Dengan meningkatnya jumlah kasus corona, banyak masyarakat yang semakin peduli untuk melindungi diri dan keluarganya. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah penyemprotan disinfektan corona dengan cara fogging.
Hingga saat ini, jumlah orang yang teinfeksi virus corona atau pasien positif COVID-19 sudah mencapai 1000 lebih di Indonesia. Tentunya, sejumlah kawasan perumahan semakin memperketat pencegahan coronavirus di masyarakat.
Ada Wilayah Pakai Cara Fogging untuk Semprot Disinfektan
Berdasarkan cerita dari salah satu warga yang ada di daerah Tangerang Selatan,Tasia (25), penyemprotan cairan disinfektan dengan cara fogging merupakan upaya oleh petugas setempat sebagai antisipasi virus corona.
Bahkan, penyemprotan bisa dilakukan dua kali dalam seminggu, atau sekali dalam seminggu.
Tidak hanya bagian luar rumah saja yang disemprotkan cairan disinfektan. Namun,mobil-mobil yang masuk ke area komplek juga wajib disemprot.
Hal ini dilakukan agar virus yang menempel bisa mati dan tidak menyebabkan penyakit apa pun, termasuk infeksi COVID-19. Namun, apakah fogging pakai cairan disinfektan dianjurkan oleh tim medis?
Artikel Lainnya: Hati-hati Virus Corona, Ini Pertolongan Pertama untuk Mengatasinya
Tepat atau Tidak Cara Penyemprotan Fogging Tersebut?
Dikutip konferensi pers online BNPB, Ketua Tim Pakar Gugus Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito mengayakan penyemprotan cairan disinfektan dengan cara fogging sebenarnya tidak dianjurkan.
Hal ini bisa menimbulkan iritasi pada kulit dan sistem pernapasan. Cara ini pun sebenarnya tidak disarankan oleh WHO. Karena, cairan disinfektan terbuat dari alkohol, H2O2, dan klorin yang merupakan bahan-bahan bersifat karsinogenik.
Artikel Lainnya: Waspada, Penderita Virus Corona Bisa Tidak Menunjukkan Gejala!
Jika digunakan atau disemprotkan terlalu banyak dan mengenai manusia, maka bisa menimbulkan dampak buruk.
Dijelaskan oleh dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, fogging disinfektan memang terbilang kurang efektif dan tidak 100 persen membuat Anda kebal dari virus-virus yang menyebabkan penyakit, seperti virus corona.
“Menyemprotkan bahan-bahan kimia seperti disinfektan sebenarnya tidak boleh langsung ke tubuh manusia. Kalau untuk menyemprotkannya ke benda-benda mati, hal tersebut diperbolehkan.
Namun, tidak boleh berlebihan juga, ya. Karena, asapnya mengandung alkohol dan klorin yang bisa berbahaya bagi sistem pernapasan dan kulit,” ujar dr. Iqbal.
“Gas klorin dan klorin dioksida yang ada di dalam cairan disinfektan bisa mengakibatkan iritasi akut pada sistem pernapasan. Apalagi dengan cara fogging, yang mana asapnya bisa dihirup oleh siapa saja yang berada di area tersebut,” tambahnya.
Disinfektan Bukan Membunuh Virus Corona
Perlu diingat, cairan disinfektan bisa membunuh virus yang menempel pada benda mati, bukan melindungi Anda dari virus bila berkontak fisik dengan orang yang sakit.
Jadi, gunakan cairan disinfektan dengan bijak dan hanya pada benda-benda mati. Hindari fogging cairan disinfektan mengenai tubuh karena berbahaya bagi sistem pernapasan dan kulit.
Artikel Lainnya: Tanda-tanda Seseorang Sudah Sembuh dari Virus Corona
Lakukan Physical Distancing dan Jaga Kesehatan
Tetap utamakan penerapan physical distancing dan pola hidup sehat. Jagalah selalu kebersihan diri dan lingkungan rumah.
Physical distancing sangat penting dilakukan di masa-masa genting seperti sekarang ini. Sebab, bisa memperlambat penularan dan menyediakan waktu untuk tenaga medis mengobati orang-orang yang lebih dulu terpapar virus corona.
Selain itu, lakukan pencegahan lain seperti rajin cuci tangan, makan makanan bergizi, olahraga rutin, dan tidak merokok serta minum alkohol.
Yang tak kalah penting, perhatikan juga kondisi tubuh. Bila merasa tak enak badan, lebih baik tinggal di rumah. Periksakan diri ke rumah sakit saat ada gejala seperti demam, batuk, dan sesak napas.
KlikDokter bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan dan BNPB dalam menekan angka persebaran virus corona. Gunakan fogging disinfektan dengan benar, ya!
Konsultasikan keluhan Anda via Tanya Dokter online KlikDokter. Baca terus informasi COVID-19 terbaru dan tips kesehatan di aplikasi KlikDokter!
(FR/AYU)