Dulu, para peneliti menemukan bahwa orang dengan diabetes tiga kali lebih mungkin untuk mengalami nyeri tendon ketimbang mereka yang tidak mengidap penyakit tersebut. Nyeri tendon dikenal juga dengan tendinitis. Kini, studi baru telah mencoba memahami mengapa itu terjadi.
Berdasarkan penjelasan dr. Atika dari KlikDokter, kadar gula tinggi dalam darah disebabkan karena kurangnya produksi hormon insulin atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin.
“Hormon insulin berfungsi untuk mengangkut gula yang ada di dalam darah untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Kekurangan hormon insulin atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap hormon insulin dapat mengganggu distribusi gula ke dalam sel-sel tubuh,” ujarnya.
Diabetes memang dapat memengaruhi jaringan atau organ lain. Salah satu jaringan yang bisa terkena imbas dari diabetes adalah tendon. Hal ini perlu diperhatikan karena orang dengan diabetes dianjurkan berolahraga untuk mengelola penyakitnya. Namun, tendinitis ini dapat menghalangi orang dengan diabetes untuk beraktivitas fisik dengan baik.
Lalu, bagaimana diabetes dapat merusak tendon?
Tendon adalah sekumpulan jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang. Tendon terdapat di seluruh tubuh, termasuk bahu, lengan, pergelangan tangan, pinggul, lutut, hingga pergelangan kaki. Mereka meletakkan kekuatan dari otot ke tulang sehingga Anda bisa bergerak.
Dilansir WebMD, ketika Anda memiliki penyakit diabetes yang tak terkendali, tendon dapat menebal dan menjadi lebih mudah robek. Kerusakan tendon pada diabetes tipe 1 dan tipe 2 terjadi karena zat yang disebut produk akhir glikasi lanjut (AGEs). Ia terbentuk ketika protein atau lemak bercampur dengan gula dalam aliran darah.
Biasanya, tubuh menghasilkan AGEs dengan perlahan tapi pasti. Namun, ketika Anda memiliki diabetes, tambahan gula dalam darah meningkatkan kecepatan, yang kemudian memengaruhi tendon.
Perlu diketahui bahwa tendon dibuat dari protein yang disebut kolagen. AGEs membentuk ikatan dengannya yang dapat mengubah struktur tendon dan memengaruhi seberapa baik mereka bekerja. Misalnya, tendon dapat menjadi lebih tebal dari biasanya dan tidak mampu menahan berat badan sebanyak dahulu. Akibatnya, peluang tendon untuk robek bakal meningkat.
Ciri signifikan saat tendon Anda rusak akibat diabetes, antara lain telapak tangan serta jari yang kaku atau berubah menuju arah tak semestinya. Kondisi lain seperti susah bergerak, mati rasa, dan kesemutan terus-menerus juga dapat dialami tubuh Anda.
Kerusakan tendon amat menyakitkan dan dapat menghambat pergerakan sendi. Bahkan jika Anda menjalani operasi untuk memperbaiki kerusakan, tendon dapat robek lagi. Studi menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga orang dengan diabetes yang menjalani operasi tendon, bakal kembali pada kondisi awal.
Mengatasi kerusakan tendon
Cara terbaik untuk menghindari kerusakan tendon adalah mengendalikan kadar gula darah akibat diabetes. Turunkan lewat bantuan diet, olahraga, serta obat-obatan. Hal ini akan meningkatkan kesehatan serta menghilangkan tekanan pada tendon secara bersamaan.
Jika Anda sudah mengalami kerusakan tendon, diskusikan kepada dokter Anda apakah Anda boleh melakukan pengobatan berikut ini:
- Obat penghilang rasa sakit seperti aspirin atau ibuprofen
- Relaksan otot
- Terapi fisik dan olahraga
“Pengobatan diabetes umumnya mulai dari menjaga pola makan dan gaya hidup, obat diabetes oral (tablet), hingga insulin. Obat-obatan diabetes ada banyak jenisnya, dari yang bekerja mengeluarkan insulin hingga yang bekerja meningkatkan fungsi dari insulin,” tutur dr. Atika.
Pahami korelasi antara kerusakan tendon serta diabetes sesuai penjelasan di atas, agar tidak memengaruhi aktivitas sehari-hari. Terapkan juga pola hidup sehat demi kualitas hidup yang lebih baik.
[RS/ RVS]