Diabetes merupakan penyakit metabolik yang terjadi akibat hormon insulin yang sudah tak lagi berfungsi dengan optimal. Pada penyakit ini, penderitanya akan memiliki kadar gula darah yang cenderung tinggi.
Menurut dr. Fiona Amelia dari KlikDokter, penderita diabetes umumnya memiliki berat badan berlebih. Kondisi itu (kegemukan) menyebabkan resistensi insulin, yaitu ketika hormon insulin tak lagi mampu bekerja mengendalikan kadar gula darah di dalam tubuh.
Diabetes dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu:
- Diabetes tipe 1, dimana sistem daya tahan tubuh menyerang dan menghancurkan sel beta di pankreas yang memproduksi insulin.
- Diabetes tipe 2, ketika sel beta di pankreas tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, atau sel-sel tubuh tidak menunjukkan respons terhadap insulin yang diproduksi.
- Diabetes gestasional, yakni diabetes yang terjadi saat kehamilan.
- Diabetes tipe lain, yang dapat timbul akibat kelainan hormon, infeksi, atau kondisi genetik lainnya.
Secara garis besar, apa pun jenis diabetes yang terjadi, penderitanya akan mengalami penurunan kualitas hidup yang berarti. Bahkan pada beberapa kasus, orang yang mengalami diabetes juga berisiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan otak hingga Alzheimer.
Diabetes dan Alzheimer
Diabetes dan penyakit Alzheimer terhubung dengan cara yang belum sepenuhnya dipahami. Meski tidak semua studi menghasilkan temuan serupa, namun banyak penelitian menunjukkan bahwa orang dengan diabetes―terutama diabetes tipe 2― memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit demensia hingga Alzheimer.
Dilansir dari Self, diabetes pada dasarnya dapat menyebabkan beberapa komplikasi, salah satunya kerusakan pada pembuluh darah. Penyakit metabolik tersebut dianggap sebagai faktor risiko demensia vascular, yaitu salah satu jenis penyakit akibat kerusakan otak karena terhalangnya aliran darah.
Terkait itu, salah satu penelitian yang sedang berlangsung mencoba untuk memahami hubungan antara Alzheimer dan diabetes. Peneliti menduga, hubungan tersebut dapat terjadi sebagai akibat dari diabetes tipe 2 dalam memengaruhi kemampuan otak dan jaringan tubuh lain sehubungan dengan gula darah serta respons insulin.
Lebih jauh, diabetes juga dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif jenis lain. Keadaan ini adalah suatu kondisi dimana penderita diabetes mengalami lebih banyak masalah memori daripada orang pada umumnya. Gangguan kognitif tersebut dapat disertai dengan penyakit Alzheimer dan demensia.
Menangani diabetes sejak dini
Diabetes harus diobati secara menyeluruh. Menurut dr. Fiona, prinsip pengobatan diabetes adalah mengendalikan kadar gula darah dengan baik berdasarkan empat pilar diabetes, yaitu:
- Edukasi, meliputi: pemberian informasi terkait penyakit, penyebab, komplikasi, penanganan, pencegahan
- Pengaturan pola makan
- Olahraga
- Obat.
“Obat-obatan antidiabetes banyak jenis dan indikasinya, tergantung beratnya diabetes serta komplikasi yang sudah terjadi,” tutur dr. Fiona.
Lebih lanjut, dr. Fiona mengungkap bahwa berikut ini adalah target pengendalian gula darah pada diabetes:
- HbA1c di bawah 7% (optimal bila di bawah 6,5%)
- Gula darah puasa 80–130 mg/dL (optimal bila di bawah 110 mg/dL)
- Gula darah dua jam post prandial (setelah makan) di bawah 180 mg/dL (optimal bila di bawah 140 mg/dL)
Cegah diabetes sejak dini agar Anda tidak mengalami penurunan kualitas hidup yang berarti. Namun, apabila diabetes sudah terlanjur terjadi, pastikan Anda mengendalikan penyakit ini agar tak berakhir pada kondisi Alzheimer atau komplikasi yang lebih mengerikan lagi.
[NB/ RVS]