Diabetes

Konsumsi Makanan Dibungkus Plastik Tingkatkan Risiko Diabetes Pada Remaja

Zahra Aminati, 26 Feb 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Plastik diduga mengandung zat yang dapat meningkatkan risiko diabetes. Simak fakta dan informasi selengkapnya di si ini.

Konsumsi Makanan Dibungkus Plastik Tingkatkan Risiko Diabetes Pada Remaja

Kini banyak makanan yang dibalut atau dikemas plastik agar lebih praktis ketika dibawa bepergian. Namun, menurut penelitian terbaru, penggunaan plastik sebagai wadah atau pembungkus makanan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 pada remaja.

Ketahui zat berbahaya dalam plastik yang bisa memicu risiko diabetes tipe 2 dengan membaca ulasan berikut ini.

Zat Kimia Pada Plastik Tingkatkan Risiko Diabetes Pada Remaja

Penelitian yang mengamati penggunaan plastik terhadap peningkatan risiko diabetes dipublikasi oleh Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism.

Studi tersebut menemukan paparan zat kimia yang membuat plastik jadi lebih lentur, yakni Phthalates, dapat menurunkan kemampuan tubuh menggunakan insulin.

Insulin merupakan hormon penting yang dapat mengendalikan kadar gula dalam darah. Pada akhirnya, hal tersebut bisa meningkatkan risiko terkena diabetes.

Artikel Lainnya: Waspada, Kertas Pembungkus Makanan Berbahaya Untuk Kesehatan

Teresa Attina, MD, Ph.D, MPH, tim peneliti dan staf di NYU Langone Medical Center di Amerika Serikat mengatakan, “Kami menemukan dua bahan kimia yang digunakan sebagai plasticizer (bahan yang digunakan untuk membungkus makanan) memiliki efek toksik (racun) tersendiri.”

Untuk mengetahui efek zat kimia pada plastik terhadap hormon insulin, dr. Attina dan timnya menganalisis sampel darah dan urine dari 356 remaja berusia 12-19 tahun.

Remaja tersebut merupakan peserta National Heart and Nutrition Examination Survey (NHANES).

Para peneliti menganalisis sampel dari dua bahan kimia pengganti, yaitu di-isononyl phthalate (DINP) dan di-isodecyl phthalate (DIDP). Ironisnya, kedua bahan kimia tersebut dibuat dan dikembangkan untuk menggantikan di-2-ethylhexylphthalate (DEHP).

Zat DEHP sering ditemukan di plastik pembungkus, wadah makanan olahan, sabun, dan kosmetik.

Penelitian terdahulu menemukan hubungan antara DEHP dengan resistensi insulin atau penurunan kemampuan tubuh untuk menggunakan hormon insulin secara efektif.

Dr. Attina menjelaskan, remaja dengan tingkat DINP tinggi lebih mungkin mengembangkan kondisi resistensi insulin. “Semakin banyak resistensi insulin, semakin besar kemungkinan mereka terkena diabetes,” ungkapnya.

Ia juga mengonfirmasi paparan zat kimia dari plastik dapat meningkatkan tekanan darah. Hubungan antara tingginya DINP dalam darah dan urine turut meningkatkan faktor-faktor lain yang menyebabkan diabetes seperti obesitas.

Senada dengan hasil studi tersebut, dr. Devia Irine Putri mengatakan beberapa penelitian mengatakan senyawa Phthalates dalam plastik dapat mengganggu sistem endokrin dalam tubuh.

“Sistem endokrin mengatur kerja seluruh kelenjar dan hormon yang ada dalam tubuh. Saat terpapar bahan kimia ini, metabolisme tubuh bisa terganggu, terjadi resistensi insulin, dan pubertas dini pada anak-anak,” jelas dr. Devia.

Artikel Lainnya: Amankah Penggunaan Aluminium Foil untuk Makanan?

Faktor Lain yang Meningkatkan Risiko Diabetes Pada Remaja

Peneliti tidak bisa mengatakan bahwa paparan zat kimia merupakan satu-satunya penyebab resistensi insulin. Akan tetapi, menurut dr. Attina, hubungan antara plastik dan risiko diabetes cukup kuat.

Paparan zat kimia dapat berbahaya bagi remaja yang memiliki beberapa faktor risiko diabetes, seperti kelebihan berat badan atau pola makan tidak sehat.

Di samping itu, studi ini hanya mengamati remaja di Amerika Serikat. Alhasil, peneliti tidak dapat menyimpulkan bahwa bahan kimia plastik juga meningkatkan risiko diabetes pada orang dewasa.

“Karena penelitian ini fokusnya terhadap remaja, tampaknya belum bisa dikatakan bahwa orang dewasa sehat yang terpapar Phthalates juga dapat mengembangkan risiko serupa,” jelas dr. Attina.

Artikel Lainnya: Sering Mengonsumsi Makanan Kemasan, Ini Efeknya

Cara Mengurangi Paparan Plastik pada Anak dan Remaja

Dokter Attina mengatakan cukup mudah untuk menghindari risiko diabetes akibat paparan bahan kimia dari plastik.

“Yang terpenting jangan memasukkan makanan dalam wadah plastik ke dalam microwave. Apabila ingin menghangatkan makanan, letakkan saja makanan di piring tahan panas,” ujar dr. Attina.

Selain itu, cuci wadah plastik yang dapat digunakan kembali dengan tangan, bukan dengan mesin pencuci piring. Sebab, bahan kimia dan suhu tinggi dari mesin pencuci piring menyebabkan zat kimia dalam plastik menjadi larut.

Hindari pula menggunakan wadah plastik dengan kode angka 3, 6, atau 7. Kode atau simbol di kemasan plastik tersebut menunjukkan potensi bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan.

Untuk tahu informasi kesehatan terbaru dan tepercaya, Anda dapat membaca artikel di aplikasi KlikDokter.

(OVI/AYU)

Referensi:

  • Wawancara dr. Devia Irine Putri
  • Endocrine Web. Diakses 2022. Can Chemicals in Plastics Boost Teens' Risk of Diabetes?
  • The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. Diakses 2022. Association of Exposure to Di-2-Ethylhexylphthalate Replacements With Increased Insulin Resistance in Adolescents From NHANES 2009–2012. 2015.
plastik
Remaja
zat kimia
Diabetes