Beda dengan diabetes yang umumnya diketahui, diabetes insipidus bisa menyebabkan ketidakseimbangan regulasi cairan di dalam tubuh. Kondisi semacam ini tentu saja bisa mengganggu kesehatan tubuh. Lalu bisakah kondisi ini dicegah?
Penyakit diabetes bisa dialami siapa saja, dari anak-anak hingga dewasa. Umumnya masyarakat hanya tahu bahwa diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Selain kedua tipe tersebut, ada pula diabetes insipidus yang angka kejadiannya jauh lebih jarang. Mungkin inilah salah satu alasan kenapa diabetes insipidus masih belum banyak diketahui.
Diabetes insipidus adalah suatu kondisi tubuh kehilangan banyak cairan melalui urine dan bisa menyebabkan dehidrasi serta komplikasi lainnya. Singkatnya, diabetes insipidus mengakibatkan gangguan pengaturan kadar cairan tubuh.
Seseorang dengan diabetes insipidus bisa sangat sering buang air kecil dengan jumlah yang banyak, sehingga jadi mudah haus. Penyebab diabetes insipidus berbeda dengan diabetes tipe 1 maupun tipe 2.
Jenis diabetes insipidus
Diabetes insipidus dibagi menjadi dua jenis, yaitu diabetes insipidus nefrogenik dan diabetes insipidus neurogenik.
Pada diabetes insipidus neurogenik, terjadi "kegagalan" kelenjar pituitari di otak untuk mengeluarkan hormon vasopresin yang mengatur cairan tubuh. Sedangkan pada diabetes insipidus nefrogenik, sekresi vasopresin normal, tetapi ginjal tidak dapat merespons dengan baik pengeluaran hormon tersebut.
Gejala utama dari diabetes insipidus adalah frekuensi berkemih yang sering dalam jumlah yang banyak. Selain itu, penderita juga mengalami polidipsi atau haus berlebihan. Hilangnya cairan dalam jumlah yang banyak melalui urine dapat membuat penderita diabetes insipidus cenderung selalu merasa haus.
Frekuensi buang air kecil yang sering bisa mengganggu kualitas tidur pasien. Volume urine yang dikeluarkan pun sangat banyak, mulai dari 3-20 liter per hari. Pada penderita anak-anak, frekuensi buang air kecil yang sering dalam jumlah banyak bisa membuat mereka rentan mengalami dehidrasi.
Dehidrasi berat dapat berujung pada hipernatremia, yaitu suatu kondisi konsentrasi sodium di dalam darah menjadi sangat tinggi karena hilangnya air dalam jumlah besar. Hipernatremia dapat menyebabkan timbulnya gejala neurologis seperti otak yang overaktif, kejang, penurunan kesadaran, bahkan koma. Jika tidak ditangani dengan tepat, diabetes insipidus neurogenik dapat menyebabkan kerusakan ginjal permanen. Sementara itu, diabetes insipidus nefrogenik lebih jarang menyebabkan komplikasi yang serius.
Penyebab diabetes insipidus
Penyebab dari diabetes insipidus bergantung dari jenisnya. Pada diabetes insipidus neurogenik, penyebabnya adalah menurunnya kadar vasopresin. Kondisi ini bisa dialami bayi yang baru lahir hingga dewasa. Faktor genetik, cedera kepala, kanker, hingga riwayat operasi otak diketahui bisa menjadi penyebab. Pada diabetes insipidus nefrogenik, penyebabnya adalah adanya gangguan respons ginjal terhadap hormon vasopresin.
Diabetes insipidus juga dapat disebabkan oleh adanya infeksi pada ginjal, keganasan, kista pada ginjal, atau penggunaan obat-obatan tertentu. Faktor genetik disebut-sebut juga bisa menyebabkannya.
Tingkat kejadian diabetes mellitus memang jauh lebih banyak dibandingkan dengan diabetes insipidus. Namun, perjalanan diabetes insipidus akan terjadi jauh lebih cepat.
Diagnosis diabetes insipidus
Tanda dan gejala pada diabetes insipidus juga bisa dilatarbelakangi oleh kondisi medis lainnya. biasanya dokter akan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk menentukan jenis diabetes insipidus yang diderita, karena penanganannya berbeda.
Beberapa jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan jenis dari diabetes insipidus antara lain tes deprivasi urine, pemeriksaan analisis urine, serta MRI.
Lantas, bisakah diabetes insipidus bisa dicegah? Sayangnya, hingga kini belum ada metode yang terbukti bisa mencegah penyakit tersebut. Bisa dibilang, diabetes insipidus adalah kondisi yang sulit dicegah karena sering kali penyebabnya adalah faktor genetik. Walaupun tidak ada obat spesifik untuk menyembuhkan, tetapi diabetes insipidus bisa diatasi dengan penanganan yang tepat, sehingga rasa haus akan menghilang dan produksi urine yang berlebihan bisa kembali normal.
(RN/ RVS)