Cacar air alias chickenpox merupakan penyakit kulit yang sering diderita oleh anak-anak. Akan tetapi, penyakit yang ditandai dengan ruam dan lepuh berisi cairan ini juga bisa dialami orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar air sebelumnya.
Penyakit menular ini biasanya akan muncul pertama kali di dada, punggung, dan wajah, kemudian baru menyebar ke seluruh tubuh. Lalu, apa penyebab cacar air? Cacar air disebabkan oleh infeksi virus Varicella-zoster.
Untuk tahu lebih jelasnya, simak selengkapnya penyebab penyakit cacar air dan faktor risikonya berikut ini:
Penyebab Cacar Air
Dokter Dyah Novita Anggraini menjelaskan, cacar air disebabkan oleh paparan infeksi virus Varicella-zoster.
Jenis virus yang satu ini sangat menular dan bisa menyebar cepat lewat udara, terutama pada orang yang belum pernah menderita penyakit tersebut ataupun belum pernah mendapatkan vaksin cacar air.
Varicella-zoster termasuk dalam kelompok virus herpes. Oleh karena itu, ketika terkena cacar air, penderita berisiko mengalami komplikasi yang disebut herpes zoster.
Faktor Risiko Cacar Air
Cacar air merupakan penyakit yang mudah menular. Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan tingkat penularannya semakin tinggi. Berikut ini faktor risiko penularan cacar air.
1. Kontak Dekat dengan Penderita
Sudah menjadi rahasia umum bahwa cacar air bisa menular dengan cepat. Menurut dr. Dyah Novita, virus penyebab penyakit cacar air bisa menyebar ketika penderita batuk atau bersin.
“Selain itu, seseorang juga bisa terkena cacar air ketika kontak langsung dengan lendir, air ludah, atau cairan dari luka lepuh penderita,” tuturnya.
Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention, dibutuhkan waktu sekitar 2 minggu (10-21 hari) bagi seseorang untuk terinfeksi cacar air setelah terpapar dari penderita.
Artikel Lainnya: Langkah Tepat Mengobati Cacar Air pada Orang Dewasa
2. Daya Tahan Tubuh Lemah
Orang dengan penurunan kekebalan tubuh dapat mudah tertular cacar air. Terdapat kemungkinan orang dengan daya tahan tubuh rendah bisa mengalami infeksi cacar air yang lebih parah.
Bahkan, orang dengan gangguan fungsi imunitas atau immunocompromised, seperti penderita leukemia, defisiensi imun, atau masalah sistem imun lainnya, kemungkinan akan mendapatkan lesi cacar air lebih banyak dan berkembang selama lebih dari tujuh hari.
Tak hanya itu, penderita juga bisa mengalami cacar air dalam jangka waktu lama.
Pada pengidap HIV/AIDS, cacar air akan muncul berbentuk kumpulan lesi selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Lesi ini nantinya bisa berkembang menjadi nekrotik (sel dan jaringan yang mati), krusta (koreng), dan hiperkeratotik (penebalan lapisan luar kulit).
3. Tidak Memiliki Antibodi Varicella-Zoster
Orang yang belum pernah menderita cacar air ataupun belum mendapatkan vaksin cacar air berisiko tinggi terkena cacar air.
Kebanyakan, orang yang pernah menderita cacar air ataupun telah divaksinasi akan kebal terhadap infeksi virus Varicella-zoster. Meski beberapa orang bisa terkena cacar air lebih dari sekali, tapi kondisi ini sangat jarang terjadi.
Seseorang yang telah mendapatkan vaksin tapi masih terkena cacar air, mungkin hanya mengalami gejala ringan.
Artikel Lainnya: Cacar Air, Sebaiknya Mandi Air Hangat atau Air Dingin?
Untuk mencegah terkena cacar air, #JagaSehatmu dan pahami penyebab cacar air. Hindari kontak atau berdekatan dengan orang yang diketahui sedang sakit cacar air.
Bila mengalami gejala seperti munculnya lepuh yang berisi cairan, segera periksakan diri ke dokter kulit, ya! Gunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter supaya konsultasi dan tebus obat lebih praktis.
(FR/JKT)
- Centers for Disease Control and Prevention. Diakses 2022. Chickenpox Transmission.
- Mayo Clinic. Diakses 2022. Chickenpox.
- Universitas Gadjah Mada. Diakses 2022. People with Low Immunity Level Should Be on Alert Against Chickenpox.