Gula adalah salah satu sumber energi utama dalam tubuh. Namun, bila asupannya berlebihan, tentu akan mengganggu kesehatan, apalagi pada orang yang memiliki diabetes. Berita baiknya, kini telah tersedia gula kayu, pemanis alami yang aman dikonsumsi orang dengan diabetes sekalipun.
Sukralosa, xylitol, aspartam, atau stevia adalah sebagian pemanis pengganti gula yang kerap digunakan oleh penderita diabetes agar tetap dapat menikmati makanan atau minuman manis.
Pemanis-pemanis ini umumnya rendah atau nol kalori sehingga tidak meningkatkan kadar gula darah. Sebagai pilihan, kini pun ada pemanis dari gula kayu, inovasi pangan terbaru yang diklaim aman karena terbuat dari bahan alami.
Gula kayu dan diabetes
Gula kayu dikembangkan oleh Yoshihisa Asano, pakar gizi dari Noguchi Medical Research Institute, Jepang. Gula ini berasal dari serat tumbuhan yang diperoleh dari ekstrak kulit kelapa, batang bambu, bonggol jagung, dan tumbuhan lainnya. Efek anti-diabetes didapat dari komponen utamanya, yaitu xilosa (xylose).
Di tahun 2016, studi yang dilakukan pada tikus percobaan menemukan bahwa xilosa dapat menstabilkan kadar glukosa (gula) darah dengan cara memperbaiki sel-sel prankreas, memicu pengeluaran insulin dari pankreas, mengefektifkan penggunaan glukosa oleh sel-sel otot, dan mengatur enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme glukosa.
Gula kayu juga memiliki karakter yang unik, yakni tidak langsung diserap oleh tubuh. Dalam beberapa studi, disebutkan bahwa gula kayu dapat menghambat aktivitas enzim sukrase yang memecah sukrosa (gula pasir) menjadi fruktosa dan glukosa. Keduanya diketahui berisiko mempercepat peningkatkan kadar gula darah.
Oleh sebab itu, konsumsi gula kayu dinilai sangat aman. Baik digunakan sebagai pemanis utama atau dicampur dengan gula pasir, gula kayu tidak akan memicu peningkatan kadar gula darah secara signifikan.
Dalam sebuah studi di Korea, yang melibatkan 25 orang dengan gula darah normal dan 50 orang dengan kondisi prediabetes, ditemukan peningkatan kadar gula darah serta kadar insulin yang lebih rendah setelah 30 menit mengonsumsi xilosa.
Hasil studi ini mengonfirmasikan bahwa konsumsi xilosa bermanfaat dalam mengatur kadar gula darah setelah makan. Pada individu dengan diabetes, efek xilosa akan membantu mencapai pengendalian gula darah yang ditargetkan.
Terlebih lagi, karena bebas kalori, konsumsi gula kayu pun tidak akan memicu peningkatan berat badan.
Sebagai sumber prebiotik
Satu efek positif yang sepertinya hanya dimiliki oleh pemanis dari gula kayu yakni manfaatnya sebagai prebiotik, yang memang umumnya berasal dari serat tumbuhan, sama seperti gula kayu.
Prebiotik merupakan makanan bagi probiotik sebagai bakteri baik di dalam usus. Koloni bakteri baik tersebut harus dipelihara, karena berperan dalam melancarkan pencernaan, sistem metabolisme dan menjaga daya tahan tubuh.
Jadi, saat mengonsumsi gula kayu, Anda dapat menikmati makanan atau minuman yang manis, sekaligus menjaga pencernaan tetap sehat.
Jangan konsumsi berlebihan
Melalui fakta-fakta yang telah dijelaskan sebelumnya, gula kayu bisa menjadi salah satu pilihan pemanis yang ramah untuk penderita diabetes.
Meski demikian, bukan berarti Anda bisa mengonsumsinya secara bebas. Efek samping dari penggunaan gula kayu belum diteliti dan dampaknya bila dikonsumsi jangka panjang pun belum diketahui.
Oleh sebab itu, untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang optimal dengan risiko efek samping seminimal mungkin, cukup konsumsi gula kayu 2-3 saset per hari. Batasi pula konsumsi gula tambahan Anda dari gula pasir ataupun yang lainnya tak lebih dari 6 sendok teh per hari.
Gula kayu memang ibarat oase di gurun pasir bagi orang-orang dengan diabetes. Meski alami dan aman dikonsumsi bagi penderita diabetes, bukan berarti Anda bisa bebas mengonsumsinya tanpa diimbangi dengan gaya hidup sehat. Tetaplah menerapkan pola makan bergizi seimbang serta rutin berolahraga agar kondisi diabetes Anda tetap terkendali.
[NP/ RVS]