Dermatitis herpetiformis alias penyakit Duhring merupakan peradangan kulit kronis yang menyebabkan ruam kemerahan. Ruam kulit ini berupa benjolan yang terasa gatal, melepuh, dan menimbulkan lecet.
Gangguan kulit akibat dermatitis herpetiformis umumnya menjangkiti area lutut, pantat, siku, hingga kulit kepala.
Berdasarkan Cleveland Clinic, AS, dermatitis herpetiformis juga diidap sekitar 10-25 persen penderita celiac. Komplikasi celiac mencetuskan penyakit Duhring, karenanya gangguan kulit ini dijuluki pula sebagai ruam celiac atau ruam gluten.
Apa penyebab dermatitis herpetiformis sesungguhnya? Mengapa peradangan kulit ini berkelindan dengan penyakit celiac?
Artikel Lainnya: Benarkah Cegah Penyakit Autoimun Bisa dengan Cek Kesehatan?
Penyebab Dermatitis Herpetiformis
Menurut dr. Reza Fahlevi, penyebab dermatitis herpetiformis belum diketahui secara jelas. Meski begitu, sejumlah ahli menduga dermatitis herpetiformis disebabkan oleh reaksi autoimun ketika seseorang mengonsumsi makanan berbahan gluten.
Gluten adalah jenis protein yang terkandung di dalam biji-bijian dan ditemukan pada olahan makanan berbahan gandum dan jelai, seperti roti, sereal, maupun pasta.
Sementara, autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan (imun) menyerang sel-sel sehat. Pada penderita penyakit Duhring, autoimun memicu sistem kekebalan memproduksi antibodi IgA.
Jenis antibodi yang terlibat dalam reaksi alergi gluten lantas disimpan di dalam kulit. Hal inilah yang menyebabkan penderita dermatitis herpetiformis mengalami gejala berupa ruam kulit kemerahan yang gatal, menonjol, lepuh, dan lecet.
Karena dipicu oleh alergi gluten, Duhring disease kerap dikaitkan dengan celiac, yaitu penyakit autoimun herediter (diturunkan secara genetis) yang menjangkiti usus kecil. Sama seperti dermatitis herpetiformis, salah satu gejala celiac adalah alergi gluten.
Artikel Lainnya: Pil Potassium Iodide Bisa Menangkal Efek Radiasi Nuklir, Benarkah?
Bagaimana Dermatitis Herpetiformis Menyebar?
Dermatitis herpetiformis merupakan peradangan kulit akibat kondisi autoimun yang dapat menjangkiti siapa pun. Kendati demikian, gangguan kulit ini tidaklah menular.
Hanya saja, terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terjangkit dermatitis herpetiformis.
Masih mengutip Cleveland Clinic, penyakit Duhring berisiko tinggi diidap oleh orang keturunan Eropa bagian utara.
Peradangan kulit tersebut juga lebih berisiko dialami pria berusia 30-40 tahun. Tetapi, wanita juga dapat terkena kondisi itu.
Duhring disease juga berisiko besar dialami orang dengan riwayat keturunan pengidap penyakit autoimun, seperti anemia pernisiosa, penyakit tiroid, vitiligo, diabetes tipe 1, alopecia areata, dan penyakit Addison.
Hal tersebut terjadi karena individu dengan riwayat keturunan pengidap penyakit autoimun diwariskan gen HLA-DQ2 dan HLA-DQ8.
Faktor lainnya yang bisa memicu perkembangan dermatitis herpetiformis adalah penyakit celiac. Nyaris semua penderita penyakit Duhring menderita celiac.
Kendati demikian, umumnya orang dengan celiac yang mengalami dermatitis herpetiformis tidak mengalami gangguan pencernaan yang lazimnya dialami penderita celiac, misalnya diare, kram, kembung, sembelit, dan nyeri perut.
Itu dia penyebab dermatitis herpetiformis. Jika ingin tanya lebih lanjut seputar masalah kulit lainnya, konsultasi kepada dokter kulit via Live Chat di aplikasi KlikDokter.
(FR/JKT)
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses 2022. Dermatitis Herpetiformis.
Ditinjau oleh Reza Fahlevi