Gangrene merupakan kondisi matinya jaringan tubuh tertentu. Kondisi ini dapat menjangkiti jari tangan, kaki, atau area tubuh lainnya.
Gangrene ditandai ketika aliran darah ke area tubuh tertentu mengalami hambatan. Akibatnya, jaringan tubuh mati karena kekurangan asupan darah yang kaya oksigen.
Umumnya, gangren terjadi karena cedera maupun infeksi kulit dan jaringan lunak. Selain itu, gangrene juga bisa disebabkan oleh penyakit diabetes.
Apa hubungan penyakit gangguan metabolik tersebut dengan gangrene? Bagaimana perawatan luka gangrene untuk penderita diabetes? Simak penjelasannya di sini.
Artikel Lainnya: Mengapa Orang Diabetes Sering Sembelit?
Gangrene karena Penyakit Diabetes
Diabetesi (sebutan untuk penderita diabetes) lebih berisiko mengalami gangrene. Sebab menurut dr. Reza Fahlevi, Sp. A., penyakit diabetes menyebabkan fungsi jaringan pembuluh darah terganggu.
“Gangguan pembuluh darah pada diabetesi itu yang menyebabkan terjadinya gangren. Padahal ketika proses penyembuhan luka, harus ada aliran dari pembuluh darah, nutrisi, sel-sel imun dan lainnya,” katanya.
“Penyembuhan luka diabetesi yang terganggu menyebabkan infeksi sehingga berkembang menjadi gangrene dan sulit diatasi,” dia menambahkan.
Berdasarkan Healthline, gangrene diabetes juga bisa terjadi karena kadar gula darah yang tinggi.
Pasalnya, lonjakan kadar gula darah dapat merusak saraf dan menyebabkan area yang mengalami kerusakan lebih mudah cedera. Pada gilirannya, kondisi ini dapat bekembang menjadi gangren.
Gangrene menyebabkan kulit jaringan tubuh yang mati menjadi lebih gelap. Selain itu, area tersebut juga mengalami mati rasa dan mengandung cairan atau nanah.
Jika tidak diobati, gangrene dapat menyebabkan infeksi lanjutan yang memicu kematian.
Artikel Lainnya: Bahaya Dehidrasi Bagi Penderita Diabetes Tipe 2
Perawatan Luka Gangren untuk Penderita Diabetes
Dokter Reza mengatakan, terdapat beberapa cara merawat luka gangren diabetes, di antaranya:
-
Mengontrol Kadar Gula Darah
Mengontrol kadar gula darah sangat penting untuk mendukung perawatan luka gangren diabetes.
“Karena kalau gula darah tidak terkontrol, luka gangrene akan semakin basah dan infeksius,” jelas dr. Reza.
-
Penggunaan Antibiotik
Selanjutnya, luka gangrene dapat diobati menggunakan antibiotik sesuai anjuran dokter.
Obat antibiotik berfungsi mengurangi gejala infeksi yang disebabkan oleh matinya jaringan tubuh.
-
Membersihkan Luka
Perawatan luka gangren diabetes selanjutnya adalah dengan rutin membersihkan luka. Caranya juga bisa dengan membuang jaringan gangren sesegera mungkin.
Berdasarkan Healthline, membersihkan luka dapat mencegah infeksi gangrene menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Menurut dr. Reza, perawatan tersebut sebaiknya dilakukan oleh perawat yang sudah terlatih mengatasi gangrene pada diabetesi.
“Jadi kompleks memang, penanganan gangrene melibatkan dokter penyakit dalam, perawat, dan sebagainya” kata dr. Reza.
Artikel Lainnya: Mengenal Transplantasi Pankreas untuk Mengobati Diabetes
-
Operasi Pembedahan
Jika kondisinya parah, dr. Reza merekomendasikan tindakan bedah vaskular di bagian kaki yang mengalami gangrene diabetes.
Prosedur tersebut dilakukan melalui debridement dengan mengangkat jaringan yang mengalami gangrene.
Selain itu, dokter mungkin akan menganjurkan operasi rekonstruktif seperti cangkok kulit. Fungsi cangkok kulit memperbaiki kerusakan akibat gangrene serta semua cacat yang tersisa usai menjalani debridement.
Prosedur cangkok akan menggunakan kulit yang sehat di area tubuh yang tidak mencolok. Bagian kulit yang sehat digunakan untuk menggantikan kulit yang rusak.
-
Amputasi
Pada kasus yang lebih ekstrem, dokter mungkin merekomendasikan prosedur amputasi di bagian tubuh yang mengalami gangrene.
Itu dia cara merawat luka gangren diabetes. Selain menjaga kadar gula darah, diabetesi juga dapat mengatasi maupun mencegah gangrene dengan berhenti merokok.
Berdasarkan Healthline, kebiasaan merokok menahun dapat melemahkan pembuluh darah. Kondisi ini meningkatkan risiko diabetesi mengalami gangrene.
Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar diabetes, konsultasi kepada dokter yang kompeten via Live Chat.
(OVI/JKT)