Tak peduli suara merdu atau sumbang, sebagian orang pasti setuju bahwa bernyanyi atau karaoke merupakan aktivitas yang menyenangkan.
Menyanyikan lagu favorit memang bisa melepas penat dan meluapkan emosi, apalagi jika dilakukan bersama orang-orang terdekat.
Tapi, tahukah Anda bahwa para ilmuwan pernah meneliti lebih lanjut tentang manfaat bernyanyi, khususnya terhadap penderita diabetes? Manfaat bernyanyi yang satu itu mungkin masih terdengar asing di telinga.
Kendati begitu, tak ada salahnya bagi Anda untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh aktivitas tersebut terhadap penyakit gula darah.
Artikel Lainnya: Plus-Minus Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu
Studi tentang Manfaat Bernyanyi untuk Penderita Diabetes
Sebuah penelitian tentang efek bernyanyi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Experimental and Clinical Endocrinology & Diabetes (2015).
Ilmuwan mengungkapkan, pengobatan diabetes yang dilakukan komprehensif selama ini terbukti menurunkan kualitas hidup pasien.
Melakukan latihan bernyanyi secara berkelompok ternyata dapat berefek positif terhadap kualitas hidup mereka.
Banyaknya langkah pengobatan dan pantangan membuat mereka tertekan dan stres, terutama mereka yang sangat bergantung pada insulin.
Ketika mereka mengikuti latihan suara tersebut, stres yang dialami langsung menurun dan kualitas hidup mereka juga meningkat. Alhasil, bernyanyi dianggap sebagai program intervensi gaya hidup bagi penderita kencing manis.
Sayangnya, efek positif ini hanya menetap sementara. Stres kembali muncul tiga bulan kemudian saat mereka tidak meneruskan aktivitas kelompok. Uniknya, mereka yang tetap bernyanyi secara rutin mengalami kenaikan berat badan.
Meski bobot tubuh naik, yang menarik di sini, tidak ada pengaruh buruk terhadap glukosa mereka.
Jadi, Bisakah Kita Kontrol Gula Darah dengan Bernyanyi?
Berdasarkan studi yang ada, dr. Arina Heidyana menyetujui bahwa bernyanyi belum bisa disebut sebagai cara menurunkan gula darah yang ampuh.
Namun, bukan berarti aktivitas yang satu itu tidak bermanfaat sekali, ya. Tetap ada manfaatnya, tapi tidak terlalu signifikan untuk diabetesi.
Aktivitas itu hanya membantu meningkatkan kualitas hidup para pasien yang jenuh dengan rutinitas pengobatannya. Bernyanyi pada akhirnya hanya menjadi intervensi atau short escape bagi para pasien.
Sah-sah saja jika Anda ingin mencobanya. Sebab, saat kualitas hidup meningkat, semangat dan penerimaan akan kondisi diri sendiri juga lebih baik.
Artikel Lainnya: Cara Mencegah Gula Darah Rendah atau Hipoglikemia
Pengobatan pun dapat berjalan lebih lancar dan berdampak langsung pada kadar gula darah yang terkontrol. Solusi yang baik, bukan?
Dokter Arina tetap mengingatkan, meski mendendangkan lagu direkomendasikan untuk memelihara kondisi mental penderitanya, diabetesi harus pula memperhatikan suaranya.
“Penderita masalah gula darah bisa memiliki ketegangan dan kelemahan di suaranya. Kenapa? Karena ada salah satu komplikasi dari diabetes yang namanya neuropati perifer,” ujarnya.
“Neuropati perifer akan memengaruhi saraf yang mengontrol suara, sehingga terdapat perubahan suara pada pasien. Contohnya, tiba-tiba suaranya menjadi serak,” ujar dr. Arina.
Karena itulah, dia mengingatkan Anda untuk bernyanyi sewajarnya. Walaupun terkadang suasana yang ada mendukung Anda untuk heboh dan berteriak, Anda tetap harus mengontrol diri.
Jika tidak, risiko terkena gangguan pita suara menjadi lebih tinggi. Tak perlu jauh-jauh bernyanyi, berbicara pun akan sulit.
Perbanyak minum air putih setelah Anda bernyanyi dalam waktu yang cukup lama. Obat untuk mengontrol gula darah pun tetap harus dikonsumsi.
Bila terasa tak nyaman di tenggorokan, hindari berdehem karena hal tersebut malah berpotensi merusak pita suara. Sebagai gantinya, minumlah air putih agar kondisi tenggorokan jadi lebih baik.
Kini Anda sudah mengetahui pengaruh bernyanyi terhadap penderita diabetes. Untuk pertanyaan lainnya seputar gula darah atau penyakit metabolik lainnya, konsultasikan pada dokter kami lewat fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter.
(HNS/AYU)