Menyingkap Gagap sebagai Faktor Risiko Diabetes
Riset skala besar ini dilakukan oleh Israeli Defense Forces Medical Corps, Israel. Penelitiannya berlangsung dari tahun 1980-2013.
Artikel Lainnya: 3 Faktor Risiko Diabetes yang Tak Berhubungan dengan Berat Badan
Studi tersebut melibatkan 1.224.494 pria dan 889.311 wanita berusia 16-20 tahun. Mereka diteliti ketika menjalani tes kelayakan ujian masuk dinas militer Israel.
Dari jumlah tersebut, peneliti menemukan sekitar 4.443 pria dan 503 wanita yang mengalami gagap.
Kendati tidak mengetahui penyebabnya, peneliti menduga kondisi gagap memengaruhi pria empat kali lebih banyak dibanding wanita. Berikut hasil penelitiannya:
-
Gagap Berkaitan dengan Risiko Diabetes Sebelum 40 Tahun
Orang yang gagap memiliki risiko 30 persen lebih besar mengidap diabetes tipe 2. Ia juga dua kali lipat lebih berisiko terkena diabetes tipe 2 sebelum usia 40 tahun. Hal ini dibandingkan dengan orang yang tidak gagap.
Guna mengetahui kaitan gagap sebagai faktor risiko diabetes, peneliti menyesuaikan sejumlah faktor. Studi dilakukan dengan mempertimbangkan usia, indeks massa tubuh, negara kelahiran, pendidikan, status sosial ekonomi, penyakit, dan kondisi kejiwaan peserta.
Artikel Lainnya: Benarkah Risiko Diabetes Lebih Tinggi pada Wanita Karier?
-
Pria Gagap Lebih Berisiko Mengalami Diabetes
Berdasarkan analisis data, sebanyak 3,6 persen pria gagap mengembangkan diabetes tipe 2. Sementara, penyakit gangguan metabolik ini hanya menjangkiti 2,1 persen pria yang tidak gagap.
Data juga menunjukkan diabetes tipe 2 hanya diidap 1,4 persen wanita gagap. Hanya 1,1 persen wanita yang tidak gagap mengidap penyakit metabolik tersebut.
-
Gagap, Usia Kelahiran, dan Diabetes
Menariknya, peneliti juga menemukan orang gagap yang lahir sesudah tahun 1980 memiliki risiko diabetes lebih tinggi.
Kendati begitu, peneliti tidak menampik bahwa orang gagap yang lahir sebelum 1980 juga punya risiko diabetes yang tinggi.
Penyebab Diabetes pada Orang Gagap
Para peneliti menduga korelasi gagap dengan risiko diabetes tipe 2 terjadi akibat peningkatan hormon kortisol.
Peningkatan hormon kortisol terjadi karena orang gagap memiliki kecemasan akibat gangguan bicara yang dimiliki. Para peneliti menemukan hormon kortisol menyebabkan lonjakan kadar gula darah penyebab diabetes tipe 2.
Artikel Lainnya: Berat Badan Berlebih, Hati-Hati Diabetes
Dokter Arina Heidyana menjelaskan, “Hormon kortisol juga dapat berisiko meningkatkan berat badan dan menimbulkan obesitas. Obesitas adalah salah satu faktor risiko diabetes.”
Diabetes tipe 2 pada orang gagap diduga juga terjadi karena gangguan regulasi metabolisme dopamin otak. Pasalnya, kondisi ini menyebabkan gangguan jaringan saraf pengindraan gula darah di hipotalamus.
Hipotalamus merupakan bagian otak yang mengontrol banyak fungsi tubuh. Kelainan pada bagian ini dapat memicu diabetes tipe 2 pada orang gagap.
Namun, dr. Arina mengatakan kondisi gagap tidak dapat dijadikan acuan penyebab diabetes tipe 2.
“Harus ada penelitian lebih lanjut lagi. Karena, mungkin saja ada faktor risiko lain pada orang yang diteliti, seperti faktor genetik atau penyakit-penyakit tertentu yang memang juga meningkatkan risiko diabetes,” jelasnya.
Penyakit diabetes pada dasarnya dapat menyerang siapa pun. Untuk mencegahnya diperlukan kedisiplinan menjaga pola hidup sehat, olahraga teratur, dan menghindari makanan maupun minuman penyebab diabetes.
Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar diabetes, konsultasi lebih mudah lewat Tanya Dokter.
(FR/JKT)