Penderita diabetes melitus tipe 2 mungkin sudah tahu bahwa obat metformin mampu mengontrol gula darah, sehingga kerusakan ginjal dan komplikasi lainnya bisa dihambat.
Namun, bagaimana dengan efek samping metformin pada pengidap diabetes melitus tipe 2, sudah tahukah Anda? Ketika hendak rutin mengonsumsi obat untuk mengendalikan penyakit, ada baiknya mengetahui apa saja efek sampingnya.
Dengan demikian, keinginan untuk mengonsumsi di luar dosis atau mengombinasikan dengan obat lain tanpa persetujuan dokter menjadi lebih kecil. Anda pun bisa mempersiapkan diri untuk mencegah side effect obat.
Cara Kerja Obat Metformin
Metformin bekerja menurunkan kadar gula darah dengan meningkatkan fungsi tubuh dalam menangani insulin.
Biasanya, obat diresepkan dokter ketika diet dan olahraga saja belum cukup untuk mengontrol kadar gula darah.
Obat metformin bekerja dengan cara mengurangi jumlah gula yang dilepas oleh organ hati ke dalam darah.
Dengan pengurangan tersebut, tubuh akan merespons insulin dengan lebih baik. Insulin itu sendiri merupakan hormon pengontrol gula darah.
Artikel Lainnya: Blueberry Bermanfaat untuk Diabetes? Ini Faktanya
Penderita diabetes hanya perlu menelan tablet utuh dengan air putih (jangan cairan lainnya). Dosis maksimal per hari adalah 2.000 mg sehari.
Pasien mungkin akan disarankan mengonsumsi 500 mg sebanyak 4 kali dengan selang waktu tertentu. Dosisnya bisa berbeda sesuai kondisi pasien dan rekomendasi dokter.
Jenis obat metformin ada dua, yaitu tablet rilis standar dan rilis lambat. Tablet rilis standar melepaskan zatnya ke dalam tubuh dengan cepat.
Sedangkan, tablet rilis lambat akan larut perlahan sehingga Anda tidak perlu sering mengonsumsinya (1 dosis biasanya cukup). Obat yang lepas lambat bisa diminum setelah makan malam.
Saat Anda pertama kali mulai menggunakan tablet pelepasan standar, dokter akan meningkatkan dosisnya secara perlahan. Kondisi tersebut mengurangi kemungkinan terjadinya efek samping metformin.
Kalau pasien merasa tidak dapat menoleransi efek samping rilis standar dari metformin, dokter umumnya akan menggantinya ke tablet rilis lambat.
Artikel Lainnya: Ragam Tanaman Herbal untuk Atasi Diabetes Secara Alami
Efek Samping Obat Metformin
Menurut dr. Dyah Novita Anggraini, adapun sejumlah efek samping yang kerap muncul ketika seseorang meminum tablet metformin antara lain:
- Dada terasa tidak nyaman dan jantung berdebar lebih cepat.
- Pencernaan terganggu, misalnya mual, muntah, diare, sakit perut, kembung, mulas, feses tidak normal, atau susah buang air besar.
- Tubuh lemas.
- Kesulitan mengecap rasa.
- Sakit kepala.
- Mudah mengantuk.
- Muncul infeksi saluran pernapasan atas.
- Muncul masalah kulit dan jaringan subkutan, sehingga kuku tidak normal dan ada ruam.
Dokter yang kerap disapa dr. Vita itu mengungkapkan, “Dari sekian banyak efek sampingnya, kondisi yang berpotensi fatal yaitu asidosis laktat. Ini adalah kondisi asam tubuh yang meningkat.”
Kadar pH pada orang yang mengalami asidosis bisa kurang dari 7,35. Jika dibiarkan, maka ginjal akan rusak, tulang keropos, dan sistem endokrin bisa terganggu.
“Beragam side effects yang tadi dijelaskan umumnya muncul ketika pasien minum obatnya tidak sesuai aturan pakai atau tidak di bawah pengawasan dokter. Adanya interaksi dengan obat lain seperti sulfonilurea juga meningkatkan risikonya,” tambah dr. Vita.
Artikel Lainnya: Waspada, Makan Gelato Setiap Hari Bisa Menyebabkan Diabetes
Akan lebih baik bila Anda mengonsumsi metformin saat atau sesudah makan untuk mengurangi efek samping.
Bila lupa minum obat atau melewatkan dosisnya, ambil dosis berikutnya pada waktu yang biasa.
Jangan mengambil dosis ganda untuk mengganti dosis yang terlupakan. Setel alarm untuk mengingatkan Anda minum obat secara rutin.
Obat diabetes metformin tidak diperuntukkan bagi lansia di atas 80 tahun kecuali fungsi ginjalnya masih normal. Kalau diresepkan, dosisnya pun benar-benar harus disesuaikan dan diperhatikan karena khawatir dengan kondisi ginjal.
Bila ada pertanyaan seputar diabetes dan obat-obatannya, konsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam lewat LiveChat di Klikdokter.
(FR/AYU)