Covid-19

Studi: Wanita Lebih Rentan Mengalami Efek Samping Vaksin COVID-19

Tri Yuniwati Lestari, 25 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sebuah studi menyatakan bahwa wanita lebih rentan terkena efek samping vaksin COVID-19. Benarkah demikian? Yuk, kita simak penjelasannya.

Studi: Wanita Lebih Rentan Mengalami Efek Samping Vaksin COVID-19

Kehadiran vaksin COVID-19 menjadi harapan untuk segera mengakhiri pandemi ini. Seluruh dunia, termasuk Indonesia, juga sudah melaksanakan program vaksinasi. Hasilnya sejauh ini relatif positif. Efek samping vaksin COVID-19 yang dilaporkan pun sebatas gejala ringan saja.

Namun, temuan penelitian terbaru bisa jadi meresahkan sebagian orang, khususnya wanita. Dikatakan, wanita lebih rentan mengalami efek samping COVID-19. Bagaimana kebenarannya? Langsung saja simak penjelasan dokter berikut.

1 dari 2

Bagaimana Wanita Lebih Rentan Alami Efek Samping Vaksin COVID-19?

Dikutip dalam Very Well, studi yang dikeluarkan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkap, wanita lebih rentan mengalami efek samping pasca-vaksinasi COVID-19 dibandingkan pria.

Studi tersebut berdasarkan observasi 13,8 juta orang yang telah menerima suntikan dosis pertama, pada 14 Desember 2020 hingga 13 Januari 2021. Peneliti CDC memperoleh data bahwa 79,1 persen efek samping vaksin dosis pertama terjadi pada wanita.

Efek samping yang dikeluhkan tergolong ringan, seperti sakit kepala, kelelahan, nyeri lengan, dan pusing. Namun, data tersebut menyatakan bahwa wanita lebih rentan mengalami efek samping setelah menerima vaksin COVID-19.

Selain itu, penelitian yang sama juga menyebutkan wanita lebih mungkin mengalami reaksi anafilaksis terhadap vaksin. Anafilaksis adalah suatu reaksi alergi yang disebabkan oleh obat atau vaksin.

Artikel lainnya: Medfact: Vaksin COVID-19 Bisa Membuat Wanita Mandul?

Data yang diterbitkan di Journal of American Medical Association (JAMA) menunjukkan, 19 kasus reaksi anafilaksis dilaporkan terjadi pada wanita yang mendapat vaksin Moderna.

Reaksi anafilaksis juga terjadi pada wanita yang mendapat vaksin Pfizer-BioNTech. Diketahui, dari total 47 reaksi anafilaksis yang tercatat, 44 kasus terjadi pada wanita.

Meskipun demikian, menurut dr. Dyah Novita Anggraini masih terlalu dini untuk menyimpulkan efek vaksin pada wanita itu. 

“Efek samping vaksin yang mudah dialami pada wanita itu masih membutuhkan penelitian lanjut. Alasannya karena CDC baru ambil data pada beberapa orang yang sudah vaksin,” ucap dokter yang kerap disapa Vita itu.

Artikel Lainnya: Kabar Baik, Antibodi Virus Corona Ada di ASI Busui yang Divaksinasi

Food and Drug Administration (FDA) juga tetap menyarankan wanita untuk menerima vaksin COVID-19. Manfaat vaksin dianggap lebih besar daripada efek samping yang berpotensi terjadi.

Reaksi anafilaksis terhadap vaksin COVID-19 yang dilaporkan juga sangat jarang terjadi. FDA mewajibkan setiap orang diobservasi selama 15 menit setelah disuntik. Jika terjadi reaksi tertentu, dokter atau vaksinator akan mengobservasi lebih lanjut.

Sementara itu, orang yang pernah mengalami reaksi anafilaksis sebelumnya terhadap vaksinasi apa pun diminta untuk menunggu 30 menit.

Menurut dr. Vita, wanita tidak perlu khawatir berlebih terhadap efek samping vaksin yang terjadi. Jika memang Anda sudah terdaftar dan masuk dalam prioritas penerima vaksin, jangan sia-siakan kesempatan itu. 

“Kalau mau vaksin, malamnya persiapkan dengan cukup istirahat. Kalau misalnya kurang fit, infokan kepada dokter, apakah bisa dilanjutkan vaksin atau ditunda dahulu,” ucap dr. Vita.

Artikel lainnya: Bolehkan Ibu Hamil Menerima Vaksin Corona?

2 dari 2

Apa Perbedaan Sistem Imun Pada Pria dan Wanita?

Efek samping vaksin COVID-19 ini tentu menyisakan pertanyaan apakah wanita memiliki imun tubuh yang lebih rendah dibandingkan pria?

Menjawab pertanyaan tersebut, dr. Vita mengatakan sebenarnya imunitas wanita umumnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan pria.

“Imunitas wanita justru lebih tinggi dan kurang rentan terkena penyakit virus. Pengaruh kromosom X membantu meningkatkan sistem imunitas wanita, produksi antibodi pada wanita juga meningkat,” katanya.

Namun, dilansir dari refinery29, David Wohl, MD, dokter penyakit menular di University of North Carolina, Chapel Hill School of Medicine, menyatakan kondisi-kondisi tertentu pada wanita dapat melemahkan imunitas.

Ia mencontohkan, misalnya, kehamilan atau menderita penyakit autoimun. Wanita dengan kondisi tersebut menjadi lebih berisiko mengalami efek samping setelah vaksinasi COVID-19.

Ikuti terus perkembangan vaksin virus corona di Indonesia dengan membaca informasi di aplikasi Klikdokter.

[HNS/JKT]

virus corona
vaksin