Telah diketahui bahwa memberantas nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus dengue, sangat sulit karena iklim tropis mendukung nyamuk jenis ini untuk berkembang biak dan kemampuan adaptasinya yang sangat tinggi. Alih-alih berusaha mengusir nyamuk dengan cara tradisional, beberapa tahun terakhir ini peneliti memiliki ide untuk menggunakan tubuh nyamuk dalam memberantas dengue.
Dalam tubuh nyamuk dan beberapa serangga lainnya, terdapat jenis bakteri yang dinamakan bakteri Wolbachia. Bakteri ini berada dalam tubuh nyamuk namun tidak menyebabkan penyakit pada nyamuk, seperti halnya bakteri baik di usus manusia. Studi menemukan bahwa Wolbachia dapat ‘menetralisir’ virus dengue, sehingga dengue tidak dapat ditularkan kepada manusia. Wolbachia juga dapat menyebabkan usia nyamuk menjadi lebih pendek. Selain itu, nyamuk yang mengandung Wolbachia tidak menyebabkan gangguan apa pun pada manusia.
Artikel Lainnya: Sakit DBD Tanpa Demam? Ini Penyebabnya
Sayangnya, bakteri Wolbachia secara normal tidak ditemukan dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue. Oleh karena itu, peneliti melakukan rekayasa untuk membuat nyamuk Aedes aegypti memiliki Wolbachia dalam tubuhnya. Awalnya bakteri Wolbachia diisolasi, kemudian dimasukkan ke dalam telur nyamuk Aedes aegypti dengan teknologi mikroinjeksi. Setelah itu, dilakukan kawin silang antara nyamuk Aedes dewasa ber-Wolbachia dengan yang tidak memiliki Wolbachia, sehingga akhirnya didapatkan populasi nyamuk Aedes aegypti yang memiliki Wolbachia dalam tubuhnya.
Hal inilah yang dilakukan dalam Eliminate Dengue Project (EDP) sejak beberapa tahun terakhir di Indonesia, Australia, Vietnam, Thailand, Brasil, dan Tiongkok. Di Indonesia, penelitian ini dikembangkan oleh Universitas Gajah Mada sejak tahun 2010. Kemudian pada tahun 2014, sudah dihasilkan ribuan nyamuk Aedes aegypti yang mengandung Wolbachia yang dilepaskan di lokasi penelitian yaitu di Sleman, Yogyakarta. Pada tahun ini, populasi nyamuk Aedes aegypti yang mengandung Wolbachia juga akan dilepaskan di kota Yogyakarta. Pada tahun ini juga, angka kejadian demam berdarah dengue di Sleman menurun. Terdapat dugaan bahwa adanya nyamuk yang ber-Wolbachia berkontribusi terhadap hal ini, namun perlu diteliti lebih lanjut untuk membuktikan hal tersebut.
Di luar negeri, peran Wolbachia untuk mengatasi dengue juga terus diteliti. Berbagai studi pun sudah membuktikan bahwa Wolbachia dapat mencegah penularan dengue dari nyamuk ke manusia. Namun, yang masih dipelajari hingga saat ini adalah apakah pelepasan nyamuk Aedes aegypti yang mengandung Wolbachia berdampak signifikan dalam menurunkan kejadian infeksi dengue di masyarakat
Semoga temuan brilian mengenai nyamuk yang mengandung Wolbachia ini bisa membantu memberantas dengue di Indonesia, bahkan di dunia.
[RS/RH]