Tanpa disadari, gula pasti ada di dalam makanan dan minuman sehari-hari. Mulai dari makanan berat hingga ringan, rata-rata mengandung kadar gula di dalamnya. Padahal, konsumsi gula yang berlebihan dapat berujung pada obesitas dan kalori yang berlebih. Oleh karena itu, kini banyak orang yang mencari ragam pemanis pengganti gula.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di American Journal of Physiology-Regulatory, Integrative and Comparative Physiology, gula dapat berpengaruh pada hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang. Akibatnya, hal ini dapat berujung pada obesitas.
Konsumsi gula yang berlebih juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes mellitus, penyakit jantung, dan kanker. Untuk menghindari penyakit-penyakit berbahaya tersebut, beberapa alternatif berikut bisa Anda manfaatkan sebagai pengganti gula.
Artikel Lainnya: Amankah Mengonsumsi Pemanis Buatan Setiap Hari?
1. Stevia
Ini merupakan pemanis alami yang diekstrak dari daun tumbuhan asal Amerika Selatan yang dikenal dengan nama Stevia rebaudiana. Umumnya, stevia tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan.
Menurut penelitian yang dipublikasikan jurnal Food and Chemical Toxicology, steviosida yang terkandung di dalam stevia dapat menurunkan tekanan darah hingga 6-14%. Selain itu, menurut penelitian yang dipublikasikan oleh British Journal of Clinical Pharmacology pada tahun 2018, disebutkan bahwa stevia dapat menurunkan kadar gula darah dan insulin.
Stevia juga tidak mengandung kalori, sehingga aman dikonsumsi penderita diabetes maupun obesitas.
2. Xylitol
Mungkin Anda sudah sering mendengar istilah ini, khususnya pada produk permen karet. Xylitol merupakan gula alkohol yang memiliki kadar manis yang sama seperti gula pasir. Zat ini diekstrak dari jagung atau kayu dan banyak terkandung dalam buah dan sayuran.
Artikel Lainnya: Apakah Pemanis Buatan Lebih Sehat dari Gula?
Xylitol mengandung 2,4 kalori per gram, 40% lebih rendah kandungan kalorinya dibandingkan gula pasir. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan British Dental Journal tahun 2003, xylitol dapat menyehatkan gigi dengan mengurangi risiko karies pada gigi.
Selain itu, menurut riset lain yang dilansir dari jurnal Odontology pada 2008, xylitol dapat meningkatkan penyerapan kalsium di dalam tubuh. Ini dapat menurunkan risiko osteoporosis.
3. Erythritol
Hampir mirip seperti xylitol, erythritol merupakan gula alkohol namun mengandung kalori yang lebih rendah hanya 0,24 kalori per gram. Dibandingkan dengan gula pasir biasa, kandungan kalori pada erythritol hanya 6% dari kalori gula pasir.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan European Journal of Clinical Nutrition, disebutkan bahwa erythritol tidak dapat meningkatkan kadar gula darah, insulin, kolesterol, maupun trigliserida.
4. Madu
Bahan lezat ini sudah terkenal manfaat sehatnya karena mengandung berbagai vitamin dan mineral, termasuk antioksidan. Menurut penelitian dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry, konsumsi madu dapat meningkatkan kadar antioksidan di dalam tubuh.
Kadar antioksidan yang tinggi di dalam darah dapat menurunkan berbagai risiko penyakit. Penelitian lain yang dilansir dari International Journal of Food Sciences and Nutrition tahun 2009 menyebutkan konsumsi madu selama delapan minggu dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida pada penderita diabetes.
Meski punya banyak manfaat kesehatan, tapi madu juga mengandung fruktosa seperti gula pasir. Oleh karena itu, konsumsi secara berlebihan tidak disarankan.
5. Sirup Mapel
Sirup mapel berbentuk seperti cairan pekat yang diperoleh dari getah pohon mapel. Bahan makanan ini biasanya dikonsumsi dengan pancake atau waffle yang nikmat.
Tak hanya enak rasanya, sirup mapel mengandung berbagai mineral termasuk kalsium, potasium, besi, zinc, dan mangan. Selain itu, sirup ini juga mengandung berbagai zat antioksidan yang dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Beberapa bahan di atas dapat Anda gunakan sebagai alternatif pemanis pengganti gula. Ingat, konsumsi gula yang berlebihan dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan kanker. Sebaiknya, batasi konsumsi pemanis agar tidak terkena efek buruknya.
(FR/AYU)