Gula darah merupakan istilah yang mengacu pada tingkat glukosa di dalam darah. Glukosa yang dialirkan melalui darah tersebut adalah sumber energi utama bagi sel-sel dalam tubuh.
Sering terdapat kasus dimana kadar gula darah berada di batas tidak normal, misalnya terlalu rendah atau sebaliknya, terlalu tinggi. Keduanya memiliki dampak negatif tersendiri bagi tubuh. Ketika terlalu rendah, seseorang akan lebih mudah lelah dan mengalami gangguan fungsi kognitif. Sementara saat gula darah terlampau tinggi, kemungkinan terburuk yang bisa terjadi adalah penyakit diabetes melitus alias kencing manis.
Meski begitu, peningkatan kadar gula darah tidak selalu mengindikasikan bahwa Anda terkena diabetes. Menurut dr. Nitish Basant Adnani, ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi dan harus diperiksa ke dokter.
“Peningkatan kadar gula darah belum tentu diabetes, karena sangat bergantung dari jenis pemeriksaan dan batasan normalnya. Apakah yang diperiksa adalah gula darah puasa atau gula darah sewaktu?” ujar dr. Nitish.
“Lalu, apakah juga terdapat keluhan seperti sering lapar, sering haus, sering buang air kecil, serta penurunan atau peningkatan berat badan yang tidak direncanakan?” tambahnya.
Lebih lanjut, dr. Nitish menjelaskan bahwa wawancara medis yang mendetail, pemeriksaan fisik secara langsung, serta pemeriksaan penunjang juga sangat penting untuk dilakukan. Lewat rangkaian pemeriksaan tersebut, diagnosis penyakit yang lebih akurat, penentuan penyebab hingga cara pengobatan yang sesuai bisa diterapkan.
Gula darah tinggi dan penyakit
Orang yang memiliki gula darah tinggi memang belum tentu terkena diabetes di kemudian hari. Namun, orang tersebut bisa saja memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung dan ginjal.
Lewat penelitian yang dipublikasikan di The Lancet Diabetes and Endocrinology, para ahli memeriksa sampel dari 27.971 orang dewasa yang dibagi ke dalam empat fase berbeda, yakni dari 1988–1994, 1999–2004, 2005–2010, dan 2011–2014.
Lewat diagnosis awal, para ahli memperkirakan jumlah orang dewasa yang memiliki indikasi gejala diabetes meningkat. dari 56,2 menjadi 78,5 juta. Indikasi pra-diabetes ini didefinisikan sebagai kadar gula darah darah puasa 100–125 mg/dL atau tingkat HbA1c 5,7% menjadi 6,4%.
Di akhir penelitian, banyak orang dengan indikasi gejala diabetes memiliki faktor risiko untuk terkena penyakit jantung dan ginjal yang lebih tinggi.
Apa yang harus dilakukan?
Solusi yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit diabetes, jantung dan ginjal akibat kadar gula darah tinggi adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Caranya, berolahraga secara rutin dan teratur, menjauhi rokok dan alkohol, serta mengubah pola makan menjadi lebih sehat.
"Saya percaya, orang-orang dengan gula darah tinggi akan mendapat manfaat ketika mampu menerapkan gaya hidup sehat. Hal tersebut memiliki beberapa efek yang menguntungkan, termasuk penurunan risiko diabetes, penyakit jantung, dan masalah ginjal," kata peneliti dari University College London yang memberi tanggapan terkait studi di atas, Mika Kivimaki.
Mengetahui adanya perkara tersebut, Anda sebaiknya lebih memperhatikan kadar gula darah di dalam tubuh, dan berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikannya agar tetap stabil. Anda tidak ingin mengalami penyakit diabetes, ginjal, dan jantung di kemudian hari, bukan?
[NB/ RVS]