Beberapa tahun belakangan, diet ketogenik merupakan salah satu jenis diet yang cukup digemari banyak orang. Salah satu alasannya adalah karena diet ini dianggap lebih menyenangkan dan tidak menyiksa orang yang menjalaninya. Sebagian penderita diabetes juga diketahui menjalani diet ketogenik. Namun, apakah diet ini aman dan bermanfaat bagi diabetesi?
Apa itu diet ketogenik?
Prinsip diet ketogenik adalah mengonsumsi karbohidrat seminimal mungkin dengan tujuan membuat kondisi tubuh seperti sedang berpuasa, dan makan asupan tinggi lemak sebagai sumber energi. Dengan rendahnya asupan karbohidrat, tubuh tidak dapat menggunakan karbohidrat menjadi sumber energi.
Tubuh pun 'terpaksa' membakar lemak agar mendapatkan energi yang cukup. Dengan demikian, jumlah lemak di tubuh perlahan akan berkurang karena dibakar untuk menjadi asupan energi.
Pembakaran lemak di dalam tubuh akan menghasilkan keton. Itulah sebabnya, diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak ini disebut diet ketogenik.
Orang yang menjalani diet ketogenik sebisa mungkin akan menghindari asupan karbohidrat, seperti nasi, roti, dan kentang. Sebaliknya, konsumsi lemak dan protein harus ditingkatkan.
Sumber lemak dan protein yang sering dikonsumsi oleh orang yang menjalani diet ketogenik adalah telur, daging sapi, daging ayam, ikan, kacang kedelai, keju, dan daging olahan. Sementara itu, tidak ada aturan mengenai jumlah sayur dan buah yang perlu dikonsumsi selama menjalani diet ini.
Diet ketogenik sendiri sudah terbukti memiliki manfaat yang efektif untuk anak-anak yang menderita epilepsi. Penderita epilepsi yang menjalani diet ini terbukti memiliki tingkat kesembuhan epilepsi yang lebih tinggi dan tidak rentan mengalami kejang-kejang.
Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, diet ketogenik menjadi sangat populer karena terbukti dapat menurunkan berat badan secara efektif dalam jangka pendek. Namun demikian, efek jangka panjangnya belum diketahui dengan jelas.
Beberapa studi menemukan bahwa orang yang menjalani diet ketogenik dalam jangka panjang mengalami efek yoyo. Artinya, secara jangka pendek berat badannya akan turun, tapi kemudian risiko kematian akibat berbagai penyakit menjadi meningkat setelah menjalani diet ini dalam kurun waktu yang panjang.
Diet ketogenik untuk penderita diabetes
Sebagian penderita diabetes mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Agar diabetes lebih terkontrol, menurunkan berat badan hingga mencapai bobot ideal menjadi salah satu hal yang perlu dilakukan. Itu sebabnya, sebagian penderita diabetes mempraktikkan diet ketogenik sebagai bagian dari usaha pengobatan diabetes.
Selain itu, karena karbohidrat merupakan zat gizi yang menyebabkan gula darah naik, sebagian penderita diabetes memutuskan untuk mengurangi asupan karbohidratnya sebanyak mungkin. Mereka pun menggantinya dengan lemak dan protein. Dengan demikian, diabetesi sebenarnya juga sedang menjalani prinsip diet ketogenik.
Secara medis, penderita diabetes yang menjalani diet ketogenik pada umumnya memiliki gula darah yang lebih terkontrol dan alami penurunan berat badan yang lebih cepat. Hal ini terjadi karena tak banyak karbohidrat dari diet ketogenik yang diubah menjadi gula darah dan energi.
Namun demikian, dalam jangka panjang, penderita diabetes yang menjalani diet ketogenik cenderung memiliki kolesterol tinggi akibat konsumsi lemak yang tinggi. Hal ini bisa menyebabkan diabetesi lebih rentan mengalami penyakit jantung koroner dan stroke.
Oleh karena itu, sampai saat ini, diet ketogenik tidak menjadi diet yang direkomendasikan untuk penderita diabetes. Diet yang ideal untuk penderita diabetes adalah diet dengan gizi seimbang. Artinya, karbohidrat, protein, dan lemak tetap dikonsumsi dalam proporsi yang seimbang. Hanya saja, pemilihan jenis karbohidrat dan lemaknya yang perlu diperhatikan.
Penderita diabetes disarankan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks dan menghindari karbohidrat sederhana. Contoh karbohidrat kompleks adalah beras merah, beras cokelat, gandum, roti gandum, oatmeal. Sedangkan karbohidrat sederhana adalah nasi putih, roti putih, dan mi.
Sementara itu, untuk asupan lemak, penderita diabetes dianjurkan untuk mengonsumsi lemak jenis rantai panjang tak jenuh. Hal ini bisa didapat dari ikan salmon, ikan sarden, atau minyak zaitun.
Sampai saat ini, penderita diabetes memang belum direkomendasikan menjalani diet ketogenik. Meski demikian, bukan berarti diet ketogenik benar-benar dilarang untuk diabetesi. Jika Anda sangat ingin menjalani diet ini, konsultasikan dahulu dengan dokter mengenai keuntungan dan risikonya. Selain itu, pengawasan dokter tetap diperlukan selama Anda menjalani diet ketogenik.
[HNS/RPA]