Manikur dan pedikur merupakan perawatan kecantikan kuku jari tangan dan kaki yang cukup populer. Proses umumnya terdiri dari merendam tangan dan kaki di wadah air hangat, kuku dipotong dan dikikir, lalu bisa diakhiri dengan pijatan lembut di tangan dan kaki.
Meski terkesan mudah dilakukan, manikur dan pedikur tidak dapat dilakukan sembarangan, khususnya pada penderita diabetes. Jika pemotongan kuku diabetesi (penderita diabetes) dilakukan secara keliru, hal ini dapat memicu komplikasi.
Terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan pengidap diabetes sebelum melakukan manikur pedikur. Berikut di antaranya, dilansir dari WebMD:
1. Pilih Salon Manikur Pedikur yang Tersertifikasi
Penting bagi penderita diabetes untuk memilih tempat manikur pedikur yang terjamin keamanannya dan punya reputasi baik. Pasalnya, tidak semua spa maupun salon memiliki terapis yang dididik khusus untuk perawatan mani-pedi.
Artikel Lainnya: Beberapa Fakta Kuku yang Mungkin Belum Anda Tahu
Sebelum memilih, periksa reputasi fasilitas yang hendak dituju. Jangan ragu untuk menanyakan prosedur pembersihan dan perawatan alat manikur pedikur di sana.
Tanyakan pula apakah para terapis yang dipekerjakan punya lisensi khusus dan memahami cara pedikur manikur yang tepat.
Agar lebih aman, diabetesi juga disarankan memilih spa medis yang diawasi langsung oleh podiatrist (dokter spesialis masalah kaki). Podiatrist lebih paham cara manikur pedikur, termasuk perawatan alat sesuai prosedur sterilisasi medis yang tepat.
2. Bawa Alat Manikur dan Pedikur Pribadi
Dokter Arina Heidyana mengingatkan, diabetesi harus memerhatikan kebersihan alat manikur pedikur.
Biasanya beberapa spa dan salon menggunakan alat baru untuk setiap pelanggan. Jika Anda ragu, bawa alat manikur dan pedikur pribadi yang sudah disterilkan, seperti gunting kuku, cuticle nipper, kikir kuku, batu apung, dan stik kutikula.
3. Periksa Air Rendaman Tangan dan Kaki
Hal lain yang harus diperhatikan adalah suhu dan kebersihan air rendaman untuk tangan dan kaki, khususnya bila menderita neuropati perifer.
Pengidap diabetes dengan neuropati perifer (kerusakan saraf tepi) mengalami gejala berupa mati rasa dan kesemutan di area kaki. Kondisi ini dapat menyebabkan diabetesi kurang sensitif terhadap rasa panas.
Oleh karena itu, sebelum merendam tangan dan kaki, cobalah celupkan jari ke air. Cara ini dilakukan untuk mengetahui apakah suhu air sudah sesuai kebutuhan. Jangan ragu untuk meminta air rendaman dengan suhu yang lebih dingin.
Perhatikan pula kebersihan airnya. Jika ragu, bawalah antiseptik pribadi. Teteskan antiseptik ke air agar lebih steril.
Artikel Lainnya: Tanda Penyakit Ini Bisa Dilihat Lewat Kuku
4. Potong Kuku Secara Hati-hati
Dokter Arina menganjurkan diabetesi untuk mengingatkan terapis agar memotong kuku dengan hati-hati.
“Jangan sampai melukai kuku atau kulit sekitar kuku (kutikula), karena bisa lama sembuh lukanya dan juga risiko terjadi infeksi lebih besar,” papar dr. Arina.
Penumpukan kadar gula darah pada penderita diabetes dapat menyebabkan aliran darah terganggu.
Kondisi ini menyebabkan sel darah putih yang berfungsi membantu penyembuhan luka menjadi kesulitan mengakses lokasi luka. Akibatnya, proses penyembuhan luka diabetesi menjadi lebih lama.
5. Hilangkan Kulit Mati dengan Lembut
Menghilangkan kulit mati dan kapalan memakai batu apung merupakan salah satu bentuk layanan pedikur.
Penting bagi diabetesi untuk mengingatkan terapis agar melakukan perawatan ini secara lembut, demi menghindari luka dan lecet.
6. Pijatan Lembut
Beberapa jenis lotion untuk melembapkan dan memijat dapat mengiritasi kulit diabetesi. Untuk mencegahnya, Anda bisa membawa lotion pribadi sesuai kondisi kulit.
Selain itu, ingatkan terapis untuk melakukan pijatan secara lembut.
Itu dia deretan tips manikur-pedikur untuk penderita diabetes. Utamakan keamanan dan kebersihan perawatan kuku demi menghindari efek buruk.
Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar perawatan penderita diabetes, konsultasi ke dokter lebih mudah lewat Live Chat Klikdokter.
(FR/JKT)