Beberapa orang menganggap penyakit diabetes terbagi menjadi dua jenis, yaitu basah dan kering. Sebagian orang mengenalnya dengan istilah gula kering dan gula basah. Padahal, di dalam dunia kedokteran, tidak ada yang namanya diabetes basah atau kering.
Lalu, apa itu diabetes basah dan kering? Biar lebih paham, simak penjelasan di bawah ini, ya!
Menilik Perbedaan Diabetes Kering dan Basah
Perlu diketahui, penyakit diabetes mellitus (DM) atau kencing manis bisa menyebabkan komplikasi pada penderitanya.
Contohnya, jika penderita diabetes (diabetesi) mengalami cedera, luka di kulitnya akan sulit untuk sembuh.
Artikel lainnya: Penyebab Prediabetes dan Diabetes Tipe 2 Sering Tidak Terdiagnosis
Nah, perbedaan gula kering dan gula basah bisa dilihat dari wujud lukanya. Wujud luka inilah yang menimbulkan istilah diabetes kering dan diabetes basah.
Sebenarnya, tidak ada definisi diabetes basah atau kering dalam dunia medis. Istilah yang ada, hanyalah diabetes tipe satu, tipe dua, dan diabetes gestasional. Mungkin definisi basah yang dimaksud orang awam adalah luka pada penderita DM yang sulit sembuh.
Sementara, diabetes kering ditujukan untuk luka penderita DM yang sulit sembuh sempurna. Namun, tidak sampai bernanah. Luka yang tidak sampai bernanah menandakan penderita diabetes mampu mengontrol gula darah dalam tubuh dengan baik.
Jadi, jangan salah kaprah, karena tidak ada yang disebut dengan diabetes basah atau diabetes kering. Namun, benar anggapan bahwa diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan luka menjadi sulit untuk sembuh dan terus mengeluarkan nanah. Luka tidak menimbulkan nanah apabila gula darah diabetesi terkontrol.
Artikel lainnya: Bahaya Brittle Diabetes dan Pencegahannya
Tips Mencegah Luka pada Penderita Diabetes
Untuk mencegah komplikasi diabetes, penderita sebenarnya bisa melakukan beberapa pencegahan.
Hal utama yang wajib dilakukan diabetesi adalah menjaga kadar gula darah tetap normal. Selain itu, kontrol penyakit penyerta, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan asam urat.
Apabila tidak dirawat dengan baik, luka di tubuh berisiko menjadi infeksi. Saat infeksi menyebar dan tak membaik, bukan tidak mungkin bagian tubuh yang terkena harus diamputasi.
Pada beberapa keadaan, penyumbatan juga terjadi di pembuluh darah diabetesi. Jika hal ini terjadi, maka diperlukan evaluasi dan tindakan lanjutan untuk membuka aliran darah pada bagian yang tersumbat.
Kalau sudah telanjur mengalami luka, periksakan ke dokter agar luka tidak makin memburuk.
Artikel lainnya: Tanda Diabetes Mellitus yang Perlu Anda Waspadai
Selain itu, penting bagi penderita diabetes untuk mencegah cedera. Salah satu caranya, hindari melakukan aktivitas fisik atau olahraga yang berisiko memberikan banyak benturan pada kaki atau tangan.
Lalu, lakukan pencegahan luka lainnya dengan cara berikut:
- Pakai alas kaki, seperti kaus kaki dan sepatu yang nyaman. Hindari penggunaan alas kaki yang terlalu sempit
- Pakai pelembap agar kulit tidak kering. Kulit kering rentan gatal, akibatnya akan mudah lecet karena digaruk. Hindari mandi dengan air yang terlalu panas karena dapat menyebabkan kulit kering
- Hati-hati saat menggunting kuku, jangan terlalu pendek karena bisa menyebabkan luka
- Selalu cek keadaan kaki setiap hari. Sebelum tidur, biasakan untuk memeriksa keadaan kaki kamu. Penyandang diabetes sering tidak menyadari adanya luka pada kaki karena penurunan saraf sensorik rasa sakit yang dialami
Artikel Lainnya: Ciri-Ciri Gula Darah Tinggi
Nah, sekarang kamu sudah tahu kan cara mencegah luka diabetes kering atau basah? Pada dasarnya, medis tidak pernah mengenal istilah diabetes basah dan kering.
Jika ada hal lain yang ingin ditanyakan soal diabetes, konsultasikan lewat fitur tanya dokter spesialis penyakit dalam online di aplikasi KlikDokter.
(ADT/JKT)