Demam adalah kondisi yang biasanya terjadi akibat adanya penyakit infeksi. Keluhan tersebut biasanya disertai dengan gejala badan lemas, sehingga penderita sulit beraktivitas.
Ada kalanya, demam muncul bersama dengan ruam kemerahan di kulit. Kondisi ini mesti diwaspadai dan harus segera ditangani, karena merupakan kondisi yang berbahaya.
Faktanya, muncul ruam merah saat demam dapat menjadi salah satu gejala dari sindrom sweet.
Apa Itu Sindrom Sweet?
Melansir Mayo Clinic, sindrom sweet atau Neutrophilic dermatosis adalah kondisi munculnya demam yang disertai dengan keluhan ruam atau bercak merah pada kulit.
Ruam pada kondisi sweet syndrome biasanya muncul pada lengan, wajah, dan leher. Ruam yang muncul bisa menyebar dengan cepat, memiliki ukuran yang tidak menentu, serta menyakitkan meski tidak disentuh.
Menurut dr. Sara Elise Wijono, MRes, penyebab sindrom sweet masih belum diketahui dengan pasti hingga saat ini.
Namun, infeksi, penyakit kanker, atau obat-obatan tertentu dicurigai dapat memicu kondisi tersebut.
Artikel Lainnya: Demam dan Ruam pada Anak, Campak atau Cacar Air?
Adapun beberapa kondisi lain yang diduga menjadi faktor risiko sindrom sweet, yaitu:
- Seks bebas. Keadaan ini membuat wanita lebih berisiko terkena sweet syndrome daripada pria.
- Orang berusia 30 sampai 60 tahun lebih berisiko mengalami sindrom sweet, meski tak menutup kemungkinan untuk terjadi di segala usia.
- Sweet syndrome terkadang dikaitkan dengan keganasan, seperti kanker darah (leukemia), kanker payudara, dan kanker usus besar.
- Sindrom sweet bisa saja terjadi setelah infeksi saluran pernapasan atas. Gejalanya mirip flu, sebelum akhirnya muncul ruam merah saat demam.
- Sindrom sweet berkaitan dengan radang usus.
- Kehamilan juga diduga berkaitan dengan sindrom sweet meski belum sepenuhnya terbukti.
- Orang yang lebih berisiko mengalami sindrom sweet. mengonsumsi obat-obatan azathioprine, antibiotik golongan tertentu, dan beberapa obat antiradang nonsteroid (NSAID) diduga.
Artikel Lainnya: Penyebab Munculnya Ruam Kulit Setelah Konsumsi Makanan Fermentasi
Komplikasi Akibat Sindrom Sweet
Pada beberapa pasien dengan sindrom sweet, gejala dan lesi dapat sembuh tanpa intervensi terapeutik. Namun, lesi dapat bertahan selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
Meski demikian, sindrom sweet juga dapat berujung pada komplikasi. Berdasarkan dr. Sara, komplikasi sindrom sweet berhubungan dengan kesehatan kulit.
“Penderitanya bisa mengalami infeksi pada ruam kulit. Dari gejalanya saja sudah membuat penderita tidak nyaman, apalagi jika sampai terjadi komplikasi,” ujar dr. Sara.
Pasien dengan sweet syndrome dapat mengembangkan komplikasi yang terkait dengan lesi mukokutan, atau secara tidak langsung berhubungan dengan sindrom sweet maupun keduanya.
Kemunculan Neutrophilic dermatosis berulang mungkin menandakan adanya sel kanker yang kambuh pada pasien dengan sindrom sweet.
Sindrom sweet adalah penyakit langka yang mesti diwaspadai siapa saja. Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami demam yang disertai dengan munculnya ruam.
Apabila Anda punya pertanyaan mengenai sweet syndrome atau kondisi kesehatan lainnya, tak perlu sungkan untuk berkonsultasi lebih lanjut kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi Klikdokter.
(NB/AYU)