Metformin adalah obat kerap dikonsumsi penderita diabetes tipe 2 untuk menurunkan kadar gula darah. Obat ini bekerja dengan meningkatkan efektivitas tubuh dalam hal penggunaan insulin. Dengan demikian, kenaikan kadar gula darah pun bisa ditekan.
Terkadang, dokter dapat meresepkan metformin untuk penderita sindrom ovarium polikistik (PCOS). Penderita PCOS biasanya juga juga mengalami peningkatan kadar gula, sehingga metformin bisa membantu mengurangi gejala ini.
Yang perlu diingat, metformin adalah obat keras yang memerlukan resep dan pemantauan dokter. Bila tidak, sejumlah efek samping bisa mengintai. Apakah salah satunya menyebabkan kerontokan rambut?
Artikel lainnya: Menurut Dokter, Ini Penyebab Tersering Rambut Rontok
Benarkah Obat Metformin Sebabkan Kerontokan Rambut?
Laporan kasus yang mengaitkan kerontokan rambut dan metformin terjadi pada tahun 2017. Hal tersebut dimuat dalam Pubmed.
Dalam laporan itu, seorang pria berusia 69 tahun dengan penyakit diabetes tipe 2 mengaku tiba-tiba kehilangan alis dan bulu mata sekitar 4 bulan setelah mengonsumsi obat diabetes.
Pria itu mengonsumsi kombinasi metformin dengan obat diabetes lainnya yang disebut sitagliptin.
Dokter menggunakan tes klinis untuk menyingkirkan penyakit sistemik atau masalah kulit yang mungkin berkontribusi terhadap kerontokan rambut. Penulis laporan menyimpulkan bahwa ada kemungkinan hubungan antara konsumsi obat dan kerontokan rambut.
Namun, belum jelas apakah metformin secara langsung benar-benar bertanggung jawab atas masalah ini atau ada faktor lain yang berperan.
Kemungkinan lainnya, metformin secara tidak langsung dapat menyebabkan kerontokan rambut pada penderita diabetes.
Penelitian yang tercatat di PubMed pada 2016 menunjukkan, mengonsumsi metformin dalam jangka panjang dapat menyebabkan defisiensi B12 dan anemia. Perlu diketahui, rambut rontok merupakan gejala umum dari kedua kondisi ini.
Artikel lainnya: Perlu Tahu, Ini Efek Samping Obat Diabetes Metformin
“Metformin dapat mengurangi kemampuan penyerapan vitamin B12 oleh usus. Sehingga anemia dan defisiensi B-12 terjadi,” kata dr. Jill Crandall, Profesor Kedokteran di Albert Einstein College of Medicine, New York.
Untuk mencegah efek samping ini, biasanya dokter akan menyarankan pasien untuk meningkatkan asupan kaya vitamin B12 atau meresepkan suplemen vitamin B12.
Dengan demikian, apakah ini berarti efek samping metformin menyebabkan kerontokan rambut? Dokter Sara Elise Wijono, M. Res. menyatakan belum bisa ditarik kesimpulan ke arah sana.
Alasannya, studi kasus ini hanya melibatkan satu orang, sehingga sulit mengatakan temuan ini mewakili pengaruh metformin pada kerontokan rambut secara umum.
“Memang ada laporan rambut rontok setelah konsumsi metformin, tapi ini tidak umum. Jadi disimpulkan bisa saja berhubungan tapi belum confirmed,” katanya saat dimintai tanggapan.
Malahan, dalam sebuah uji klinis acak pada 2016, disimpulkan kalau metformin dapat mengurangi risiko kerontokan rambut saat dikonsumsi penderita PCOS.
Menurut peneliti, rambut rontok bisa jadi salah satu gejala PCOS. Mengobati kondisi ini dapat mengurangi gejala dan keluhan yang dirasakan penderita, termasuk rambut rontok.
Artikel lainnya: Minum Obat Diabetes Metformin untuk Diet, Apa Efeknya?
Minimalkan Efek Samping Metformin, Konsumsi Sesuai Anjuran Dokter!
Menurut dr. Sara Elise, semua obat akan menimbulkan efek samping yang berbeda di tubuh setiap orang, termasuk metformin.
“Efek samping (obat) tidak selalu muncul. Kalau diminum sesuai anjuran, bisa saja timbul efek samping tertentu. Tapi, jika diminum sembarangan dan tanpa pemantauan dokter, itu akan lebih berisiko,” jelasnya.
Dokter Sara mengingatkan untuk tidak minum obat metformin sembarangan karena efek sampingnya yang berbahaya.
“Efek samping metformin (jika dikonsumsi sembarangan) antara lain gula darah rendah. Jika tidak ditangani segera, bisa berakibat fatal, sebab metformin termasuk jenis obat keras,” ujarnya.
Efek samping metformin pada rambut rontok masih perlu diuji kebenarannya pada subjek yang lebih luas, dengan mempertimbangkan variabel lainnya.
Yang utama, konsumsi obat sesuai dosis dan anjuran dokter agar risiko-risiko tak perlu dari konsumsi obat bisa dicegah.
Yuk, chat langsung dengan dokter seputar masalah kesehatan melalui aplikasi Klikdokter.
[HNS/JKT]