukan aktivitas fisik, seperti olahraga secara rutin, juga bisa membantu menjaga kondisi tubu tetap sehat.
Menurutnya, masyarakat perlu mengonsumsi makanan dengan kandungan nutrisi yang tepat. Gizi harus seimbang karena tubuh membutuhkan vitamin, mineral, protein, dan sebagainya. Jadi tidak hanya sekedar kenyang.
Selain itu, dokter Lily juga menyarankan masyarakat untuk melakukan deteksi dini penyakit. Karena sejumlah penyakit tidak menular tergolong sebagai silent killer.
Cara termudah untuk mencegah penyakit tidak menular adalah dengan menjaga berat badan tetap ideal. Dengan demikian, kolesterol, tekanan darah dan kadar gula bisa terjaga dengan baik.
Paradoks Kesehatan
Menurut studi yang dilakukan oleh sebuah produk suplemen di ASEAN, Indonesia menempati posisi tertinggi, dimana masyarakatnya mengaku sehat, tetapi berada pada posisi terendah ketika ditanya apa yang sudah dilakukan untuk menjaga hidup tetap sehat.
“Ini paradoks. Karena kita merasa sehat padahal sebetulnya nggak sehat,” kata Agus Setio Joewono, Vice President & General Manager PT Cerebos Indonesia, di Jakarta (28/11).
Agus mengungkapkan, masyarakat Indonesia pada umumnya merasa sehat jika tidak pergi ke dokter atau ke rumah sakit. Padahal, tidak mendapatkan perawatan medis bukan berarti tubuh seseorang tidak sakit.
"Jika sudah ada banyak gejala gangguan kesehatan yang muncul akibat makanan yang tidak sehat, kemudian malas gerak ternyata secara tidak sadar, penyakit itu sudah mulai menumpuk. Dan ini fenomena yang sangat berbahaya. Kalau kita menunggu sampai sakit, kemudian baru sadar kalau kita tidak sehat, itu sudah telat,” pungkasnya.
[RVS]