Transplantasi islet alias islet transplantation disebut-sebut sebagai terapi pengobatan diabetes tipe 1 yang paling efektif. Pasalnya, prosedur tersebut dinilai dapat mengembalikan fungsi sel beta pankreas yang rusak akibat autoimun.
Kerusakan sel beta pankreas menyebabkan gula darah melonjak. Hal ini karena hormon insulin yang bertugas membantu tubuh menyerap dan mengubah gula darah menjadi energi tidak dihasilkan dalam kadar yang cukup.
Nah, islet transplantation diharapkan dapat mengembalikan fungsi sel beta pankreas dalam menghasilkan insulin yang diperlukan.
Sayangnya, sebagaimana prosedur medis lain, pemindahan islet pankreas bisa menimbulkan sejumlah efek samping.
Berikut risiko transplantasi islet yang perlu Anda ketahui:
1. Perdarahan
Pasien diabetes tipe 1 yang menjalani transplantasi islet berisiko tinggi mengalami perdarahan. Kondisi ini disebabkan adanya luka pada bekas sayatan.
Pasalnya, untuk memindahkan islet pankreas, dokter akan membuat sayatan kecil di perut bagian atas pasien. Hal ini bertujuan untuk memasukkan kateter di vena portal, yaitu pembuluh yang menyuplai darah dari pankreas ke organ hati.
Melalui selang kateter, islet pankreas akan disalurkan. Islet pankreas alias Pulau Langerhans itu sendiri merupakan sekelompok sel yang terletak di pankreas.
Islet pankreas mengandung beberapa jenis sel, salah satunya adalah sel beta penghasil insulin.
Artikel Lainnya: Mengenal Lebih Jauh Prosedur Transplantasi Paru-paru
2. Infeksi
Luka bekas sayatan akibat prosedur transplantasi islet juga bisa meningkatkan risiko infeksi bakteri dan virus.
Infeksi juga bisa disebabkan oleh efek samping imunosupresan, yaitu golongan obat untuk menekan atau menurunkan sistem kekebalan tubuh.
Imunosupresan bermanfaat mengurangi reaksi imun berlebih, yang dapat memperburuk kondisi kesehatan pasien. Obat ini juga bermanfaat untuk meminimalkan risiko sistem kekebalan tubuh menolak islet pankreas baru.
Sayangnya, di saat bersamaan, imunosupresan melemahkan kekebalan tubuh dalam menangkal infeksi patogen.
3. Kanker
Tidak dimungkiri, pasien islet transplantation akan sangat bergantung pada imunosupresan. Pasalnya, jika obat ini berhenti diminum, islet pankreas yang ditransplantasikan terancam berhenti bekerja.
Di sisi lain, penggunaan imunosupresan dalam jangka panjang dapat meningkatkan efek samping berbahaya. Salah satu efek samping yang dimaksud adalah kanker.
Menurut National Cancer Institute, hal itu terjadi karena imunosupresan melemahkan kemampuan sistem kekebalan dalam mendeteksi dan menghancurkan sel kanker.
Selain itu, imunosupresan juga menurunkan kemampuan sistem kekebalan dalam mengatasi infeksi penyebab kanker.
Artikel Lainnya: Syarat Medis yang Harus Dipenuhi Pendonor Ginjal
4. Efek Samping Imunosupresan Lainnya
Mengutip National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease, terdapat sejumlah efek samping serius lainnya yang disebabkan oleh penggunaan imunosupresan.
Obat tersebut menyebabkan gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, dan diare. Imunosupresan juga meningkatkan kadar kolesterol, tekanan darah, serta gula darah.
Kondisi-kondisi tersebut membuat pasien transplantasi islet rentan mengalami sakit kepala, tremor, dan kebingungan.
Tidak hanya itu, penggunaan imunosupresan dalam jangka panjang juga bisa merusak ginjal.
5. Pembekuan Darah
Berdasarkan Cochrane, pembekuan darah pasca transplantasi islet dapat terjadi di pembuluh arteri yang memasok darah ke organ. Gumpalan darah pun dapat terbentuk di pembuluh vena yang mengalirkan darah dari organ.
Pembekuan darah sangat berbahaya, karena efek samping transplantasi islet ini dapat menghambat aliran darah sehingga meningkatkan risiko kegagalan organ.
Artikel Lainnya: Bolehkah Pasien Kanker Jadi Pendonor Organ? Ini Kata Dokter
6. Islet Pankreas Tidak Berfungsi
Disampaikan dr. Reza Fahlevi, Sp.A, islet pankreas pasien yang ditransplantasikan juga berisiko tidak berfungsi.
Menurut dr. Reza, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan islet pankreas tidak bekerja, salah satunya adalah penolakan tubuh (rejeksi).
Kondisi tersebut disebabkan sistem imun yang mengira islet pankreas donor merupakan benda asing. Oleh karena itu, sistem kekebalan menyerang islet pankreas yang ditransplantasikan.
Keadaan demikian bisa menyebabkan pankreas mengalami kerusakan, sehingga tidak dapat berfungsi.
Demikian sederet risiko transplantasi islet yang perlu diketahui. Apabila Anda masih penasaran dengan hal terkait prosedur tersebut, tak perlu sungkan untuk berkonsultasi lebih lanjut kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.
(NB/AYU)
Referensi:
- NIDKK. Diakses 2022. Pancreatic Islet Transplantation.
- Diabetes UK. Diakses 2022. Islet cell transplants for type 1 diabetes.
- NIDKK. Diakses 2022. Therapies to reduce the risk of blood clots forming in transplanted organs.
- National Cancer Institute. Diakses 2022.
- Wawancara dr. Reza Fahlevi, Sp.A