Belum lama ini, viral kisah seorang pria berotot pengidap diabetes yang mengalami koma. Pria tersebut mengaku mengalami penurunan berat badan drastis dalam sepekan, mudah lelah, kurang bertenaga, muntah-muntah hingga akhirnya dilarikan ke instalasi gawat darurat (IGD).
Penyebabnya karena penerapan gaya hidup yang tidak sehat. Gaya hidup tidak sehat memang dapat menyebabkan pengidap diabetes (diabetesi) mengalami komplikasi berbahaya, salah satunya adalah diabetic coma alias koma diabetikum.
Apa itu Koma Diabetikum?
Disampaikan dr. Devia Irine Putri, koma diabetikum adalah komplikasi diabetes serius yang bisa mengancam jiwa. Karenanya, kondisi ini harus segera ditangani.
Berdasarkan Cleveland Clinic, koma diabetikum bisa menyebabkan penderita diabetes tidak sadarkan diri dan tidak dapat merespons sekitar.
“Penyebab terjadinya koma dan tak sadarkan diri karena kadar gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia) atau terlalu rendah (hipoglikemia),” jelas dr. Devia.
Rasa sangat haus dan lapar, serta sering buang air kecil selama beberapa pekan bisa menjadi ciri-ciri awal koma diabetikum. Hal ini terutama dialami pengidap diabetes dengan kadar gula darah tidak terkontrol, termasuk yang memiliki gaya hidup tidak sehat.
Karena kadar gula darah tidak terkontrol, tanda-tanda koma diabetik biasanya disertai gejala berikut:
- Demam tinggi
- Merasa lemas
- Mengantuk
- Kesehatan mental yang terganggu
- Sakit kepala
- Gelisah
- Mengalami masalah penglihatan
- Halusinasi
- Kelumpuhan
Apabila kamu menderita diabetes dalam waktu yang lama, koma diabetikum bahkan bisa terjadi tanpa gejala sama sekali.
Artikel Lainnya: Tanda Diabetes Melitus yang Perlu Anda Waspadai
Penyebab Koma Diabetikum
Seperti telah disampaikan, penyebab utama koma diabetikum adalah kadar gula darah terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Selain itu, koma diabetes juga bisa disebabkan oleh ketoasidosis diabetik, berikut penjelasannya:
1. Hipoglikemia
Ketika kadar gula darah tubuh terlalu rendah, kondisi ini dinamakan sebagai hipoglikemia. Hipoglikemia bisa dialami oleh siapa pun, termasuk orang yang tidak menderita diabetes.
Nah, pada pengidap diabetes, hipoglikemia bisa memicu koma diabetikum. Koma diabetes adalah jenis komplikasi hipoglikemia berat. Kondisi ini bisa dihindari, asalkan kamu mengobati sedini mungkin hipoglikemia gejala ringan dan sedang.
Apabila hipoglikemia tidak diobati sama sekali, hal ini dapat menyebabkan hipoglikemia yang parah sehingga memicu koma diabetikum.
Biasanya, koma diabetes akibat hipoglikemia parah berisiko besar dialami pengidap diabetes yang terlalu banyak menggunakan insulin sintetis. Insulin sintetis adalah obat yang memiliki struktur dan cara kerja mirip hormon insulin alami yang diproduksi oleh pankreas.
Insulin berfungsi membantu sel tubuh menyerap dan mengubah gula darah (glukosa) menjadi energi. Dengan begitu, kadar gula darah dapat diturunkan.
Sayangnya, penggunaan insulin berlebih bisa menyebabkan hipoglikemia parah hingga berujung koma diabetikum. Hipoglikemia parah juga bisa dialami pengguna obat terapi diabetes oral yang bisa meningkatkan kadar insulin.
Ketika gula darah terlalu rendah, kamu bisa mengalami sejumlah gejala, termasuk mengantuk, cemas, penglihatan kabur, hingga menurunnya tingkat kesadaran.
Artikel Lainnya: Anda Sering Mengantuk? Waspada Gejala Diabetes!
2. Sindrom Hiperglikemi Hiperosmolar Non-Ketotik
Pengidap diabetes tipe-2 dengan kadar gula darah terlalu tinggi bisa mengembangkan kondisi hyperosmolar hyperglycemic nonketotic syndrome (HHNS).
Sindrom hiperglikemi hiperosmolar non-ketotik biasanya ditandai dengan kadar glukosa di atas 600 mg/dL. Kondisi ini bisa disebabkan oleh penyakit maupun kebiasaan lalai mengonsumsi obat terapi diabetes.
Hyperosmolar hyperglycemic nonketotic syndrome dapat meningkatkan rasa haus, menyebabkan mual, muntah, sesak napas, hingga koma diabetikum.
3. Ketoasidosis Diabetik
Penyebab koma diabetes selanjutnya adalah ketoasidosis diabetik. Ketoasidosis diabetik adalah komplikasi penyakit metabolik yang umumnya dialami penderita diabetes tipe-1.
Tubuh pengidap diabetes tipe-1 kerap kekurangan insulin. Saat kekurangan insulin, hati memecah lemak menjadi keton untuk menghasilkan energi.
Akibatnya, keton menumpuk di dalam darah maupun urine. Kondisi ini membuat tubuh menjadi lebih asam sehingga terjadilah ketoasidosis diabetik.
Ketoasidosis diabetik menimbulkan gejala, berupa meningkatnya rasa haus, mulut kering, sering buang air kecil, kulit gatal, maupun sakit perut dengan atau tanpa disertai muntah.
Bila tidak segera diobati, ketoasidosis diabetik bisa menyebabkan koma diabetes.
Artikel Lainnya: Penyebab Prediabetes dan Diabetes Tipe 2 Sering Tidak Terdiagnosis
Bagi kamu penderita diabetes, penting untuk memantau gula darah setiap hari. Apalagi jika sedang menjalani terapi pengobatan yang bisa meningkatkan kadar insulin dalam tubuh.
Segera berkonsultasilah kepada dokter apabila kamu mengalami gejala hiperglikemia maupun hipoglikemia. Konsultasi lebih mudah, pakai layanan Tanya Dokter, aja!
#JagaSehatmu dengan disiplin menerapkan gaya hidup sehat dan mengelola kadar gula darah setiap hari untuk mengurangi risiko terjadinya koma diabetikum. Kamu juga bisa mengunduh aplikasi KlikDokter untuk mendapatkan informasi seputar kesehatan lainnya.
(ADT/JKT)
Referensi:
- Cleveland Clinic. Diakses 2022. Diabetes-Related Coma.
- Diabetes Community UK. Diakses 2022. Diabetic Coma.
Ditinjau oleh dr. Devia Irine Putri
Dokter terkait: dokter spesialis penyakit dalam