Kulit kering dan dehidrasi punya banyak tanda dan gejala yang sama, tapi sebetulnya sangat berbeda. Kedua hal ini bisa menyebabkan gejala atau keluhan yang sama, yaitu kulit terasa kering, kencang, tampak bersisik, gatal, dan sensitif. Nah, mengenali perbedaan kulit kering dan dehidrasi sangat penting karena penanganan antara keduanya pun berbeda.
Kulit kering
Kulit kering merupakan salah satu tipe kulit selain dari kulit normal, berminyak, atau kombinasi. Tipe kulit bisa diturunkan secara genetik, dan biasanya sudah ada sejak lahir dan bersifat permanen. Pada kulit kering bawaan biasanya ditandai dengan kulit kering yang dapat ditemukan di berbagai area tubuh, termasuk tangan, kulit kepala, kaki, dan lain-lain.
Selain karena faktor genetik, kulit kering juga dapat terjadi karena proses penuaan alami. Aktivitas dari kelenjar minyak akan berkurang seiring bertambahnya usia. Produksi minyak yang berkurang ini mengakibatkan kulit menjadi kering.
Kulit kering terjadi akibat kecenderungan tidak memadainya produksi minyak alami pada kulit. Kondisi lain yang juga bisa berkaitan dengan kulit kering yaitu penerapan diet rendah lemak, gangguan hormonal, atau penyakit seperti hipotiroid. Kondisi-kondisi tersebut dapat menghambat produksi sebum atau minyak kulit yang pada akhirnya kulit menjadi kering.
Ciri dari tipe kulit kering adalah kurangnya kelembapan sehingga kulit jadi terlihat dan teraba kasar, kering, bersisik, mengelupas, ada serpihan putih, kemerahan, dan mudah iritasi. Pemilik tipe kulit ini juga akan lebih rentan terhadap penuaan dini.
Meski tipe kulit kering ini tidak bisa diubah, tapi kondisinya dapat ditingkatkan dengan menggunakan produk yang tinggi kandungan minyak (seperti pada berbagai produk khusus kulit kering) ke dalam rutinitas perawatan kulit topikal (oles).
Kulit dehidrasi
Beda dengan kulit kering, kulit dehidrasi sifatnya sementara. Kondisi dehidrasi menandakan kulit mengalami kekurangan air pada lapisan terluar kulit, yaitu stratum korneum. Kulit dehidrasi dapat dialami semua orang tanpa terkecuali. Bahkan, Anda dengan tipe kulit berminyak pun dapat mengalami kondisi ini.
Dehidrasi pada kulit dapat disebabkan oleh banyak hal, utamanya akibat faktor eksternal. Hal ini meliputi cuaca, polusi, penggunaan produk yang tidak tepat, makeup, pengobatan, diet, dan pilihan gaya hidup seperti minum minuman beralkohol ataupun kafein. Semua faktor tersebut dapat mengurangi jumlah kadar air pada kulit sehingga rentan mengalami dehidrasi.
Saat kulit mengalami dehidrasi, tubuh akan secara otomatis memberi respons untuk memproduksi lebih banyak minyak untuk menggantikan kadar air yang hilang. Respons inilah yang dapat menyebabkan timbulnya breakout (munculnya jerawat atau komedo, biasanya akibat reaksi penolakan ketidakcocokan kulit terhadap kandungan tertentu dalam produk atau eksfoliasi berlebihan), iritasi, dan bercak kering pada kulit. Kondisi ini juga dapat menyebabkan kulit terasa berminyak dan kering pada saat yang bersamaan.
Ciri lain yang dapat ditemukan pada kondisi kulit yang dehidrasi meliputi: kulit tampak kusam, terasa kencang, teraba kasar, sensitif, gatal, dapat muncul garis halus, lingkaran bawah mata tampak lebih hitam, mata cekung, dan muncul tanda penuaan lebih cepat seperti kulit kendur dan kerutan yang dalam.
Kunci utama untuk menangani kondisi ini yaitu dengan mengembalikan hidrasi kulit dan mengubah gaya hidup secara tepat dengan menghindari faktor-faktor penyebab. Penggunaan produk kaya air dalam perawatan kulit topikal juga dapat membantu menangani kondisi kulit yang dehidrasi.
Sekarang Anda sudah memahami perbedaan mendasar antara kulit dan dehidrasi. Supaya penanganannya maksimal, Anda disarankan mengunjungi dokter agar permasalahan kulit yang Anda alami bisa diatasi sesuai dengan penyebabnya.
[RN/ RVS]