Apakah Anda salah satu orang yang jarang mandi? Kebiasaan jorok ini kerap menghadirkan berbagai masalah kulit. Bahkan, ada anggapan jarang mandi bisa menyebabkan panu, apa benar?
Panu adalah infeksi jamur yang menyebabkan bercak pada kulit. Masalah kesehatan ini juga kerap disebut pityriasis versicolor dan cukup umum terjadi di masyarakat.
Untuk tahu fakta medisnya seputar panu akibat kebiasaan jarang mandi, simak di bawah ini!
Benarkah Jarang Mandi Bikin Panuan?
Menurut dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, ternyata jarang mandi memang bisa menyebabkan panu.
"Iya, jarang mandi bisa menjadi penyebab infeksi jamur di kulit atau yang sering juga disebut panu," ungkapnya.
Biasanya, mandi secara teratur dapat menghilangkan sel kulit mati dan jamur. Akan tetapi, pada cuaca panas dan lembap, jamur bisa tumbuh lebih cepat.
"Infeksi jamur di kulit sendiri bermacam-macam, tergantung areanya. Bisa di kepala, muka, badan, dan selangkangan. Rata-rata disebabkan oleh kondisi yang lembap dan kotor," kata dr. Astrid.
Saat jamur tumbuh, keseimbangan alami kulit terpengaruh. Warna normal kulit jadi berubah dan muncullah bintik-bintik.
Orang dengan kulit berminyak –terutama remaja dan dewasa muda– lebih mungkin terkena panu. Kondisi ini tidak menular dari orang ke orang lainnya.
Artikel lainnya: Mandi Saat Berkeringat, Boleh atau Tidak?
Hal-hal lain yang meningkatkan risiko terkena panu antara lain:
- Sistem kekebalan yang terganggu, hal ini dapat terjadi selama kehamilan atau karena beberapa penyakit.
- Obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid, antibiotik, atau pil KB.
Gejala panu meliputi bintik-bintik yang kecil dan datar berbentuk bulat atau oval. Lama-kelamaan, dapat membentuk bercak.
Bintik-bintik terjadi pada area kulit berminyak di dada bagian atas, punggung, atau lengan atas. Panu bisa juga muncul di bagian tubuh lainnya, seperti di paha atas, leher, atau wajah.
Bintik-bintik itu bisa berwarna lebih terang atau lebih gelap dibanding warna kulit di sekitarnya. Jika kulit Anda cenderung menjadi lebih gelap karena paparan sinar matahari, maka bintik-bintik tersebut mungkin lebih mudah terlihat karena tidak berubah menjadi cokelat.
Untuk orang-orang yang kulitnya lebih cerah, bintik-bintik itu mungkin lebih sulit dilihat.
Bintik-bintik yang muncul bisa berwarna putih, merah muda, merah, atau cokelat, tergantung warna kulit Anda. Bercak pada setiap orang biasanya hanya satu warna.
Lalu, kulit yang berbintik mungkin jadi bersisik. Kulit Anda pun bisa saja terasa gatal terutama saat kepanasan, namun hal ini tidak umum terjadi.
Artikel lainnya: Benarkah Berenang di Kolam Renang Berisiko Sebabkan Panu?
Pencegahan agar Panu Tidak Muncul
Sama seperti pencegahan masalah kulit lainnya, panu juga bisa dicegah dengan rajin mandi, mengeringkan tubuh dengan handuk sampai kering, serta pakai baju kering dan bersih.
"Hindari memakai pakaian ketat yang lama tidak diganti, misalnya skinny jeans yang pakai-gantung-pakai, jadi jarang dicuci," ungkap dr. Astrid.
Nah, kalau sudah keburu terkena panu, jangan tunda untuk segera diatasi. "Jika sudah terdiagnosis lesi kulitnya memang akibat infeksi jamur, maka harus diobati dengan obat antijamur dalam jangka waktu tertentu," jelas dr. Astrid.
"Obat antijamur ada yang dioles (berupa salep) atau diminum, tergantung jenis dan keparahan infeksinya," sambungnya.
Namun, sebelum menggunakan obat-obatan itu, Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter terlebih dahulu. Jadi, pengobatannya jelas dan tidak keliru.
Mulai sekarang, jangan sampai malas mandi, ya! Bila kebiasaan buruk tersebut dipertahankan, masalah kulit seperti panu dapat menghampiri. Konsultasi ke dokter kulit bisa lebih mudah pakai Live Chat dari KlikDokter.
(FR/JKT)