Selain diabetes melitus, ada pula penyakit diabetes insipidus. Meski sama-sama menggunakan istilah “diabetes” dan gejala keduanya serupa, tetapi keduanya berbeda, sehingga obat atau penanganannya pun tak sama. Diabetes melitus terbagi menjadi dua tipe, yaitu diabetes melitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2.
Diabetes umumnya dipahami banyak orang sebagai penyakit yang menimbulkan gangguan pada pengaturan gula darah. Hal ini ada benarnya, tetapi tak terlalu tepat. Diabetes yang menimbulkan gangguan pada gula darah adalah diabetes melitus. Selain diabetes melitus, ada jenis diabetes lain yang sama sekali tak memiliki hubungan dengan gula darah, yaitu diabetes insipidus.
Tak hanya memiliki nama yang mirip, diabetes melitus dan diabetes insipidus memiliki gejala yang serupa: penderita mudah haus dan lebih sering buang air kecil dibandingkan dengan orang lain pada umumnya.
Selain gejala di atas yang mirip, ada pula gejala yang berbeda, yaitu penderita diabetes melitus berat badannya cenderung makin turun dan mudah merasa lapar, sehingga makannya lebih banyak. Inilah gejala yang tak dimiliki diabetes inspidus.
Gejala yang dialami oleh penderita diabetes insipidus tak hanya sering buang air kecil, tetapi jumlah urine sangat banyak (bisa lebih dari 5 liter per hari). Karenanya, penderitanya sering mengalami dehidrasi.
Artikel Lainnya: Penderita Diabetes, Waspadai Komplikasi Ini
Penyebab dan Penanganan Diabetes Melitus
Sebagian besar diabetes melitus yag terjadi pada orang dewasa adalah diabetes melitus tipe 2. Penyakit ini terjadi karena adanya gangguan pada pankreas, organ yang letaknya tak jauh dari usus halus. Salah satu tugas pankreas adalah untuk memproduksi hormon insulin, yang berperan untuk memasukkan gula dari darah ke dalam sel-sel tubuh.
Pada diabetes tipe 2, terjadi kondisi resistensi insulin, yaitu kondisi tubuh yang memerlukan insulin jauh lebih banyak dari biasanya untuk bisa memasukkan gula darah ke dalam sel. Kondisi ini terjadi terus-menerus dalam jangka waktu lama. Akibatnya, lama-kelamaan pankreas akan mengalami kelelahan dan tak mampu menghasilkan insulin sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini berujung pada gula yang menumpuk di darah karena tak bisa dimasukkan ke dalam sel tubuh.
Oleh karena itu, pengobatan diabetes tipe 2 umumnya dilakukan dengan memberi obat untuk mengurangi kondisi resistensi insulin, sekaligus membantu pankreas dalam menghasilkan insulin lebih banyak. Selain itu, penderita diabetes tipe 2 juga dianjurkan untuk berolahraga dengan teratur. Olahraga dapat membantu memasukkan gula dari darah ke dalam sel tubuh.
Artikel Lainnya: Cara Masak yang Baik untuk Penderita Diabetes
Penyebab dan Pengobatan Diabetes Inspidus
Diabetes insipidus terjadi karena gangguan pada hormon antidiuretik. Hormon ini berfungsi untuk mengatur cairan dalam tubuh. Hormon antidiuretik diproduksi kelenjar hipotalamus di otak, kemudian diteruskan ke ginjal (sebagai organ yang mengatur pengeluaran cairan melalui urine).
Pada diabetes insipidus, tubuh mengalami kekurangan hormon antidiuretik. Kondisi ini mengakibatkan tubuh tak bisa mempertahankan cairan untuk tetap berada di dalam tubuh. Sebaliknya, sebagian besar cairan di tubuh akan dikeluarkan oleh ginjal dalam bentuk air seni.
Artikel Lainnya: Aturan Masak Nasi agar Aman bagi Penderita Diabetes
Kondisi di atas menyebabkan penderita diabetes insipidus buang air kecil dalam jumlah yang sangat banyak. Bahkan meski penderita tidak minum, tubuhnya tetap akan mengeluarkan banyak urine. Itulah sebabnya mengapa pasien rentan mengalami dehidrasi dan gangguan elektrolit akibat terlalu banyak cairan tubuh yang hilang.
Pengobatan diabetes insipidus tergolong sangat kompleks. Namun prinsipnya, untuk mengatasi keluhan umumnya dokter akan menyuntikkan obat hormon antidiuretik ke dalam pembuluh darah.
Terkait dengan pemicu, kasus diabetes melitus sebagian besar terjadi karena gaya hidup tak sehat yang memicu resistansi hormon insulin. Adapun diabetes insipidus, penyakit tersebut bisa timbul karena faktor genetik, mengalami trauma di kepala, operasi tumor otak, menderita penyempitan pembuluh darah, leukemia, pernah menjalani terapi radiasi, dan konsumsi obat-obat tertentu secara berlebihan.
Meski memiliki gejala yang serupa, tetapi penyebab diabetes melitus dan diabetes insipidus berbeda, sehingga penanganan atau obatnya pun tak sama. Oleh karena itu, jika Anda atau orang terdekat di sekitar Anda mengalami gejala diabetes seperti mudah haus dan banyak buang air kecil, konsultasikan ke dokter agar pemeriksaan dan pengobatannya tepat.
(RN/ RVS)