Salah satu cara mendiagnosis seseorang menderita diabetes tipe 1 atau tipe 2 adalah menggunakan tes C-peptide.
Dokter Arina Heidyana mengatakan pemeriksaan C-peptide digunakan untuk mengetahui kadar peptida di dalam darah diabetesi (sebutan bagi penderita diabetes). Peptida merupakan zat yang dilepaskan oleh sel beta pankreas. Sel ini juga menghasilkan insulin.
Insulin merupakan hormon yang berfungsi membantu sel tubuh menyerap dan memanfaatkan gula darah sebagai energi.
Sel beta pankreas melepaskan insulin bersama peptida dalam waktu bersamaan. Oleh karena itu, guna mengukur kadar insulin seseorang, dokter dapat mengetahuinya dengan melakukan tes C-peptide.
Artikel Lainnya: Plus-Minus Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu
Kapan Perlu Melakukan Tes C-Peptide?
Selain mengukur kadar insulin, tes C-peptide biasanya digunakan untuk mengetahui jenis diabetes yang diidap seseorang. Pemeriksaan C-peptide diabetes dapat membantu mengenali apakah penyakit tersebut merupakan diabetes tipe 1 atau 2.
Berdasarkan WebMD, diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan menghancurkan sel-sel pankreas. Kondisi ini menyebabkan tubuh memproduksi insulin dalam jumlah sedikit atau bahkan tidak sama sekali.
Penderita diabetes tipe 1 memiliki kadar insulin dan peptida yang rendah. Jika mengidap penyakit ini, dokter juga menggunakan tes C-peptide untuk mengetahui berapa banyak insulin yang masih dihasilkan pankreas. Hal ini dilakukan guna menyesuaikan dosis terapi pengobatan diabetes yang tepat.
Sementara itu, diabetes tipe 2 merupakan gangguan metabolisme yang terjadi karena tubuh tidak dapat memproduksi dan memanfaatkan insulin dengan semestinya. Orang dengan diabetes tipe 2 dapat memiliki kadar insulin dan peptida normal maupun tinggi.
Ketika mengidap diabetes tipe 2, dokter juga menggunakan tes C-peptide untuk mengetahui kapan harus memulai terapi insulin pada diabetesi.
Dokter Arina menambahkan, “Pemeriksaan C-peptide juga dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab hipoglikemia.”
Hipoglikemia merupakan kondisi gula darah rendah di bawah ambang batas normal 70 mg/dL. Melalui tes C-peptide, penyebab hipoglikemia dapat diketahui apakah karena penggunaan obat diabetes berlebih atau akibat insulinoma.
Insulinoma merupakan tumor yang tumbuh di pankreas. Kondisi ini mengakibatkan pankreas memproduksi banyak insulin, namun kadar gula darah justru menurun. Kenaikan kadar insulin pada penderita insulinoma memicu tingginya produksi peptida.
Artikel Lainnya: Mengenal Tes Anion Gap untuk Diabetes
Persyaratan dan Prosedur Tes C-Peptide
Dokter Arina mengatakan, “Sebelum melakukan tes C-peptide, Anda harus puasa minimal 8 jam sebelum tes. Sesudah tes, bisa aktivitas biasa lagi, tidak ada penanganan khusus.”
Sebelum pemeriksaan C-peptide, beritahu juga dokter soal obat-obatan, suplemen, maupun vitamin yang dikonsumsi.
Tes C-peptide dapat dilakukan melalui dua prosedur, yaitu mengambil sampel darah atau sampel urine. Hasil pemeriksaan biasanya akan keluar dalam beberapa hari.
Hasil Pemeriksaan C-Peptide
Kadar peptida normal berkisar 0,5-2,0 nanogram per ml. Kadar peptida bisa tinggi jika tubuh memproduksi insulin lebih banyak dari biasanya. Kondisi ini juga dapat dipengaruhi konsumsi obat terapi diabetes tipe 2 sulfonilurea.
Berikut kemungkinan kondisi medis orang dengan kadar peptida tinggi:
- Mengalami resistensi insulin dan diabetes tipe 2
- Memiliki tumor insulinoma
- Punya penyakit ginjal
Sebaliknya, kadar peptida rendah saat produksi insulin tubuh menurun. Dugaan kondisi medis orang dengan kadar peptida rendah antara lain:
- Menderita diabetes tipe 1
- Memiliki diabetes tipe 2 disertai pankreas yang mengalami kelelahan maupun komplikasi penyakit lainnya
- Mengalami hipoglikemia
Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar diabetes dan pemeriksaan kesehatan terkait, Anda bisa berkonsultasi lebih mudah lewat Tanya Dokter.
(FR/JKT)