Musikus senior Benny Panjaitan meninggal dunia di rumahnya di kawasan Ciledug, Tangerang, Selasa (24/10/2017). Salah satu pentolan band Panbers itu mengembuskan napas terakhir pada pukul 09.50 WIB. Benny Panjaitan merupakan salah satu anggota dari kelompok musik Panjaitan Bersaudara (Panbers).
Menurut informasi yang didapatkan dari anaknya, Roesland, Benny Panjaitan meninggal akibat stroke. Sejak 2010, Benny sudah tiga kali mengalami serangan stroke sampai harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit pada 2015.
Stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Oleh karena itu, stroke membutuhkan penanganan yang cepat. Beberapa gejala stroke yaitu wajah lumpuh sebelah, cadel saat bicara, dan beberapa anggota badan lumpuh hingga menyebabkan koma.
Sebelum meninggal dunia, kondisi Benny Panjaitan sempat stabil setelah mengalami serangan stroke tiga kali. Bahkan, beberapa hari lalu, Benny Panjaitan sempat menjalani sesi wawancara tentang kesehatan.
Sementara itu, menurut putra sulung Benny Panjaitan, Dino, ayahnya meninggal dalam keadaan tenang. Sang ayah meninggal dunia saat tertidur di ranjang perawatan.
“Ibu saya lagi siapin makanan untuk bapak (Benny). Pas menyiapkan makan, tiba-tiba perawatnya kasih tahu ibu “Bu, bapak enggak ada napasnya”,” ujar Dino seperti dikutip dari Liputan6.com.
Selain sebagai vokalis dan memegang rhythm guitar, Benny Panjaitan juga adalah motor utama dari kelompok musik Panbers. Beberapa lagu legendaris yang pernah dipopulerkan Benny Panjaitan lewat suaranya khas, diantaranya Gereja Tua dan Terlambat Sudah.Hampir semua lagu yang pernah dipopulerkan Panbers adalah ciptaannya. Panbers telah menghasilkan karya lebih dari 700 lagu dalam ratusan album, baik beraliran pop, rock, rohani, keroncong, lagu Batak, dan Melayu.
[BA/ RVS]