Insulin adalah hormon alami yang diproduksi oleh pankreas. Hormon insulin memungkinkan tubuh mengubah gula atau glukosa menjadi energi. Insulin juga membantu tubuh menyimpan energi tersebut. Namun, pada penderita diabetes, hormon insulin berkurang. Akibatnya, kadar gula dalam darah menjadi tinggi, serta terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, serta protein. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan terapi insulin.
Tema inilah yang dibahas dalam acara “Bersama Keluarga Lawan Diabetes: Terapi Baru Harapan Baru”. Pembahasan menarik ini diselenggarakan oleh Rumah Sakit Pusat Pertamina bersama Sanofi, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (13/11),
"Bagi penderita diabetes, mereka perlu insulin dari luar. Beberapa studi menyebut bahwa penurunan kendali gula darah paling baik adalah dengan injeksi, yakni terapi insulin," ujar dr. Mochammad Pasha, Sp.PD, yang hadir sebagai salah satu narasumber dalam
Senada dengan itu, Prof Dr dr Sidartawan Soegono, Sp. PD-KEMD, FACE menambahkan bahwa suntikan insulin diperlukan oleh pasien diabetes pada keadaan tertentu dan sesuai kebutuhan pasien. Misalnya, jika diperlukan penurunan gula darah cepat pada keadaan kritis, gagal terapi dengan tablet, atau ketika pankreas tidak lagi bisa menghasilkan insulin.
“Suntik insulin dilakukan kalau ada indikasi, tapi bukan berarti sekali suntik insulin selamanya akan suntik insulin,” ujar dr. Sidartawan.
Mengenal sekilas terapi insulin
Meski banyak membantu penderita diabetes, masih banyak yang menolak terapi insulin. Menurut penelitian Journal Investigation Diabetes, selain harga dan minimnya waktu untuk mengedukasi pasien, alasan penundaan terapi insulin disebabkan oleh faktor emosional dan psikologis. Misalnya, ketidaknyamanan, takut jarum suntik, pandangan bahwa insulin merupakan akhir kehidupan, kekhawatiran akan hipoglikemia, dan beragam alasan lain.
Berikut ini beberapa fakta tentang terapi insulin yang harus Anda ketahui.
- Terapi insulin tunggal atau kombinasi disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan respons individu, berdasarkan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah harian.
- Terapi insulin diberikan melalui injeksi di bawah kulit dan bergantung pada kondisi pasien.
- Terapi insulin yang diberikan secara intensif, dapat membantu mengembalikan kadar glukosa darah. Manfaat lainnya adalah meningkatkan sensitivitas dan sekresi insulin serta mengurangi tingkat kematian yang diakibatkan oleh penyakit jantung.
- Pada kasus tertentu, terapi insulin bisa menyebabkan hipoglikemia serta reaksi penolakan dari tubuh pasien. Untuk itu, pemilihan jenis insulin berdasarkan kondisi pasien sangat dibutuhkan.
- Terapi insulin dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah pasien.
- Terapi insulin direkomendasikan bagi pasien diabetes yang berada pada sejumlah kondisi, misalnya mengalami penurunan berat badan secara cepat, mengalami krisis Hiperglikemia, mengalami gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat, dan lain-lain.
Pentingnya dukungan keluarga
Diabetes adalah penyakit tidak menular yang tidak dapat disembuhkan. Oleh karena itu, penderita diabetes akan hidup bersama penyakit ini sepanjang hidupnya. Untuk itu, dr Sidartawan menjelaskan bahwa dukungan keluarga sangat penting bagi mereka.
Bentuk dukungannya bisa berupa, makan sama-sama. Misalnya, dalam satu keluarga, ayah penderita diabetes. Si ayah hanya makan satu atau setengah porsi, tapi anggota keluarga lainnya boleh makan lebih. “Menunya sama, tidak perlu makanannya dipisah dan dibedakan. Itu kesalahan, bahwa penderita diabetes harus menjadi ’khusus’,” ucap dr Sidartawan.
Bagi penderita diabetes, terapi insulin bisa menjadi solusi. Terapi ini merupakan salah satu metode menurunkan kadar gula dalam darah dalam waktu yang relative singkat. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter jika Anda ingin melakukan pengobatan ini.
[RVS]