Penderita obesitas atau kondisi berat badan berlebih disebut berisiko tinggi mengembangkan penyakit diabetes tipe 2. Berdasarkan diabetes.co.uk, 80-85 persen pengidap obesitas lebih berisiko terjangkit penyakit metabolik tersebut.
Guna mencegah diabetes, dokter akan merekomendasikan pengidap obesitas untuk menerapkan diet sehat, caranya dengan mengonsumsi makanan rendah gula dan rendah kalori.
Kemudian, melakukan olahraga secara teratur maupun menghindari gaya hidup yang dapat memperburuk obesitas dan meningkatkan risiko diabetes.Jika cara tersebut dirasa terlalu berat dilakukan, orang obesitas dapat menjalani alternatif pengobatan dengan melakukan operasi metabolik. Prosedur ini disebut paling efektif menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan, serta menurunkan risiko diabetes tipe 2 pada pengidap obesitas.
Artikel Lainnya: Bisakah Penderita Diabetes Berobat dengan BPJS?
Prosedur Operasi Metabolik
Disampaikan dr. Dyah Novita Anggraeni, prosedur operasi metabolik dilakukan dengan memotong bagian lambung. “Tepatnya, lambung yang memiliki kandungan hormon pemicu rasa lapar atau ghrelin. Jadi, penderita obesitas merasa cepat kenyang,” katanya.
Ketika merasa cepat kenyang, tubuh tidak banyak menyerap kalori dari makanan. Peluang penderita obesitas menurunkan berat badan pun menjadi lebih besar.
Selain penderita obesitas, operasi metabolik menurut dr. Dyah juga penting dilakukan pada pengidap diabetes yang tidak terkontrol. “Terutama pada pengidap diabetes tipe 2 yang juga mengalami obesitas,” katanya.
Pasalnya, diabetes yang tidak terkontrol disertai obesitas dapat memicu komplikasi penyakit metabolik seperti kebutaan, gangguan ginjal, masalah jantung hingga stroke. Risiko komplikasi lanjutan tersebut dapat diminimalkan dengan melakukan operasi metabolik.
Selain itu, operasi metabolik juga dianjurkan dilakukan pasien diabetes yang tidak ingin minum obat terapi diabetes seumur hidup.
Manfaat Operasi Metabolik
Manfaat utama operasi metabolik adalah menurunkan berat badan secara signifikan dan berkelanjutan. Disebutkan di Health Plus, mayoritas pengidap obesitas yang menjalani operasi metabolik mengalami penurunan berat badan sekitar 70-80 persen setelah 18-24 bulan pascaoperasi.
Selain itu, manfaat prosedur operasi metabolik juga dapat meningkatkan kontrol diabetes. Hal ini karena operasi metabolik berdampak positif pada hormon yang bertugas mengontrol gula darah.
Sebuah penelitian mengungkapkan pula bahwa operasi metabolik merupakan prosedur yang sangat efektif dan tahan lama dalam mengobati diabetes tipe 2. Pembedahan ini pun membantu mengontrol tekanan darah dan kadar lipid secara konsisten.
Lebih lanjut, operasi metabolik pada gilirannya mencegah terjadinya komplikasi diabetes.
Artikel Lainnya: Cepat Turun Berat Badan dengan Operasi Bariatrik
Risiko
Operasi metabolik terbukti aman dan tidak membahayakan jiwa. Prosedur ini hanya memicu efek samping pada pekan pertama usai operasi dilakukan.
Efek samping tersebut dapat berupa kebocoran dan perdarahan dari area lambung yang dibedah. Pada beberapa kasus juga terjadi kesulitan bernapas, infeksi, trombosis vena dalam, dan efek samping anestesi.
Operasi metabolik patut dipertimbangkan pengidap obesitas yang tidak ingin terjangkit diabetes tipe 2. Prosedur ini juga perlu dipertimbangkan penderita diabetes yang tidak dapat mengontrol penyakit metaboliknya dengan baik.
Meski begitu, Anda tidak bisa serta merta meminta dokter melakukan operasi metabolik. Sebelum prosedur dilakukan, dokter akan melakukan pemeriksaaan guna menilai kelayakan Anda menjalani operasi.
Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar diabetes, chat melalui layanan LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter.
(PUT/JKT)