Stem cell atau sel punca selama ini diujicobakan untuk mengatasi sejumlah kondisi medis, seperti kanker maupun gangguan tulang. Namun, belum lama ini terdapat penelitian yang juga mengkaji manfaat stem cell sebagai terapi pengobatan diabetes.
Bagaimana cara kerja terapi stem cell untuk penyakit diabetes? Simak penjelasannya berikut ini.
Menyingkap Manfaat Stem Cell untuk Kondisi Diabetes
Penelitian pertama yang mengkaji manfaat terapi stem cell untuk diabetes dipublikasikan melalui jurnal Stem Cells Translational Medicine. Risetnya dilakukan oleh Vinmec Research Institute of Stem Cell and Gene Technology, Vietnam.
Para peneliti ingin mengetahui apakah sel punca dari sel-sel sumsum tulang belakang dapat bermanfaat bagi penderita diabetes tipe 2.
Stem cell sendiri merupakan sel induk yang belum berdiferensiasi (berubah). Sel ini dapat tumbuh menjadi berbagai jenis sel.
Artikel Lainnya: Manfaat Buah Bidara (Jujube) untuk Penderita Diabetes
Studi melibatkan 30 peserta pengidap diabetes tipe 2. Setiap relawan mendapatkan infus darah dari stem cell tubuh mereka sendiri.
Infus darah disalurkan kepada peserta secara acak. Sebagian melalui vena, sementara yang lain lewat arteri pankreas dorsal.
Uji coba terapi pengobatan ini dilakukan selama 12 bulan. Para peneliti kemudian menilai keamanan terapi stem cell berdasarkan efek samping yang ditimbulkan.
Sementara, efektivitas kontrol gula jangka panjang dinilai berdasarkan perubahan A1C (hemoglobin di dalam darah yang dilekati oleh glukosa). Efektivitas terapi ini juga dinilai berdasarkan kadar gula darah puasa dan tingkat C-peptida peserta.
Hasil riset mengungkapkan terapi stem cell aman dan dapat ditoleransi dengan baik oleh seluruh peserta.
Terapi ini terutama bermanfaat bagi peserta yang kurang dari 10 tahun mengidap diabetes, serta mereka yang tidak mengalami obesitas dan memiliki indeks massa tubuh di bawah 23.
Selama menggunakan terapi stem cell, lebih dari separuh peserta mengaku bisa mengurangi penggunaan obat diabetes sembari mengontrol gula darah dengan baik.
Menurut dr. Dyah Novita Anggraini, stem cell berpotensi meningkatkan jumlah sel pankreas. Jadi, terapi ini dapat mengontrol kadar gula darah.
Para peneliti menyimpulkan stem cell dapat menjadi alternatif terapi pengobatan diabetes yang menjanjikan. Kendati demikian, penelitian lanjutan tetap dibutuhkan guna memperoleh bukti kuat soal potensi terapi stem cell untuk diabetes.
Artikel Lainnya: Mengapa Orang Diabetes Sering Sembelit?
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Washington University School of Medicine, Amerika Serikat. Hasil studinya diterbitkan melalui jurnal Stem Cell Reports.
Para peneliti berusaha mengkaji apakah stem cell dapat berubah menjadi sel beta (sel pankreas yang menghasilkan hormon insulin).
Hormon insulin berfungsi membantu sel tubuh menyerap dan mengubah gula darah menjadi energi. Hormon ini diperlukan penderita diabetes guna mengurangi kadar gula darah tinggi.
Peneliti melakukan uji coba pada tikus yang tidak mampu memproduksi insulin. Setelah sel punca ditransplantasikan ke dalam tubuh hewan tersebut, sel mulai berdiferensiasi menjadi sel beta.
Dalam hitungan hari, sel beta yang baru mengeluarkan hormon insulin. Sel ini juga membantu mengontrol gula darah tikus dalam beberapa bulan.
Kendati demikian, anggota penelitian Jeffrey R. Millman, Ph.D, mengaku terapi stem cell untuk membantu produksi insulin belum dapat diterapkan pada manusia.
Menurutnya, dalam beberapa kasus, sel punca mendorong produksi insulin secara berlebihan. Pada kasus lain, stem cell tidak memicu produksi insulin yang cukup.
Sel punca belum dapat digunakan sebagai terapi pengobatan utama untuk mengatasi penyakit diabetes.
Pasien diabetes tetap direkomendasikan menjaga pola makan sehat, olahraga, dan konsumsi obat terapi diabetes yang diresepkan dokter.
Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar diabetes dan terapi pengobatannya, konsultasi lebih mudah lewat Tanya Dokter.
(FR/JKT)