Diabetes

Intermittent Fasting Bisa Kurangi Risiko Diabetes

Aditya Prasanda, 02 Nov 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Terdapat studi yang menyebutkan intermittent fasting dapat mencegah dan mengelola penyakit diabetes. Simak selengkapnya di sini.

Intermittent Fasting Bisa Kurangi Risiko Diabetes

Intermittent fasting atau diet puasa merupakan jenis diet yang dilakukan dengan mengatur siklus durasi berpuasa dan waktu makan dalam sehari.

Diet puasa tidak melarang Anda mengonsumsi atau menghindari makanan tertentu. Pola makan ini memberikan waktu yang tepat bagi tubuh untuk mengonsumsi dan menyerap makanan secara efektif. 

Terdapat beberapa penelitian yang menyebutkan, diet puasa bermanfaat menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan metabolisme, dan melindungi tubuh dari bahaya penyakit.

Lebih dari itu, sebuah studi terbaru yang dipublikasikan melalui jurnal Endocrine Review menyebutkan intermittent fasting bermanfaat untuk penderita diabetes. Bagaimana dokter menanggapi hal tersebut? 

1 dari 2

Penelitian Soal Manfaat Intermittent Fasting pada Penyakit Diabetes

Para peneliti menemukan, diet puasa dapat membantu mencegah maupun mengelola diabetes dan penyakit jantung dengan lebih baik. 

Artikel Lainnya: Bolehkah Penderita Diabetes Puasa?

Manfaat ini utamanya berlaku pada orang yang konsisten mengonsumsi makanan dalam rentang waktu 8-10 jam per hari, dan menghabiskan sisa waktunya dengan berpuasa.

Hasil riset menyebutkan, intermittent fasting dengan membatasi waktu makan selama kurang dari 12 jam sehari dapat meningkatkan kualitas tidur dan hidup.

Pada saat bersamaan, intermittent fasting untuk penderita diabetes dapat menurunkan risiko komplikasi, seperti penyakit jantung, hati, atau kondisi berat badan berlebih (obesitas).

Karena, pola makan dalam durasi teratur dapat menyelaraskan metabolisme tubuh dan mengurangi risiko penyakit kronis. 

“Makan secara sembarangan dapat merusak penyelarasan program tubuh, sehingga Anda jadi rentan sakit,” jelas peneliti Satchidananda Panda dari Salk Institute for Biological Studies, Amerika Serikat.

Intermittent fasting dapat mengatasi hal tersebut. Gaya hidup yang dapat diadopsi oleh siapa pun ini dapat membantu untuk menjalani hidup yang lebih sehat,” lanjut Panda, dikutip dari WebMD.

Intermittent fasting sendiri dapat dilakukan dengan beberapa metode. Salah satu yang paling populer yaitu metode 16/8. 

Jenis diet puasa ini dapat dilakukan dengan melewatkan jam sarapan, lalu menyantap makanan pertama di siang hari pukul 12.00. Kemudian, mengonsumsi makanan terakhir kali pada pukul 20.00 di malam hari.

Secara teknis, pola diet ini membatasi rentang waktu makan hanya dalam 8 jam, dan membuat Anda berpuasa selama 16 jam setiap harinya.

Selama berpuasa, Anda tidak boleh menyantap makanan. Namun, beberapa jenis intermittent fasting memperbolehkan untuk mengonsumsi makanan rendah kalori selama periode puasa.

Anda juga diperbolehkan minum air putih, kopi, teh, dan minuman non-kalori lainnya, serta mengonsumsi suplemen saat berpuasa.

Artikel Lainnya: Tips Berpuasa bagi Penderita Diabetes

2 dari 2

Kata Dokter Soal Intermittent Fasting untuk Diabetes

Menanggapi hasil studi, dr. Reza Fahlevi mengatakan intermittent fasting memang dapat diterapkan untuk mencegah diabetes. 

“Sebagai upaya pencegahan diabetes, intermittent fasting bisa dilakukan. Karena, pada saat intermittent fasting tubuh tidak mengeluarkan insulin,” jelas dr. Reza.

“Hanya pada saat makan tubuh memproduksi insulin. Jadi, saat diet puasa, kadar insulin lebih terjaga dan menghindari terjadinya kondisi resistensi insulin,” ia menambahkan.

Meski begitu, dr. Reza menganjurkan penderita diabetes yang ingin mengelola penyakit dengan intermittent fasting untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Intermittent fasting memang dapat dijadikan alternatif [untuk kurangi risiko diabetes], tetapi tidak dapat disamaratakan juga penerapannya ke semua pasien,” katanya.

“Karena, ketika menjalani intermittent fasting, penderita diabetes tidak dapat asupan kalori. Sementara, saat ia harus mengonsumsi insulin dan obat namun tidak dapat kalori dalam periode waktu tertentu, maka bisa berisiko hipoglikemia,” dr. Reza menjelaskan.

“Maka, intermittent fasting ini sebaiknya didiskusikan terlebih dahulu dengan dokter. Karena, dokter yang mengetahui jenis obat dan jam minumnya, apakah akan meningkatkan risiko hipoglikemia atau tidak,” sarannya.

Itulah manfaat intermittent fasting atau diet puasa dalam pencegahan dan pengelolaan diabetes. Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar pola makan untuk pengidap diabetes, konsultasi dokter secara online lewat Tanya Dokter di KlikDokter.

(FR/JKT)

Intermittent Fasting
Diet
Diabetes