Sebuah studi yang diterbitkan National Institutes of Health (NIH), AS, mengungkapkan, penderita diabetes dua kali lebih berisiko mengalami gangguan pendengaran ringan.
Hal ini dibandingkan mereka yang tidak mengidap penyakit tersebut. Penelitian lainnya yang dirilis Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism membenarkan hipotesis tersebut.
Hasil riset menemukan, pendengaran pengidap diabetes lebih berisiko mengalami gangguan dibandingkan orang non-diabetes.
Gangguan pendengaran diabetes diduga terjadi karena penumpukan kadar gula darah yang menyebabkan pembuluh darah kecil di telinga bagian dalam rusak. Kerusakan tersebut bahkan dapat bersifat permanen.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara menjaga indra pendengaran diabetesi (penderita diabetes).
Langkah ini bertujuan mencegah kerusakan pendengaran dan melindungi fungsi pendengaran yang tersisa.
Artikel Lainnya: Ini Cara Diabetes Merusak Kesehatan Paru Penderitanya
1. Hindari Mendengarkan Bunyi dengan Intensitas dan Frekuensi Tinggi
Disampaikan dr. Dyah Novita Anggraini, untuk menjaga fungsi pendengaran, pengidap diabetes harus menghindari bunyi dengan intensitas dan frekuensi tinggi.
Intensitas bunyi diukur dalam satuan desibel (dB). Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Amerika Serikat, bunyi berupa bisikan memiliki intensitas sekitar 30 dB. Sementara, percakapan manusia berkisar 60 dB.
Mendengarkan bunyi melebihi 70 dB (misalnya saat di konser musik rock) dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan pendengaran.
Sementara, mendengarkan suara keras di atas 120 dB dapat menyebabkan telinga mengalami kerusakan langsung.
Kerusakan fungsi pendengaran juga dapat terjadi jika penderita diabetes mendengarkan bunyi berfrekuensi tinggi dalam jangka waktu lama.
Frekuensi suara yang dapat didengarkan manusia berkisar 20-20.000 Hz (satuan ukuran frekuensi suara).
Sumber suara dengan intensitas dan frekuensi tinggi dapat berasal dari perangkat elektronik, seperti ponsel, televisi, dan radio. Oleh karena itu, biasakan untuk mengecilkan volume perangkat tersebut.
Gunakan juga penyumbat telinga sekali pakai jika menghadiri acara dengan sumber suara berintensitas tinggi, seperti konser musik, pertandingan sepak bola, maupun bioskop. Hal ini dilakukan untuk mengurangi suara bising berlebih.
Artikel Lainnya: Waspada, Penderita Asam Urat Berisiko Terkena Diabetes
2. Rutin Berolahraga
Cara menjaga indra pendengaran diabetesi selanjutnya yaitu rutin berolahraga. “Aktivitas ini bertujuan memperlancar sirkulasi darah,” jelas dr. Dyah Novita.
Pasalnya, penumpukan kadar gula darah berlebih menyebabkan sirkulasi darah pengidap diabetes terhambat, termasuk di area pendengaran.
Mengutip Healthy Hearing, untuk menjaga fungsi pendengaran, sel-sel rambut di telinga bagian dalam sangat bergantung pada sirkulasi darah.
Darah bertugas mendistribusikan oksigen yang dibutuhkan sel-sel tubuh. Sel rambut membutuhkan asupan oksigen dari darah untuk menjalankan fungsinya.
Sel rambut telinga berfungsi mengubah suara yang dikumpulkan telinga menjadi impuls listrik. Impuls kemudian dikirimkan sel rambut ke saraf pendengaran. Lalu, otak menafsirkannya sebagai suara yang dapat dikenali.
Sel-sel rambut di telinga bagian dalam tidak beregenerasi. Ketika sel sensorik ini rusak atau mati, fungsi pendengaran akan terpengaruh secara permanen.
Untuk mencegah gangguan pendengaran lanjutan, diabetesi dianjurkan melakukan olahraga. Berkonsultasilah dengan dokter soal jenis olahraga yang dapat dilakukan sesuai kondisi.
3. Kurangi Berat Badan Berlebih
Berat badan berlebih dapat menyebabkan jantung kesulitan memompa darah secara efektif ke seluruh bagian tubuh, termasuk telinga.
Padahal, aliran darah yang baik sangat penting agar sel rambut telinga bagian dalam tidak mengalami kerusakan dan dapat menjalankan fungsi pendengaran secara optimal.
Oleh karena itu, pertahankanlah berat badan ideal dengan olahraga dan mengonsumsi makanan sehat.
Artikel Lainnya: Tanda Diabetes Mellitus yang Perlu Anda Waspadai
4. Rutin Cek Telinga
Terakhir, dr. Dyah Novita menganjurkan agar diabetesi rutin melakukan pemeriksaan telinga ke dokter spesialis THT.
Dokter akan mengevaluasi fungsi pendengaran dan mendiagnosis gangguan pendengaran bila ada.
Selanjutnya dokter akan merekomendasikan jenis tindakan dan perawatan yang tepat untuk mengatasi gangguan pendengaran diabetes.
Jika sel rambut telinga bagian dalam mengalami kerusakan, dokter merekomendasikan pasien agar menggunakan alat bantu dengar.
Kerusakan pendengaran diabetes dapat bersifat permanen. Namun, fungsi pendengaran yang tersisa masih bisa dijaga dengan deretan cara di atas.
Jika ingin tanya lebih lanjut seputar gangguan kesehatan akibat diabetes, gunakan LiveChat dokter.
(FR/AYU)