Xerosis merupakan istilah medis untuk kondisi kulit kering yang tidak normal. Kondisi tersebut menyebabkan penderitanya memiliki kulit sangat kering, kasar, dan bersisik. Bahkan, kulit penderita xerosis bisa terasa sangat gatal.
Umumnya, xerosis dialami lansia. Pertambahan usia menyebabkan perubahan hormon yang berimbas pada kurang aktifnya kelenjar keringat maupun kelenjar sebasea. Sebasea sendiri berperan menghasilkan minyak di permukaan kulit.
Selain faktor usia, xerosis juga bisa disebabkan oleh penyakit diabetes. Kondisi kulit kering ini pun disebut-sebut merupakan tanda awal seseorang mengidap gula darah tinggi.
Benarkah diabetes dapat menjadi penyebab xerosis? Lalu, seperti apa hubungan keduanya? Berikut penjelasannya.
Diabetes Picu Xerosis
Diabetes merupakan penyakit metabolik yang terjadi karena ketidakmampuan tubuh merespons dan memproduksi hormon insulin secara optimal. Insulin merupakan hormon yang bertugas membantu sel tubuh menyerap dan mengubah gula darah menjadi energi.
Ketika insulin tidak direspons dan diproduksi dengan baik, hal ini menyebabkan diabetesi (penderita diabetes) mengalami lonjakan kadar gula darah atau hiperglikemia.
Artikel Lainnya: Cuci Tangan Tanpa Takut Kulit Kering Dengan Sabun Ini
Disampaikan dr. Reza Fahlevi, kondisi gula darah tinggi melebihi ambang batas normal dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan saraf ujung. Hal inilah yang kemudian menyebabkan kulit menjadi kering.
“Selain itu, penderita diabetes juga rentan alami dehidrasi ringan, karena pipisnya banyak. Ini juga menyebabkan kulit kering,” jelasnya.
Sebuah studi mengungkapkan bahwa xerosis merupakan jenis gangguan kulit yang paling sering dialami pengidap diabetes tipe 2. Jenis diabetes ini terjadi karena ketidakmampuan tubuh merespons hormon insulin secara efisien.
Hasil penelitian menemukan sebanyak 82,1 persen pengidap diabetes tipe 2 mengalami xerosis disertai kulit pecah-pecah.
Diabetesi Jangan Abaikan Xerosis
Riset yang dipublikasikan US National Library of Medicine National Institutes of Health mengungkapkan bahwa gangguan kulit seperti xerosis kerap diabaikan diabetesi.
Padahal, xerosis juga merupakan gejala yang perlu diwaspadai diabetesi guna menghindari risiko komplikasi diabetes pada kulit.
Pasalnya, gejala kulit kering dan gatal xerosis dapat membuat diabetesi mengembangkan komplikasi. Komplikasi kulit yang dimaksud dapat berupa infeksi kulit, pruritus, lesi kulit, maupun ulkus diabetik.
Artikel Lainnya: Jenis Penyakit Kulit yang Tak Bisa Sembuh Total
Gejala dan Cara Mengatasi Xerosis pada Diabetesi
Guna mencegah komplikasi kulit diabetes lanjutan, terdapat beberapa gejala xerosis yang perlu dicermati diabetesi. Gejala tersebut di antaranya:
- Kulit kering, gatal, dan bersisik, terutama di bagian lengan dan kaki
- Kulit terasa kencang terutama setelah mandi
- Kulit mengalami iritasi berwarna merah atau merah muda
- Kulit memiliki retakan halus
Untuk meredakan gejala xerosis, mengatasi kulit kering, dan mencegah komplikasi kulit diabetes, pengidap penyakit metabolik dapat melakukan sejumlah cara.
Pertama, diabetesi harus rutin mengoleskan pelembap kulit. Pilihlah krim berbahan dasar minyak. Jenis ini lebih efektif menjaga kelembapan kulit daripada krim berbahan dasar air. Bisa juga memilih krim berbahan dasar asam laktat, urea, maupun kombinasi keduanya.
Selain itu, diabetesi dapat merawat kulit dengan menghindari mandi air panas. Gunakan air hangat hanya untuk menjaga kelembapan kulit.
Kelembapan kulit diabetesi juga dapat dijaga dengan rutin meminum air putih. Cara ini membantu kulit dan tubuh tetap terhidrasi.
Itulah hubungan antara diabetes dan xerosis. Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar komplikasi diabetes lainnya, gunakan fitur Live Chat 24 jam di aplikasi KlikDokter.
(PUT/JKT)