Waspada, Diabetes Bisa Meningkatkan Risiko Sepsis

Diabetes merupakan penyakit metabolik yang terjadi akibat ketidakmampuan tubuh memproduksi dan merespons insulin. Ini adalah hormon yang bertugas membantu sel tubuh menyerap dan mengubah gula darah menjadi energi.

Ketika tubuh tak mampu memproduksi dan merespons insulin, kondisi yang terjadi adalah lonjakan kadar gula darah (glukosa). Apabila tidak segera ditangani, kadar gula darah tinggi dapat mencetuskan komplikasi, salah satunya sepsis.

Berdasarkan Sepsis Alliance, penderita diabetes berisiko tinggi mengalami sepsis. Hal ini dibandingkan dengan orang yang tidak terjangkit penyakit metabolik tersebut.

Diabetes Tingkatkan Risiko Sepsis

Sepsis merupakan kondisi gawat darurat medis yang dapat menyebabkan kematian. Kondisi ini membuat penderitanya mengalami gejala awal berupa peningkatan dan penurunan suhu tubuh, menggigil, hingga penurunan kesadaran.

Disampaikan dr. Theresia Rina Yunita, pasien diabetes 20,1–22,7 persen lebih berisiko mengalami infeksi dan sepsis.

“Infeksi dan sepsis juga menjadi penyebab kematian pada penderita diabetes,” kata dr. Theresia Rina.

Artikel Lainnya: Anda Diabetes? Waspada Komplikasi Luka Kaki Diabetes

Sepsis akibat diabetes terjadi karena peningkatan kadar gula darah alias hiperglikemia. Lonjakan glukosa, menurut dr. Theresia, mengindikasikan tingkat keparahan penyakit akibat respons peradangan maupun stres tubuh.

Jika terjadi terus-menerus, hiperglikemia bisa merusak pembuluh darah hingga organ penting di dalam tubuh.

“Hiperglikemia juga berdampak pada sistem kekebalan, sehingga meningkatkan risiko infeksi atau sepsis pada penderita diabetes,” papar dr. Theresia Rina.

Terlebih, diabetes menyebabkan penderitanya kesulitan menyembuhkan luka. Gangguan metabolisme ini pun dapat menurunkan sensasi nyeri di bagian tubuh yang mengalami luka.

Dengan demikian, penderita diabetes kerap terlambat menyadari bahwa mereka memiliki luka terbuka di tubuhnya. Akibatnya, mereka semakin berisiko terinfeksi patogen, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit.

Infeksi patogen di bagian tubuh mana pun dapat mencetuskan sepsis. Namun, sepsis paling sering terjadi akibat infeksi di saluran kemih, paru-paru, kulit, atau saluran pencernaan.

Faktanya, infeksi mendorong sistem kekebalan tubuh melakukan perlawanan yang terlalu berlebihan. Respons tersebut berdampak buruk pada tubuh penderita diabetes, sehingga mencetuskan gejala yang cukup berbahaya.

Pada kasus yang gawat, sepsis bahkan dapat menyebabkan penurunan tekanan darah drastis. Hal ini bisa merusak kesehatan organ dan jaringan tubuh. Alhasil, risiko kematian pun ikut meningkat.

Artikel Lainnya: Cegah Komplikasi Diabetes dengan Cara Ini

Tips Mencegah Dampak Buruk Sepsis pada Penderita Diabetes

Meski berbahaya dan bisa mematikan, sepsis masih memungkinkan untuk ditangani. Asalkan, penderitanya memperoleh penangan medis yang cepat dan tepat.

Oleh karena itu, jika Anda mengalami diabetes, pastikan untuk segera menghubungi rumah sakit terdekat apabila mengalami gejala-gejala sepsis.

Beberapa gejala yang dimaksud, misalnya peningkatan maupun penurunan suhu tubuh akibat infeksi setelah menjalani prosedur medis atau cedera. Gejala ini biasanya diiringi rasa nyeri hebat di bagian infeksi, perasaan mengantuk terus-menerus, dan kebingungan.

Untuk mencegah sepsis maupun komplikasi lain akibat diabetes, Anda perlu melakukan langkah pencegahan sejak dini. Caranya, yaitu dengan menjalani gaya hidup sehat dan pola makan seimbang.

Anda pun mesti memprioritaskan makanan dengan indeks glikemik rendah, agar gula darah tetap stabil. Jangan lupa juga untuk berolahraga secara teratur, serta disiplin menjalani terapi pengobatan yang diresepkan dokter.

Apabila Anda butuh bantuan atau memiliki pertanyaan seputar penyakit diabetes, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter secara daring melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.

(NB/JKT)

Referensi:

Sepsis Alliance. Diakses 2022. Diabetes and Why It Increases Diabetes Risk.

Healthline. Diakses 2022. Everything You Need to Know About Diabetes.