Diabetes

Kenali 7 Efek Mengerikan Gula pada Tubuh

Bobby Agung Prasetyo, 31 Jan 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Manis di mulut, belum tentu baik untuk tubuh. Diam-diam, gula memiliki efek mengerikan pada tubuh. Apa saja? Baca ulasan medisnya di sini.

Kenali 7 Efek Mengerikan Gula pada Tubuh

Pagi hari minum teh atau kopi pakai pemanis, makan siang dengan nasi putih porsi kuli, camilan yang manis-manis, minuman bersoda atau es teh manis. Tak terasa gula pada semua makanan tersebut tertimbun banyak di tubuh. Padahal, jika konsumsi gula tak terkontrol, kesehatan tubuh menjadi taruhannya. Mari kenali berbagai efek mengerikan gula pada tubuh yang harus diwaspadai.

Konsumsi gula masyarakat Indonesia memang masih cukup tinggi. Menurut Survei Diit Total Balitbangkes pada tahun 2014, sebanyak 6,4 persen pria dan 3,1 persen perempuan mengonsumsi gula lebih dari anjuran, yaitu sekitar 13,6 gram per hari. Konsumsi terbesar adalah gula pasir, yaitu 66 persen, diikuti bahan makanan lain, seperti permen dan cokelat.

Gula merupakan salah satu faktor penting untuk kelangsung hidup manusia. Tanpa gula, organ di dalam tubuh, terutama otak, tidak akan dapat bekerja secara normal sesuai fungsinya. Meski dibutuhkan tubuh, tapi konsumsi gula secara berlebihan dapat meningkatkan kadar gula darah yang pada akhirnya dapat mengganggu produksi insulin, yang lalu terjadilah diabetes. Tak hanya itu, ada pula efek mengerikan gula lainnya pada tubuh. Apa saja?

  1. Meningkatkan insulin

    Menurut Vasanti Malik, ScD, ilmuwan peneliti di Harvard T.H. Chan School Public of Health, Amerika Serikat, salah satu efek langsung gula pada tubuh adalah pelepasan lebih banyak insulin, yang kerjanya adalah mengatur gula darah.

“Gula dalam minuman diserap sangat cepat, yang menyebabkan peningkatan cepat glukosa darah dan insulin,” kata Vasanti seperti dikutip di Reader’s Digest. “Lama-lama, ini bisa mengakibatkan resistensi insulin (tubuh lebih butuh lebih banyak insulin untuk bisa efektif) dan membuat metabolisme seseorang menjadi buruk,” lanjutnya. Gula yang alami seperti pada buah tidak memiliki efek negatif yang sama. Ini karena buah juga diperkaya serat yang membantu memperlambat penyerapan.

“Meski begitu, tak banyak yang tahu bahwa ternyata buah juga dapat memicu diabetes jika dikonsumsi dengan cara yang salah,” kata dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter menambahkan.

Cara salah yang dimaksud oleh dr. Sepriani antara lain:

  • Lebih suka makan buah kaleng daripada buah segar. Padahal, gula tambahan buah kaleng sangat tinggi, belum lagi tambahan zat pengawetnya.
  • Jus buah. Menurut sebuah laporan yang dimuat di jurnal “Diabetes Care” tahun 2008, konsumsi jus buah memiliki lebih berisiko mengalami diabetes dibandingkan dengan konsumsi buah segar.
  • Salad buah dengan tambahan mayones. Tak ada yang salah dengan salad Namun, pikir-pikir, deh, kalau ingin menambahkan mayones dalam penyajiannya.

1 dari 1

Selanjutnya

Bikin berat badan naik

Tubuh membutuhkan gula untuk energi, tetapi sisinya disimpan sebagai lemak. Dalam beberapa studi, konsumsi gula tambahan dikaitkan dengan penambahan berat badan dan obesitas, yang pada gilirannya bisa meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2. Bagaimana ini bisa terjadi memang rumit, tapi mungkin ada hubungannya dengan peradangan tingkat rendah akibat obsitas dan resistensi insulin. Sebagai tambahan, konsumsi gula tambahan juga dihubungkan dengan peningkatan lingkar pinggang (alias lemak perut), sebuah faktor risiko independen untuk penyakit jantung.

Meningkatkan tekanan darah dan risiko penyakit jantung

Studi dari American Medical Association tahun 2014 menunjukkan bahwa efek buruk gula pada tubuh dikaitkan dengan peningkatkan LDL atau kolesterol jahat dan kematian akibat penyakit jantung.

Dari KlikDokter, dr. Reza Fahlevi menjelaskan bahwa tekanan darah tinggi dan diabetes adalah kondisi yang saling berhubungan. Studi membuktikan bahwa penderita tekanan darah tinggi berisiko 3 kali lipat mengalami diabetes dalam 5 tahun dibandingkan orang-orang yang tekanan darahnya normal. Meski demikian, tak semua penderita tekanan darah tinggi akan mengalami diabetes. Ini karena kejadian tersebut bergantung pada beberapa faktor, salah satunya adalah bagaimana kontrol terhadap tekanan darah.

“Artinya, jika penderita tekanan darah tinggi bisa mengontrol tekanan darahnya dengan baik, maka risiko untuk mengalami diabetes semakin kecil, dan sebaliknya,” jelas dr. Reza.

Mengenai kaitan diabetes dengan penyakit jantung, data menunjukkan bahwa orang-orang yang mengonsumsi gula 25 persen lebih banyak dari jumlah yang direkomendasikan ternyata berisiko dua kali lipat lebih tinggi untuk meninggal akibat penyakit jantung.

Mengacaukan sinyal otak

Meski tak terbukti bikin kecanduan, tapi gula tampaknya punya efek tersendiri pada otak. “Makanan yang padat energi yang rasanya manis dapat memicu keinginan kuat untuk konsumsi makanan manis di bagian otak yang disebut sistem limbik,” terang Ed Saltzman, MD, peneliti di Energy Metabolism Laboratory di Jean Mayer USDA Human Nutrition Research Center on Aging, Universitas Tufts, AS.

Kata Ed lagi, kondisi diibaratkan seperti melatih otak untuk menyukai dan menginginkan makanan manis, dan ini bisa sebabkan peningkatan konsumsi. Tak hanya itu, gula juga mungkin dapat merangsang pusat kesenangan otak, mirip dengan cara kerja narkotika.

Setelah konsumsi gula, tubuh tetap masih lapar

Karena Anda tidak mendapatkan nutrisi yang memadai saat mengonsumsi gula, bisa jadi setelahnya Anda tetap merasa lapar. Menurut sebuah studi di Australia yang dimuat di jurnal medis “Behavioral Neuroscience” tahun 2011, tingginya asupan gula rafinasi dikaitkan dengan ketidakmampuan untuk menyadari bahwa Anda sudah kenyang. Plus, dengan minuman manis, kalori dari gula dalam bentuk cairan tidak dianggap mengenyangkan.

Bisa sebabkan fatty liver 

“Terlalu banyak konsumsi gula akan memicu perubahan gula menjadi lemak di sel-sel hati. Akibatnya, sel-sel hati mengalami penumpukan lemak. Kondisi ini disebut sebagai fatty liver (perlemakan hati) non alkoholik,” jelas dr. Atika dari KlikDokter.

Bikin gigi berlubang

Konsumsi gula memang sering dikaitkan dengan masalah pada gigi. Dikatakan oleh drg. Wiena Manggala Putri dari KlikDokter, gula merupakan karbohidrat yang dapat difermentasikan dan memiliki sifat kariogenik.

“Artinya, gula akan diubah oleh bakteri menjadi asam yang dapat merusak gigi, sehingga gigi menjadi berlubang,” kata drg. Wiena singkat.

Selain yang dipaparkan di atas, sebetulnya masih ada lagi efek mengerikan gula pada tubuh. Namun, tujuh poin di atas seharusnya sudah lebih dari cukup untuk menjadi alasan Anda harus mengurangi dan membatasi konsumsi gula dari makanan dan minuman. Yuk terapkan pola makan rendah gula dan lebih aktif dengan berolahraga secara rutin demi kesehatan yang lebih baik!

(RN/ RVS)

tekanan darah
Insulin
Berat Badan
gula
Otak
Lapar
Diabetes
Fatty Liver
Perlemakan Hati
Resistensi insulin
Gigi berlubang
Penyakit Jantung