Anemia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Hampir 2,3 miliar orang mengalami anemia. Di Indonesia sendiri, anemia merupakan salah satu penyakit paling umum di Indonesia, dengan perumpamaan 1 dari 5 orang Indonesia memiliki risiko untuk terkena anemia. Meski demikian, banyak masyarakat yang belum sepenuhnya teredukasi akan gejala, dampak, dan penanggulangan anemia.
Berangkat dari sini, sejak tahun 2016 Merck meluncurkan kampanye “Indonesia Bebas Anemia”. Perusahaan ini mencoba terus konsisten melanjutkan kampanye tersebut dengan tema “Generasi Produktif, Generasi Bebas Anemia.”
Tema tersebut dirasa sangat penting karena merupakan kesadaran akan pentingnya mempersiapkan generasi penerus bangsa yang produktif dan berkualitas. Langkah ini merupakan antisipasi dalam menyambut era bonus demografi.
Untuk Anda ketahui, era bonus demografi adalah suatu era yang ditandai dengan jumlah penduduk usia produktif sudah jauh lebih banyak dari jumlah penduduk nonproduktif, dengan perbandingan 100 usia produktif berbanding kurang dari 50 usia nonproduktif (100 : <50).
Semangat dari Merck ini juga didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), yang berharap agar pemahaman masyarakat mengenai anemia ini meningkat. Tujuannya, mewujudkan generasi yang lebih sehat dan produktif.
“Dampak anemia sering kali tidak terlihat maupun dirasakan secara langsung, tapi anemia tentunya tidak dapat diremehkan. Faktanya, anemia terbukti menyebabkan menurunnya produktivitas kerja wanita Indonesia sebanyak 20 persen atau sekitar 6,5 jam per minggu. Kondisi ini tentunya dapat menjadi hambatan besar bagi pembangunan sumber daya berkualitas di Indonesia,” ungkap Prof. Dr. Endang L. Achadi, Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), dalam konferensi pers ‘Indonesia Bebas Anemia 2018’ pada hari Kamis (26/04), di Jakarta.
Tahun ini, Merck juga siap dengan beberapa bentuk kampanye, mulai dari kampanye digital, aktivitas PR, senam anemiaction, konsultasi anemia, mobil IRON-GO, serta edukasi anemia. Untuk edukasi, Merck juga menggandeng komunitas 1000 Guru dengan diadakannya kegiatan Training of Trainers (ToT) untuk para relawan 1000 Guru, yang nantinya akan mengedukasi masyarakat Indonesia dalam jangkauan yang lebih luas hingga ke pelosok.
Anie Rachmayani, Associate Director Marketing PT Merck mengatakan bahwa ToT ini berfokus untuk menciptakan para agen perubahan melalui misi edukasi yang akan serentak dilakukan di 10 kabupaten di Indonesia. Daerah-daerah tersebut memiliki prevalensi anemia yang tinggi serta termasuk dalam daftar Kabupaten/ Kota Utama Intervensi Stunting dari Kemenkes.
Seputar anemia
Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah dari normal. Seperti dijelaskan oleh Prof. Dr. Endang, gejala anemia muncul dari kurangnya oksigen yang dibawa darah ke jaringan tubuh karena kadar Hb rendah, antara lain:
- Kekurangan oksigen pada otot menyebabkan mudah letih, lelah, lesu, sehingga seseorang menjadi kurang produktif
- Kekurangan oksigen pada otak menyebabkan kurang konsentrasi atau mudah lalai, sehingga prestasi seseorang menurun
- Gejala lainnya: mudah sakit kepala, pusing (kliyengan), mata berkunang-kunang, dan mudah mengantuk
- Pada anemia yang berat, terlihat pada wajah, mata, bibir, kulit, kuku, dan telapak tangan seseorang tampak pucat
- Untuk mudah mengingatnya, ingatlah “5 L”, yaitu letih, lemah, lesu, lelah, lalai
Untuk mencegah anemia, Anda dapat melakukan beberapa hal di bawah ini:
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, termasuk makanan kaya zat besi dari sumber makanan hewani (daging, unggas, dan ikan)
- Tidak mengonsumsi teh, kopi, atau susu bersamaan saat makan karena akan menurunkan penyerapan zat besi dari makanan
- Mengonsumsi makanan yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi seperti jeruk dan makanan hewani
- Cegah cacingan dan malaria melalui pola hidup bersih dan tidur menggunakan kelambu jika Anda tinggal di daerah endemis malaria
- Mengonsumsi tablet tambah darah sesuai anjuran
Pastikan Anda mengonsumsi makanan secara bervariasi. Makanan yang beragam dan seimbang gizinya akan mencegah terjadinya anemia, khususnya pada wanita, ibu hamil, dan remaja putri. Wanita lebih rentan terkena anemia karena mereka mengalami haid setiap bulannya. Lakukan pemeriksaan kesehatan berkala untuk mengetahui ada atau tidaknya anemia. Selain itu, jangan lupa untuk ikut serta kampanye “Indonesia Bebas Anemia” untuk meningkatkan kesadaran orang-orang sekitar mengenai anemia, demi generasi yang lebih sehat!
[RVS]